Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Helikopter Apache Israel Tewaskan Tentaranya Sendiri dan Warga Sipil Saat Serangan Hamas?

pilot helikopter Apache Israel sulit membedakan antara pejuang Hamas, penjarah Palestina yang mengenakan pakaian sipil, dan warga Israel.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Helikopter Apache Israel Tewaskan Tentaranya Sendiri dan Warga Sipil Saat Serangan Hamas?
tangkap layar twitter
Ratusan mobil yang hancur di lokasi Festival Nova berlangsung. Ada dugaan kalau jatuhnya banyak korban jiwa di pihak Israel saat serangan Hamas itu justru disebabkan oleh membabibutanya IDF. Festival Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri, hanya lima kilometer dari tembok pemisah Gaza. 

Helikopter Apache Israel Tewaskan Tentaranya Sendiri dan Warga Sipil Saat Serangan Hamas

TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel (IDF)  merilis rekaman drone yang menunjukkan ratusan mobil yang hangus dan rusak dipindahkan dari lokasi festival musik Nova.

Hal yang menarik, rilis rekaman ini dianggap blunder karena justru memberikan bukti lanjutan kalau pasukan Israel kemungkinan besar justru membunuhi banyak orang di antara mereka saat Operasi Banjir Al-Aqsa oleh Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Baca juga: Israel Bombardir 3 Rumah Sakit di Gaza, 6 Orang Tewas akibat Serangan di Kompleks RS al-Shifa

Ulasan di RT pada Senin (6/11/2023) mengulas, dugaan kalau jatuhnya banyak korban jiwa di pihak Israel saat serangan Hamas itu justru disebabkan oleh membabibutanya IDF, makin kuat setelah rilis video tersebut dilansir.

Sebagai informasi, Festival Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri, hanya lima kilometer dari tembok pemisah Gaza.

Lokasi ini adalah satu di antara target pertama yang diserang oleh pejuang perlawanan Hamas Palestina ketika mereka ke luar dari Gaza menembus pagar pembatas.

Hamas lalu menyerang pangkalan militer dan permukiman mulai pukul 6:30 pagi.

BERITA REKOMENDASI

Selama serangan tersebut, para pejuang Hamas berhasil menawan sekitar 240 warga Israel, termasuk tentara, pemukim, dan orang asing.

TRIBUNNEWS.COM - Melalui teknologi Laser Range Finder yang terintegrasi dalam FLIR, Helikopter AH-64E Apache dapat menunjukkan sasaran dengan perangkat Laser yang dimilikinya.  Selanjutnya melakukan penembakan dengan prinsip Bantuan Tembakan yaitu
TRIBUNNEWS.COM - Melalui teknologi Laser Range Finder yang terintegrasi dalam FLIR, Helikopter AH-64E Apache dapat menunjukkan sasaran dengan perangkat Laser yang dimilikinya.

Aksi Sapu Bersih Apache

Rekaman lewat drone yang baru dilansir tersebut menunjukkan pemandangan udara dari ratusan mobil yang terbakar dan hancur yang diambil dari lokasi festival.

Mobil-mobil yang hancur itu ditempatkan di tempat parkir, sehingga menciptakan tempat barang rongsokan dadakan.

Layanan penyelamatan Israel Zaka, mengklaim mereka mengeluarkan 260 mayat dari lokasi festival.

Israel kemudian mengklaim ratusan jenazah itu dibantai oleh pejuang Hamas dan penjarah sipil Palestina yang membanjiri pagar perbatasan Gaza. Pagar ini terbuka beberapa jam setelah serangan Hamas.

Namun, rekaman tersebut tampaknya mengkonfirmasi laporan sebelumnya di media Israel kalau pilot Israel yang menerbangkan helikopter Apache merespons serangan tersebut aksi sapu bersih dengan melepaskan tembakan ke arah pejuang Hamas dan warga Israel.

Ratusan mobil yang hancur di lokasi Festival Nova Israel
Ratusan mobil yang hancur di lokasi Festival Nova berlangsung. Ada dugaan kalau jatuhnya banyak korban jiwa di pihak Israel saat serangan Hamas itu justru disebabkan oleh membabibutanya IDF. Festival Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri, hanya lima kilometer dari tembok pemisah Gaza.

