Internet dan Layanan Telepon di Gaza Kembali Normal setelah 2 Hari Terputus
Jaringan internet dan layanan telepon di Gaza secara bertahap pulih setelah 2 hari terputus secara tiba-tiba di tengah pemboman besar-besaran Israel.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Jaringan internet dan layanan telepon di Gaza secara bertahap pulih setelah 2 hari terputus secara tiba-tiba di tengah pemboman besar-besaran Israel.
Sebelumnya, layanan telepon di Gaza terputus sejak hari Jumat malam.
Terputusnya layanan telepon dan internet di Gaza ini bertepatan ketika Israel memperluas operasi darat dan melancarkan serangan udara intensif yang menerangi langit malam dengan kilatan cahaya oranye., dikutip dari AP News.
Meskipun begitu, jarang sekali warga Palestina yang memiliki kartu SIM internasional atau telepon satelit mengambil tindakan sendiri untuk menyebarkan berita tersebut.
Paltel Group, yang menyediakan layanan komunikasi di Gaza, mengatakan pada hari Minggu bahwa layanan telepon rumah, seluler dan internet secara bertahap dipulihkan setelah terganggu oleh 'agresi yang berkelanjutan'.
“Tim teknis kami dengan tekun mengatasi kerusakan pada infrastruktur jaringan internal dalam kondisi yang menantang,” kata telekomunikasi itu dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Tolak Gencatan Senjata: Tidak akan Terjadi
Selama pemboman Israel, media sosial menjadi jalur penyelamat bagi warga Palestina yang ingin mendapatkan berita dan berbagi penderitaan mereka.
Sementara itu, salah satu jurnalis yaitu Ashraf Abu Amra di Gaza utara mengatakan kepanikan karena tidak dapat mengirim pesan.
“Hampir tidak mungkin mengirim pesan ini,” katanya, dikutip dari APNews.
“Yang ingin saya sampaikan adalah komunitas internasional harus segera turun tangan dan menyelamatkan rakyat Gaza dari kematian.”
Kemudian jurnalis lainnya yang memposting setiap hari di media sosial menelusuri wilayah seluas 360 kilometer persegi (140 mil persegi) untuk menemukan koneksi yang tidak stabil.
Beberapa diantaranya pindah lebih dekat ke perbatasan selatan dengan Mesir.
Mereka berharap dapat memanfaatkan jaringan negara tersebut.
Sementara beberapa lainnya memiliki kartu SIM asing dan router khusus yang terhubung ke jaringan Israel.
Organisasi hak asasi manusia termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch telah memperingatkan bahwa kurangnya komunikasi di wilayah kantong tersebut menghambat upaya untuk mendokumentasikan kejahatan perang dan pelanggaran lainnya, dikutip dari AlJazeera.
Pada hari Sabtu, Elon Musk mengatakan dia akan menawarkan layanan internet satelit Starlink kepada 'organisasi bantuan yang diakui secara internasional' di Gaza.
Namun penawaran Elon Musk tersebut memicu protes dari Israel.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel