Pembunuh dan Penyiksa Tentara Bayaran Inggris di Ukraina Ternyata Kompatriot Sendiri
Kasus penyiksaan dan pembunuhan seorang tentara bayaran asal Inggris Raya yang berjuang untuk Ukraina, Jordan Chadwick (31) akhirnya terungkap.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kasus penyiksaan dan pembunuhan seorang tentara bayaran asal Inggris Raya yang berjuang untuk Ukraina, Jordan Chadwick (31) akhirnya terungkap.
Pelakunya bukanlah tentara Rusia yang diperanginya, tetapi kompatriotnya asal Inggris.
Dikutip dari The Sun, Jordan Chadwick yang bertempur bersama pasukan Kiev yang ditemukan tewas pada bulan Juni lalu.
Baca juga: Zelensky: Putin adalah Hitler Kedua, Rusia akan Invasi Baltik jika Ukraina Kalah
Mantan anggota Pengawal Skotlandia, yang bertempur di unit intelijen militer Ukraina.
Mayatnya dilaporkan ditemukan di perairan dengan tangan terikat di belakang punggung.
Pemerintah Inggris mengkonfirmasi kematiannya bulan ini setelah jenazahnya dipulangkan.
Akan tetapi nama pelakunya belum disebutkan.
“Rekan-rekannya yang ketakutan” mengidentifikasi pejuang Inggris lainnya sebagai kemungkinan pembunuhnya bagi penyelidik Ukraina, kata laporan itu.
Dikatakan bahwa air di paru-paru Chadwick tidak sesuai dengan air di kolam tempat dia ditemukan.
Dia diduga diberi waterboarding sebelum dibunuh dan dibuang.
Chadwick, yang bertugas di Angkatan Darat Inggris dari tahun 2011 hingga 2015, melakukan perjalanan ke Ukraina pada bulan Oktober lalu untuk bergabung dengan Legiun Internasional Kiev. Dia adalah satu dari puluhan warga Inggris yang tewas dalam konflik tersebut.
Baca juga: Komandan Pasukan Elite Airborne Rusia Tewas, Tentara Ukraina Lenyapkan Kolonel Andrei Kondrashki
Selain Jordan Chadwick, relawan Inggris lainnya, Daniel Burke, yang diduga kematiannya tidak terkait dengan aksi garis depan, terakhir kali terlihat hidup pada bulan Agustus beberapa mil dari medan perang, menurut media Inggris.
Dikutip dari Russia Today, satu mayat yang ditemukan di kuburan dangkal setelah mendapat informasi dari polisi Ukraina mungkin adalah milik Burke, laporan pers mengklaim minggu lalu. Penyelidik tampaknya sedang menunggu analisis DNA.
Burke bertugas sebagai penerjun payung di Angkatan Darat Inggris dari tahun 2007 hingga 2009. Pada tahun 2017, ia pergi ke Suriah untuk bergabung dengan milisi Kurdi saat mereka berperang melawan kelompok teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).
Dia kemudian menghadapi tuduhan terorisme di Inggris karena diduga memfasilitasi upaya orang lain untuk pergi ke Suriah di tengah kampanye Turki melawan Kurdi, namun kasus tersebut dibatalkan pada tahun 2020.