Laporan 15 Oktober di media Israel, Yedioth Ahronoth menjelaskan, helikopter pertama tiba di Jalur Gaza sekitar satu jam setelah pertempuran dimulai.

Surat kabar berbahasa Ibrani tersebut melaporkan, misi helikopter tempur dan drone bersenjata Zik adalah untuk menghentikan aliran pejuang dan penjarah Hamas yang masuk ke wilayah Israel melalui celah di pagar perbatasan Gaza.

Situasi dan misi ini diperumit oleh kesulitan yang dialami pilot dalam membedakan antara pejuang Hamas, penjarah Palestina yang mengenakan pakaian sipil, dan warga Israel.

Artikel tersebut mencatat, “Kesaruan ini berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama hingga Apache harus melewati semua pembatasan. Baru sekitar pukul 09.00 beberapa dari mereka mulai menyerang teroris dengan meriam mereka sendiri, tanpa izin dari atasan.”

Kecepatan tembakan terhadap ribuan milisi pada awalnya sangat besar dan hanya pada titik tertentu pilot mulai memperlambat serangan dan dengan hati-hati memilih target,” tambah surat kabar tersebut.

Meskipun terjadi kekacauan, dua puluh delapan helikopter tempur Israel menembakkan semua amunisi yang mereka pegang, termasuk ratusan peluru meriam 30 mm dan rudal Hellfire, pada siang hari.

Setelah mendaratkan Apache-nya untuk mengisi ulang amunisi sekitar pukul 10:00, komandan skuadron 190 menginstruksikan pilot lainnya “untuk menembak apa pun yang mereka lihat di area pagar,” yang memisahkan Israel dari Gaza.

Pejuang dari faksi Palestina bersenjata yang berbasis di Gaza, mengambil bagian dalam latihan militer, mensimulasikan serangan terhadap pangkalan Israel, di sebuah situs di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 29 Desember 2021. (Photo by SAID KHATIB / AFP)
Pejuang dari faksi Palestina bersenjata yang berbasis di Gaza, mengambil bagian dalam latihan militer, mensimulasikan serangan terhadap pangkalan Israel, di sebuah situs di Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 29 Desember 2021. (Photo by SAID KHATIB / AFP) (AFP/SAID KHATIB)

Tembak Tawanan Demi Leyapkan Hamas

Komandan yang sama jugua menginstruksikan menyerang sebuah pos militer Israel dengan tentara yang terkepung di dalamnya untuk membantu tentara Israel merebutnya kembali dari Hamas.

Instruksi dari komandan itu juga memerintahkan agar IDF melepaskan tembakan di dekat rumah-rumah di sebuah kibbutz untuk mendukung seorang perwira dari divisi Sinai yang telah terjun payung untuk memerangi militan Hamas.

Ulasan dari media ini mengindikasikan kalau IDF juga menembaki tawanan demi meleyapkan pejuang Hamas yang ada di sekitar mereka.

Sebagai catatan, menurut angkatan udara Israel, dalam empat jam pertama sejak dimulainya pertempuran, helikopter dan jet tempur menyerang sekitar 300 sasaran, sebagian besar berada di wilayah Israel.

Respons Israel terhadap serangan Hamas dan masalah tawanan disinggung dalam komentar pada tanggal 7 Oktober dari juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari.

Dia menggambarkan bagaimana tentara Israel menghadapi “situasi penyanderaan” dengan menggunakan serangan udara dan pasukan darat.

Hagari mengatakan militer Israel bertempur di 22 lokasi dan menambahkan “tidak ada komunitas di Israel selatan di mana kami tidak memiliki pasukan, di semua kota.”

“Ada pasukan khusus di sana dengan komandan senior, dan baku tembak langsung terjadi di sana,” katanya. Angkatan udara Israel telah melakukan serangan di “beberapa lokasi,” kata Hagari.

Dia menambahkan bahwa ada “ratusan kematian, termasuk banyak teroris.”

Baca juga: Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas

Upaya utamanya adalah “menghilangkan” semua “orang yang menyusup ke Israel dan mencoba kembali ke Jalur Gaza,” katanya.

“Pertama-tama, kami akan menyerang dari udara, dan kemudian juga dengan alat berat,” tambahnya.

