Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Bantah Ditekan Barat untuk Negosiasi Damai dengan Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky membantah anggapan bahwa negara-negara barat menekan Kyiv untuk melakukan perundingan perdamaian dengan Rusia.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky membantah anggapan bahwa negara-negara barat menekan Kyiv untuk melakukan perundingan perdamaian dengan Rusia.
Pada hari Sabtu (4/11/2023), Zelensky membantah perang Ukraina dengan Rusia telah mencapai jalan buntu.
Zelensky menolak anggapan bahwa para pemimpin Barat sedang melobi untuk perundingan perdamaian.
"Waktu telah berlalu, masyarakat sudah lelah. Tapi ini bukan jalan buntu." kata Zelensky pada konferensi pers di Kyiv bersama presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dikutip dari The Guardian.
"Tidak seorang pun di antara mitra kami yang menekan kami untuk duduk bersama Rusia, berbicara dengannya, dan memberikan sesuatu," tambah Zelensky.
Tudingan ini bermula setelah NBC melaporkan bahwa para pejabat AS dan Eropa berunding dengan pemerintah Ukraina tentang kemungkinan negosiasi perdamaian dengan Rusia untuk mengakhiri perang.
Baca juga: AS Mulai Boncos Bantu Ukraina dalam Perang Lawan Rusia, Gedung Putih: Dana Mulai Habis
Minggu ini, Panglima Tertinggi Ukraina, Valerii Zaluzhnyi berbicara dengan Economist membahas soal perbandingan teknologi Rusia dengan Ukraina.
"Sama seperti perang dunia pertama, kita telah mencapai tingkat teknologi yang membuat kita menemui jalan buntu." ucapnya.
"Kemungkinan besar tidak akan ada terobosan yang mendalam dan indah," imbuhnya.
Saat ini perang sudah memasuki bulan ke-20.
Dan Ukraina sedang berjuang untuk mendapatkan kekuatan dalam serangan balasannya.
Zelensky masih secara rutin bertemu dengan para pemimpin Barat.
Ia mengatakan perang antara Israel dan Hamas juga telah mengalihkan perhatian dari Ukraina, dan mengatakan ini adalah "tujuan Rusia".
"Tentu saja, jelas bahwa perang di Timur Tengah, konflik ini, telah menghilangkan fokus perhatian (terhadap perang Rusia-Ukraina)." kata Zelenskiy.
"Kami telah berada dalam situasi yang sangat sulit dan hampir tidak ada fokus pada Ukraina." katanya.
"Saya sangat yakin kami akan mengatasi tantangan ini," tegas Zelenskiy.
Baca juga: DPR AS Setujui RUU Bantuan Khusus Israel Tanpa Ukraina, Joe Biden Siap Memveto
Zelensky menyampaikan hal itu ketika Von der Leyen mengunjungi Kyiv untuk membahas kemajuan Ukraina dalam bergabung dengan blok beranggotakan 27 negara tersebut.
Kyiv menerima status pencalonan UE beberapa bulan setelah Rusia menginvasi tahun lalu.
Para analis memperingatkan bahwa negara itu menghadapi jalan yang panjang dan sulit untuk menjadi anggota.
"Anda telah mencapai banyak pencapaian." kata Von der Leyen kepada Zelensky.
"Mereformasi sistem peradilan Anda. Membatasi cengkeraman oligarki. Menanggulangi pencucian uang dan masih banyak lagi." katanya.
"Kami tidak boleh lupa bahwa Anda sedang berperang dalam perang eksistensial, dan pada saat yang sama Anda sedang melakukan reformasi besar-besaran di negara Anda," tambahnya.
Para pendukung Ukraina, termasuk AS, menyatakan bahwa mereka siap mendukung Kyiv dengan dukungan militer dan keuangan selama diperlukan untuk mengalahkan Rusia.
Hampir semua negara anggota UE mendukung bantuan jangka panjang untuk Kyiv, hanya Hongaria dan Slovakia yang bertahan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)