Hamas Komentari AS yang Ingin Bentuk Pemerintahan di Jalur Gaza jika Israel Menang
Hamas mengomentari AS yang ingin membentuk pemerintahan di Jalur Gaza jika Israel menang melawan Hamas. Menlu AS Antony Blinken beri beberapa opsi.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Hamas membalas komentar Amerika Serikat (AS) mengenai masa depan Jalur Gaza jika Hamas kalah dalam perang.
Menurutnya, itu adalah gagasan yang tidak sopan dan tidak dapat diterima.
"Rakyat Palestina yang merdeka tidak dapat menerima perwalian dalam bentuk apa pun," kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Kamis (2/11/2023).
“Kami dengan jelas mengumumkan segala upaya terang-terangan AS untuk melakukan intervensi dan memaksakan realitas baru di Jalur Gaza akan ditolak sepenuhnya," katanya.
Hamas mengatakan rakyat Palestina akan menggunakan kekuatannya untuk mempertahankan diri dari pemerintahan boneka AS.
"Rakyat Palestina akan menghadapi dan menolaknya dengan segala cara yang mungkin, termasuk penggunaan kekuatan,” tambah pernyataan itu, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Korban Tewas dalam Perang Israel-Hamas Kini Capai 9.061 Orang
“Hanya rakyat Palestina yang berhak mengatur rumahnya dan tidak ada seorang pun yang berhak menentukan nasib, masa depan, dan kepentingannya," lanjutnya.
Hamas bertekad mendirikan Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
"Rakyat kami akan melanjutkan perjuangan mereka sampai mereka memulihkan hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya,” katanya.
AS Berencana Bentuk Pemerintahan Gantikan Hamas di Jalur Gaza
Baca juga: Joe Biden Serukan Jeda Perang Gaza setelah Diprotes Pemimpin Yahudi AS
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan AS dan negara-negara lain sedang mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk masa depan Jalur Gaza jika Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, digulingkan.
Rencana itu dibahas oleh AS dalam rapat Komite Alokasi Senat karena pemerintahan di Jalur Gaza akan kosong jika Hamas kalah dan Israel mengatakan tidak ingin menguasainya.
"Di antara kedua posisi tersebut terdapat berbagai kemungkinan permutasi yang sedang kami amati dengan cermat saat ini, seperti halnya negara-negara lain,” kata Antony Blinken, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Demonstran Sela Ucapan Anthony Blinken di Sidang Senat AS, Tolak Danai Israel
Ia mengusulkan kemungkinan perombakan Otoritas Palestina (PLO) yang memerintah di Tepi Barat, juga dapat berkuasa di Jalur Gaza menggantikan Hamas.
"Apa yang paling masuk akal pada suatu saat adalah Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi untuk memiliki pemerintahan atas Gaza," kata Antony Blinken.
Meski demikian, ia khawatir rencana itu akan sulit dicapai.
"Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah hal tersebut dapat dicapai," lanjutnya.
Ia lalu memberikan opsi lain dengan melibatkan badan internasional untuk membentuk pemerintahan di Jalur Gaza jika Hamas kalah dalam perangnya melawan Israel.
“Dan jika Anda tidak bisa, maka ada pengaturan sementara lainnya yang mungkin melibatkan sejumlah negara lain di kawasan. Ini mungkin melibatkan badan-badan internasional yang akan membantu menyediakan keamanan dan pemerintahan,” kata Antony Blinken.
Hamas Palestina vs Israel
Perang terbaru antara Hamas Palestina dan Israel terjadi setelah militan Hamas Palestina menyerang Israel melalui perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini.
Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan 1.538 warga Israel.
Sementara itu, lebih dari 9.061 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 3.760 anak-anak dan 2.326 perempuan dalam serangan balasan Israel di Gaza hingga Kamis (2/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel