Kim Jong Un Akhirnya Bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, Ini yang akan Dibahas
Presiden Korea Utara, Kim Jong Un akhirnya bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Keduanya disebut-sebut akan membahas hubungan bilateral.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Korea Utara, Kim Jong Un akhirnya bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin pada Rabu (13/9/2023).
Vladimir Putin secara pribadi telah menyambut Kim Jong Un di Kosmodrom Vostochny.
Vladimir Putin datang ke Vostochny pada Rabu pagi, setelah kunjungan dua hari ke Forum Ekonomi Timur di Vladivostok.
Sementara itu pemimpin Korea Utara tiba di fasilitas tersebut dengan kereta lapis baja miliknya, setelah menyeberang ke wilayah Rusia pada Selasa pagi.
"Saya sangat senang bertemu Anda," kata Putin, dikutip dari RT.
Kim Jong Un pun lantas berterima kasih kepada Putin atas undangan tersebut dan sambutan yang sangat hangat.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-567: Pertemuan Kim Jong Un dan Vladimir Putin Masih Rahasia
Lantas, apa yang akan dibahas oleh kedua pemimpin ini?
Menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Kim Jong Un meyakini kunjungannya ke Rusia yang pertama dalam empat tahun terakhir, menggambarkan pentingnya hubungan strategis antara kedua negara.
Pernyataan itu disampaikan setibanya Kim di stasiun Khasan di Wilayah Primorye Timur Jauh Rusia.
Di sana, ia disambut oleh para pejabat Rusia, termasuk Menteri Sumber Daya Alam Rusia, Alexander Kozlov.
Dikutip dari TASS, Kim mengatakan bahwa dirinya sangat senang bisa berkunjung ke Rusia lagi setelah kunjungannya pada 2019 silam.
Baca juga: Bukan Kereta Biasa yang Dipakai Kim Jong Un ke Rusia, Isi Kereta Bak Hotel Dilengkapi Antipeluru
"(Kunjungan ini) merupakan wujud nyata dari pendirian WPK (Partai Pekerja Korea) dan pemerintah DPRK yang memprioritaskan kepentingan strategis hubungan DPRK-Rusia," kata Kim.
Menurut KCNA, tujuan kunjungan pemimpin Korea Utara ke Rusia adalah untuk membawa hubungan persahabatan ke tingkat yang lebih tinggi.
Ia berterima kasih kepada pihak Rusia atas sambutan hangatnya dan menyampaikan harapan terbaiknya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, angkatan bersenjata, dan rakyat Rusia.
Pentingnya Pertemuan Kedua Negara
Putin dan Kim diperkirakan akan membahas potensi kesepakatan senjata yang memungkinkan Pyongyang memasok senjata untuk digunakan Moskow dalam perang Ukraina.
Baca juga: Kim Jong Un dan Putin akan Bertemu, Begini Sejarah Hubungan Korea Utara dan Rusia dari Tahun 1945
Kedua pemimpin tiba di Kosmodrom Vostochny, tempat peluncuran roket luar angkasa Rusia.
Seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, Leif-Eric Easley mengatakan, lokasi pertemuan keduanya sangat penting.
"Pertemuan di pelabuhan antariksa timur Rusia sangat provokatif karena menunjukkan bahwa Putin mungkin menawarkan teknologi peluncuran satelit yang melanggar sanksi sebagai imbalan atas amunisi Korea Utara yang akan digunakan Moskow dalam perang ilegal di Ukraina," katanya kepada CNN.
Moskow membutuhkan pasokan amunisi dan peluru baru setelah lebih dari 18 bulan perang di Ukraina telah menyebabkan militernya terpukul.
Sementara Korea Utara yang telah menghadapi sanksi internasional selama bertahun-tahun atas program senjata nuklirnya, kekurangan pasokan, mulai dari uang hingga teknologi rudal.
Baca juga: Kim Jong Un Dilaporkan Sudah Sampai di Rusia, Berikan Dukungan Militer untuk Moskow?
Teknologi luar angkasa juga menjadi prioritas Korea Utara, yang telah mencoba dan gagal meluncurkan satelit mata-mata ke orbit.
Kim juga menekankan peran satelit militer sebagai sarana untuk melindungi keselamatan nasional dan stabilitas teritorial, serta telah berbicara tentang nilai strategisnya ketika mengerahkan kekuatan militer terlebih dahulu.
Sesaat sebelum pertemuan mereka, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek, menurut pihak berwenang Korea Selatan.
Para ahli mengatakan kepada CNN bahwa sangat tidak biasa bagi Korea Utara untuk meluncurkan rudal bersama Kim ke luar negeri.
Meskipun Easley mengatakan Pyongyang mungkin berusaha menunjukkan bahwa militer mempertahankan kesiapan dengan komando dan kendali yang tidak terputus.
Baca juga: Pemimpin Korut Kim Jong Un Temui Vladimir Putin di Vladivostok, Apa yang Mereka Bicarakan?
"Mulai tahun 2019, Kim secara umum mulai lebih lepas tangan dalam pengujian dan latihan, dengan banyak peluncuran yang dilakukan tanpa kehadirannya yang jelas."
"Peluncuran ini bisa saja dilakukan berdasarkan perintah tetap," ujar peneliti senior Program Kebijakan Nuklir di Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.