Israel Diduga Punya 90 Hulu Ledak Nuklir Berbahan Plutonium
Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir, meskipun negara tersebut tidak mengakui atau menyangkal keberadaan persenjataan nuklir.
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang menteri dari partai ekstremis Otzma Yehudit mengatakan salah satu pilihan Israel saat perang sekarang ini adalah menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza.
Ketika ditanya dalam sebuah wawancara dengan Radio Kol Berama apakah bom atom nuklir harus dijatuhkan di daerah kantong tersebut, Menteri Warisan Budaya, Amichai Eliyahu mengatakan dijatuhkannya bom nuklir di jalur Gaza merupakan kemungkinan terbesarnya demi perdamaian kedua belah pihak.
Lalu benarkah Israel memiliki nuklir?
Dikutip dari situs resmi Center for Arms Control and Non-Proliferation Israel secara luas diyakini memiliki senjata nuklir, meskipun negara tersebut tidak mengakui atau menyangkal keberadaan persenjataan nuklir.
Israel bukan merupakan pihak dalam Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan belum menerima perlindungan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada beberapa prinsip kegiatan nuklirnya.
Kebijakan ketidakjelasan nuklir mereka secara umum telah ditoleransi baik oleh sekutu maupun musuh.
Kendati demikian sebagian besar pihak memperkirakan Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir berbasis plutonium dan telah memproduksi cukup plutonium untuk 100-200 senjata. Perkiraan ini cukup konsisten selama beberapa dekade, yang menunjukkan bahwa postur nuklir ditentukan oleh kebutuhan pencegahan dalam negeri Israel.
Dugaan kuat kepemilikan hulu ledak nuklir hanya dipergunakan oleh Israel untuk kelangsungan hidup dan tidak berupaya mengancam negara-negara bersenjata nuklir lainnya di seluruh dunia.
Dipercaya juga secara luas bahwa plutonium untuk program senjata nuklir Israel diproduksi oleh reaktor yang dibangun dengan bantuan Perancis. Reaktor riset IRR-2 di Pusat Penelitian Nuklir Negev biasa disebut dengan kota pemiliknya, Dimona.
Secara resmi, reaktor nuklir ini berkekuatan 26 megawatt, namun beberapa pihak berpendapat bahwa kapasitasnya terlalu rendah. Fasilitas ini tidak berada di bawah perlindungan IAEA. IRR-2 menjadi kritis pada bulan Desember 1963 dan kemungkinan besar membantu Israel memproduksi senjata nuklir pertamanya pada tahun 1966-1967, meskipun laporan ini belum dikonfirmasi secara resmi. Deklasifikasi dokumen sensitif pemerintah menunjukkan bahwa setidaknya pada tahun 1975 pemerintah AS yakin Israel memiliki senjata nuklir.
Masih sumir dan misteriusnya senjata nuklir Israel menjadi salah satu hambatan utama dalam pembentukan zona bebas senjata pemusnah massal di Timur Tengah. Janji global untuk menciptakan zona tersebut pada tahun 1995 sangat penting untuk menjamin perpanjangan NPT yang tidak terbatas. Tidak adanya zona tersebut saat ini menghadirkan tantangan berkelanjutan terhadap perjanjian penting ini.
Pakar militer Profesor Michael Clarke meyakini bahwa Israel mempunyai senjata nuklir. Menurutnya, kepemilikan senjata nuklir Israel sudah menjadi rahasia umum.
"Mereka pasti memilikinya, 100 persen (yakin)," kata Clarke dikutip dari SkyNews, Minggu(5/11/2023).
Clarke juga mengatakan bahwa Israel tidak akan pernah mengonfirmasi atau menyangkal kepemilikan mereka atas senjata nuklir.
Baca juga: BREAKING NEWS: Menteri Kabinet Israel Usul Bom Nuklir Dijatuhkan di Gaza
Diketahui data terakhir yang terkonfirmasi pada tahun 2023, tercatat ada delapan negara di dunia yang secara terbuka mengakui kepemilikannya atas senjata nuklir. Delapan negara tersebut adalah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, China, India, Pakistan, dan Korea Utara. (SkyNews/Center for Arms Control and Non-Proliferation)