Menanggapi situasi penyanderaan dengan daya tembak yang sangat besar berarti, keselamatan para sandera itu sendiri bukanlah prioritas.

The Guardian melaporkan kalau menteri keuangan dan pemimpin pemukim Israel yang berpengaruh, Bezalel Smotrich, mendesak tentara Israel untuk “memukul Hamas secara brutal dan tidak mempertimbangkan masalah para tawanan secara signifikan” dalam rapat kabinet pada tanggal 7 Oktober ketika serangan Hamas masih berlangsung. 

Yasmin Porat, yang selamat dari serangan Hamas di kibbutz Be’eri dekat Gaza pada tanggal 7 Oktober, menyatakan dalam sebuah wawancara radio di stasiun televisi pemerintah Israel, Kan, bahwa warga sipil Israel juga dibunuh oleh pasukan keamanan mereka.

“Mereka melenyapkan semua orang, termasuk para sandera,” kata ibu tiga anak ini kepada Kan.

“Terjadi baku tembak yang sangat, sangat hebat.”

Tentara Israel terlihat selama operasi darat di Jalur Gaza, Rabu, 8 November 2023. Pasukan darat Israel memasuki Jalur Gaza saat mereka melanjutkan perang melawan militan Hamas sebagai pembalasan atas serangan kelompok tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober terhadap Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)
Tentara Israel terlihat selama operasi darat di Jalur Gaza, Rabu, 8 November 2023. Pasukan darat Israel memasuki Jalur Gaza saat mereka melanjutkan perang melawan militan Hamas sebagai pembalasan atas serangan kelompok tersebut yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober terhadap Israel. (AP Photo/Ohad Zwigenberg) (AP/Ohad Zwigenberg)

Serukan Bombardir ke Pangkalan Militer Sendiri

Aksi tentara Israel menyerang fasilitas sendiri di mana ada Hamas di dalamnya saat serangan 7 Oktober juga dicatat oleh Mondoweiss.

Mengutip lansiran surat kabar harian liberal Israel Haaretz yang menerbitkan artikel panjang pada tanggal 13 Oktober, ulasan itu menguatkan dugaan kalau banyaknya korban yang jatuh pada hari serangan Hamas justru dilakukan oleh IDF sendiri.

Artikel itu menggambarkan bagaimana seorang komandan Israel, Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld dari divisi Gaza, membuat pilihan sulit dengan menyerukan serangan udara ke pangkalannya sendiri.

Itu dilakukan karena pejuang Hamas menyerbu pangkalan itu, menangkap dan membunuh banyak tentara di dalamnya.

Di barikade di ruang perang bawah tanah divisi tersebut dengan segelintir tentara pria dan wanita, Rosenfeld berusaha dengan putus asa menyelamatkan dan mengatur sektor yang diserang.

Banyak tentara, kebanyakan bukan personel tempur, tewas atau terluka di luar.

"Divisi tersebut terpaksa meminta serangan udara terhadap pangkalan itu sendiri untuk memukul mundur para Hamas.”

Contoh serupa terjadi di Sderot, sebuah kota berpenduduk 30.000 jiwa yang terletak 12 kilometer dari perbatasan Gaza, selama serangan Hamas pada 7 Oktober.

Jurnalis Stephanie Freid dari CGTN Tiongkok mengunjungi Sderot seminggu kemudian.

Dia melaporkan bahwa Sderot adalah kota yang diambil alih oleh pejuang Hamas.

"Banyak orang terbunuh, dan terjadi baku tembak. Dan buktinya ada di reruntuhan kantor polisi ini. Itu diambil di sini. Hingga 20 orang di sini terbunuh, termasuk tahanan yang ditahan di stasiun tersebut,” kata dia dalam laporannya.

Para pejuang Hamas dan tawanan polisi mereka tampaknya tewas ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke stasiun tersebut dengan sebuah tank.

Mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi pada 7 Oktober 2023 menjadi penting karena hal tersebut menjadi legitimasi bagi IDF melakukan bombardemen Gaza dari udara dan darat hingga korban jiwa jatuh lebi dari 10 ribu jiwa sejauh ini. 

(oln/tc/hrtz/ya/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas