Perang Israel-Palestina Memanas, Hizbullah Ikut-ikutan, Pasukan Penjaga Perdamaian Tetap di Posisi
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon diminta untuk tetap berada di posisi setelah Hizbullah melancarkan serangan ke wilayah Israel.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) yang ditempatkan di sepanjang perbatasan selatan Lebanon diminta untuk tetap di posisi.
Para pasukan UNIFIL ini diminta untuk memanfaatkan "mekanisme penghubung dan koordinasi untuk menurunkan ketegangan".
Permintaan ini muncul setelah UNIFIL mengkonfirmasi adanya baku tembak antara Hizbullah di Lebanon dengan Israel.
UNIFIL mendeteksi beberapa roket yang ditembakkan dari tenggara Lebanon menuju Israel, diikuti oleh tembakan artileri dari Israel menuju Lebanon.
Dikutip dari The Times of Israel, Hizbullah telah melepaskan tembakan ke posisi Israel di kawasan Gunung Dov yang disengketakan di sepanjang perbatasan.
UNIFIL mengatakan pihaknya melakukan kontak dengan pihak berwenang di kedua sisi perbatasan di semua tingkatan "untuk mengatasi situasi dan menghindari eskalasi yang lebih serius".
Baca juga: Hizbullah Bikin Israel Tambah Mendidih Tembaki Perbatasan Dengan Mortir
"Kami menjalin kontak dengan pihak berwenang di kedua sisi Jalur Biru, di semua tingkatan, untuk mengatasi situasi ini dan menghindari eskalasi yang lebih serius," kata UNIFIL melalui akun X mereka.
"Pasukan penjaga perdamaian kami tetap pada posisi dan tugas mereka. Mereka terus bekerja, beberapa dari tempat penampungan demi keselamatan mereka," lanjutnya.
Jet Tempur Israel Targetkan Kepala Intelijen Hamas
Angkatan Udara Israel mengatakan jet tempurnya telah menyerang "kompleks milik kepala departemen intelijen di Hamas".
Pesawat-pesawat Israel telah menyerang sejumlah sasaran di Jalur Gaza sejak militan menyeberang ke wilayah Israel pada hari Sabtu.
Baca juga: Mengenal Hamas, Kelompok Muslim Mayoritas di Palestina yang Perang dengan Israel
Pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 250 orang telah tewas.
"Beberapa waktu lalu, jet tempur IAF menyerang kompleks milik kepala departemen intelijen organisasi teroris Hamas. IAF saat ini terus menyerang sasaran teror di Jalur Gaza." tulis Angkatan Udara Israel melalui X.
Sumpah Israel
Kekhawatiran akan invasi darat besar-besaran ke Gaza semakin meningkat setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berjanji untuk mengubah daerah kantong Palestina yang terkepung menjadi "pulau terpencil".
Janji tersebut muncul setelah orang-orang bersenjata dari Hamas, yang menguasai Gaza, mengamuk di kota-kota Israel dan membunuh sedikitnya 250 orang pada hari Sabtu.
Baca juga: Prabowo Subianto Pimpin Ratas Bahas Kondisi Perang Palestina-Israel, Urung Hadiri Acara di Jaksel
Militer Israel membalas dengan serangan balasan yang menghancurkan di Gaza, menewaskan lebih dari 230 warga Palestina di jalur yang diblokade.
Pasukan Israel masih membom Gaza dan bertempur dengan kelompok bersenjata Hamas di beberapa bagian Israel selatan pada Minggu dini hari.
Dikutip dari Al Jazeera, Hamas mengatakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya melalui darat, udara, dan laut merupakan respons terhadap penodaan Masjid Al Aqsa serta kekejaman Israel terhadap warga Palestina selama beberapa dekade.
Hal ini termasuk blokade Gaza selama 16 tahun, serangan Israel di kota-kota Tepi Barat selama setahun terakhir, peningkatan serangan pemukim terhadap warga Palestina, serta pertumbuhan pemukiman ilegal.
Seorang komandan militer Hamas, Mohammed Deif mengatakan, waktunya telah tiba "bagi musuh untuk memahami".
Baca juga: Reaksi Rusia, Ukraina, AS, Iran hingga Turki atas Serangan Terbesar Hamas Palestina terhadap Israel
"Mereka tidak dapat terus berjalan tanpa konsekuensi," katanya.
Para pemimpin Hamas mengatakan serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.
Netanyahu, yang telah menyatakan "keadaan perang" dan memanggil pasukan cadangan militer, berjanji untuk melawan Hamas sampai akhir.
Dia mengatakan kepada warga Palestina di Gaza yang berada di bawah blokade darat, udara, dan laut Israel untuk segera meninggalkan wilayah tersebut.
"Kami akan melakukan pembalasan besar atas hari kelam ini," kata pemimpin Israel itu dalam pidatonya yang disiarkan televisi.
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Meradang: Kami akan Ubah Gaza Jadi Pulau Terpencil
"Kami akan membalas dendam untuk semua anak muda yang kehilangan nyawa mereka. Kami akan menargetkan semua posisi Hamas. Kami akan mengubah Gaza menjadi pulau terpencil."
"Kepada warga Gaza, saya ucapkan. Anda harus pergi sekarang. Kami akan menargetkan setiap sudut jalur tersebut," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Whiesa)