Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

FDA Setujui Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia saat Virus Semakin Menyebar di AS dan Asia

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyutujui vaksin chikungunya yang pertama di dunia pada Kamis (9/11/2023), kemarin.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Suci BangunDS
zoom-in FDA Setujui Vaksin Chikungunya Pertama di Dunia saat Virus Semakin Menyebar di AS dan Asia
Twitter
Ilustrasi Nyamuk Chikungunya. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyutujui vaksin chikungunya yang pertama di dunia pada Kamis (9/11/2023), kemarin. 

TRIBUNNEWS.COM - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyutujui vaksin chikungunya yang pertama di dunia pada Kamis (9/11/2023), kemarin.

Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan nyamuk, menyebabkan demam dan nyeri sendi serta bisa berakibat fatal bagi bayi baru lahir.

Langkah ini dilakukan ketika regulator obat AS mengidentifikasi chikungunya sebagai 'ancaman kesehatan global yang sedang berkembang', dikutip dari Mint.

Vaksin Chikungunya dikembangkan oleh Valneva dari Eropa yang nantinya diberi nama Ixchiq.

Ixchiq, yang diberikan dalam dosis tunggal, mengandung virus chikungunya versi hidup yang dilemahkan.

FDA mengatakan, Ixchiq telah disetujui untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas dan berisiko tinggi tertular penyakit tersebut.

Baca juga: Uji Klinis Vaksin Chikungunya Catatkan Efisiensi Tinggi

Setelah dilakukan uji klinis terhadap 3.500 orang di Amerika Utara, vaksin tersebut memiliki beberapa efek samping.

Berita Rekomendasi

Di antaranya, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot dan sendi, demam, dan mual.

Persetujuan FDA diharapkan dapat mempercepat peluncuran vaksin secara global.

Kasus Chikungunya

Pada bulan September 2023, dilaporkan sektiar 440.000 kasus Chikungunya, termasuk 350 kematian, dikutip dari BBC.

Amerika Selatan dan Asia Selatan menjadi negara dengan jumlah kasus Chikungunya terbanyak tahun ini.

Pasalnya, saat ini belum ada obat khusus untuk mengatasi Chikungnya.

Pejabat senior FDA, Peter Marks, mengatakan virus ini dapat menyebabkan penyakit yang berkepanjangan.

“Infeksi virus chikungunya dapat menyebabkan penyakit parah dan masalah kesehatan berkepanjangan, terutama bagi orang lanjut usia dan individu dengan kondisi medis yang mendasarinya,” kata pejabat senior FDA Peter Marks.

Sejak tahun 2008, dilaporkan terdapat 5 juta kasus Chikungunya.

Gejala Chikungunya di antaranya, ruam, sakit kepala, dan nyeri otot.

Nyeri sendi bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Risiko tertular penyakit ini ada di beberapa negara tropis da subptropis seperti, Afrika, Asia Tenggara, dan sebagian wilayah Amerika.

Hal tersebut lantaran nyamuk pembawa virus chikungunya merupakan endemik di wilayah tersebut.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas