7.000 Nama Korban Palestina Dirilis, Aktivis Marah karena Joe Biden Ragukan Data RS di Gaza
Sekitar 7.000 nama korban jiwa Palestina dirilis oleh Kemenkes Gaza. Aktivis marah kepada Presiden AS Joe Biden yang meragukan data RS di Gaza.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
Yara Asi: AS Dukung Genosida di Gaza
Baca juga: Ancam Rudal Langsung Haifa, Komandan Garda Revolusi Iran: Tentara Israel akan Terkubur di Gaza
Yara Asi, pakar kesehatan masyarakat Palestina-Amerika di Universitas Central Florida, menyebut pernyataan presiden AS tersebut mengerikan.
“Membantah angka-angka tersebut benar-benar hanya melibatkan Israel dalam hal ini, dan merupakan cara lain yang tidak memanusiakan warga Palestina,” kata Yara Asi.
Menurut Yara Asi, Joe Biden mengabaikan jumlah korban di Gaza karena ia akan terus mendukung genosida dan mencari cara untuk membenarkannya.
"Jika Anda meragukan jumlah korban jiwa di Palestina namun tidak melakukan investigasi, artinya Anda menganggap kematian ini tidak menjadi masalah karena Anda akan tetap mendukung hal ini dan mencari cara untuk membenarkannya," katanya.
Kementerian Kesehatan Palestina Pakai Data dari Rumah Sakit
Baca juga: Kisah Para Ibu Hamil di Gaza: Kebingungan Bagaimana Nanti Melahirkan di Tengah Bombardir Israel
Omar Shakir, Direktur Israel dan Palestina di Human Rights Watch (HRW), mengatakan data Kementerian Kesehatan Palestina memiliki kemiripan angka korban dengan penelitian HRW sendiri di masa lalu.
“Human Rights Watch telah bekerja di wilayah pendudukan Palestina selama tiga dekade. Kami telah meliput serangkaian eskalasi dan permusuhan, dan kami selalu menemukan bahwa angka-angka dari Kementerian Kesehatan secara umum dapat diandalkan,” kata Omar Shakir.
Ia mengatakan Kementerian Kesehatan Palestina memiliki akses terhadap data dari rumah sakit dan kamar mayat, yang memungkinkannya untuk menilai jumlah korban tewas dengan lebih akurat.
Jumlah korban yang dirilis tidak termasuk orang yang terbunuh dan tidak dibawa ke rumah sakit atau didaftarkan di kamar mayat.
Lebih lanjut, Omar Shakir mengatakan jumlah tersebut sangat mungkin karena Israel menjatuhkan ribuan bom di Gaza, termasuk 6.000 bom dalam enam hari pertama saja.
"Kami telah melihat citra satelit. Kami telah melihat apa yang terjadi. Angka-angka yang keluar dari Kementerian Kesehatan Palestina bukan tanpa alasan," kata Omar Shakir.
"Mereka (jumlah korban) berada dalam jangkauan yang diharapkan dari serangan udara dengan intensitas sebesar ini," lanjutnya.
Sementara itu, badan PBB yang menangani masalah kemanusiaan atau United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), mengatakan mereka bergantung dari angka yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Palestina untuk mengetahui jumlah korban jiwa.