Perang Melawan Rusia Berlarut-larut, Ibu Negara Ukraina Takut Dunia Tak Lagi Beri Perhatian
Ibu negara Ukraina, Olena Zelenska, khawatir dunia tak lagi memperhatikan perang yang tengah melanda Ukraina.
Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Ibu negara Ukraina, Olena Zelenska, khawatir dunia tak lagi memperhatikan perang yang tengah melanda Ukraina.
Sudah 18 bulan sejak Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina.
Seiring berjalannya waktu, Olena Zelenska merasa orang-orang kadang sudah enggan untuk membicarakan kelelahan yang diderita Ukraina.
Oleh sebab itu, ia berpesan kepada masyarakat dunia untuk tak berhenti membantu perjuangan Ukraina.
Baca juga: Biografi: Elon Musk Perintahkan Starlink Dimatikan saat Ukraina Serang Kapal Rusia
"Inilah topik keberadaan kita. Kita tidak bisa berhenti berjuang untuk diri kita sendiri," kata Olena Zelenska dilansir ABC News.
"Jadi pesan saya, tolong jangan berhenti membantu kami berjuang," tuturnya.
Baru-baru ini, Ukraina menjadi tuan rumah The Summit of First Ladies and Gentlemen pada hari Rabu (6/9) waktu setempat.
The Summit of First Ladies and Gentlemen adalah sebuah asosiasi internasional pasangan para pemimpin tertinggi dunia.
Asosiasi tersebut didirikan oleh Zelenska pada 2021 lalu.
Pada pertemuan kali ini, mantan ibu negara AS dan Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton, ikut ambil bagian.
Pertemuan di Kyiv ini membahas soal kesehatan mental, terutama yang terjadi di Ukraina.
"Ini adalah masalah yang mendesak di seluruh dunia, tetapi jelas ini menjadi masalah yang membara di negara yang sedang berperang," ungkap Zelenska.
"Ketika setiap orang Ukraina menghadapi konsekuensi dari peristiwa yang kita semua saksikan," sambungnya.
Ia kemudian menjawab pertanyaan soal kesehatan mental suaminya, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Wanita berusia 45 tahun itu mengatakan bahwa masalah itu ingin selalu ia diskusikan dengan Volodymyr Zelenskyy.
"Dia termasuk dalam kategori orang-orang yang akan mencoba menghadapi segala sesuatunya sendiri. Sampai akhir," terang Zelenska.
"Sebenarnya dia adalah orang yang sangat tangguh dengan ketahanan yang tinggi."
"Tapi setiap orang terkadang butuh istirahat. Dia banyak berolahraga ketika ada kesempatan. Itu banyak membantunya," katanya.
Sejak Rusia melakukan invasi kepada Ukraina, Zelenska memang banyak membicarakan soal kesehatan mental, terutama dampak psikologis perang terhadap anak-anak.
Oleh karena itu, anak-anak di sekolah diberikan materi tambahan soal kesehatan mental.
Diharapkan mereka mampu membekali diri dengan ketahanan mental dalam menghadapi perang ini.
"Jam tambahan ditambahkan ke kurikulum sekolah untuk mengajari anak-anak tentang kesehatan mental mereka," jelas Zelenska
"Dan setiap guru akan memiliki kursus khusus untuk memberikan bantuan dan dukungan psikologis."
"Tujuannya adalah untuk membekali setiap anak dengan ketahanan mental," katanya.
Sementara itu, sebuah studi yang dilakukan oleh UNESCO menemukan bahwa 75 persen anak-anak sekolah di Ukraina mengalami tingkat stres tertentu.
Kemudian, sekitar sepertiga remaja Ukraina telah didiagnosis menderita gangguan stres pasca-trauma.
(Tribunnews.com/Deni)