Netanyahu Marah Kanada Sebut Israel Bunuh Sipil Gaza, Justin Trudeau: Dunia Jadi Saksi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu marah karena Kanada menyebut Israel membunuh sipil Palsetina di Gaza, Justin Trudeau: Dunia melihatmu.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang menyerukan kepada Israel agar berhenti membunuh warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Kanada itu tidak menyerukan gencatan senjata.
Netanyahu menyangkal perkataan Justin Treudeu dengan mengatakan Israel hanya menargetkan Hamas, bukan warga sipil.
“Bukan Israel yang dengan sengaja menargetkan warga sipil tetapi Hamas,” tulis Benjamin Netanyahu dalam postingan media sosial yang ditujukan kepada Justin Trudeau, Rabu (15/11/2023).
“Sementara Israel melakukan segalanya untuk menjauhkan warga sipil dari bahaya, Hamas melakukan segalanya untuk membawa mereka dalam bahaya,” lanjutnya.
Sebelumnya, Justin Trudeau mengatakan kepada wartawan pada Selasa (14/11/2023), tragedi kemanusiaan di Gaza sangat menyedihkan hati, khususnya di sekitar Rumah Sakit al-Shifa, seperti diberitakan Al Jazeera.
Baca juga: BPS: Perang Israel-Hamas Tak Ganggu Kinerja Ekspor-impor Indonesia
“Saya sudah jelas harga keadilan tidak bisa berupa penderitaan terus-menerus yang dialami seluruh warga sipil Palestina. Bahkan perang pun mempunyai aturan. Semua kehidupan tak berdosa memiliki nilai yang sama – Israel dan Palestina,” kata pemimpin Kanada itu.
“Saya mendesak pemerintah Israel untuk menahan diri semaksimal mungkin. Dunia sedang menyaksikan hal ini, pembunuhan terhadap perempuan, anak-anak, dan bayi. Ini harus dihentikan,” tambahnya.
PM Kanada Pernah Hampir Keceplosan Serukan Gencatan Senjata
Baca juga: Negara yang Pasok Senjata Perang ke Israel: Amerika Kirim Bom Presisi, Jerman Suplai 1.000 Tank
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau pernah keliru mengatakan "jeda kemanusiaan" sebagai "gencatan senjata".
Dalam konferensi pers pada Jumat (3/11/2023), Justin Trudeau berbicara di hadapan wartawan saat kunjungannya di Washington, Amerika Serikat (AS).
"Kita perlu melihat adanya gencatan..." kata Justin Trudeau yang tiba-tiba berhenti.
"Um, kita perlu melihat adanya jeda kemanusiaan agar kita bisa mengalir, kita perlu menghentikan tingkat kekerasan yang kita lihat," kata Justin Trudeau, mengulangi perkataannya, dikutip dari Live Mint.
Pengguna internet yang membagikan video tersebut di media sosial mengatakan Justin Trudeau mengalami Freudian Slip.
Freudian Slip adalah kesalahan ucapan yang dilakukan karena ingatan yang terkait dengan pikiran bawah sadar.
Beberapa pengguna media sosial mengatakan Trudeau ingin menggunakan kata tersebut, namun harus berhenti sejenak karena sebagian besar negara Barat menahan diri untuk tidak menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Sebelumnya, Kanada abstain dalam pemungutan suara di PBB yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Sekitar 121 negara mendukung, 14 menentang, dan 45 negara abstain, termasuk Kanada.
Bisnis Militer antara Kanada dan Israel
Baca juga: Keuangan Israel Difisit, PM Benjamin Netanyahu Sepakati Perubahan Anggaran Masa Perang
Kanada adalah salah satu produsen yang memasok senjata ke Israel.
Pada tahun 2022, pabrikan Kanada mengekspor barang-barang militer senilai lebih dari $21 juta ke Israel.
Tahun 2022 menjadi tahun ketiga terbesar dalam sejarah ekspor militer tahunan ke Israel (setelah tahun 2021 dan 1987).
Ekspor militer Kanada ke Israel telah meningkat secara dramatis selama 10 tahun terakhir, dari $2,379,586 barang pada tahun 2012 menjadi $26,092,289 pada tahun 2021, menurut data yang diterbitkan setiap tahun oleh Global Affairs Canada (GAC).
Namun, jenis barang militer dan nama produsennya dirahasiakan.
Hamas Palestina vs Israel
Seruan Perdana Menteri Kanada ini menyusul ketegangan di Jalur Gaza setelah Israel menanggapi serangan terbaru Hamas dalam Operasi Badai Al-Aqsa di Israel, yang menerobos perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan terhadap kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Hamas menculik kurang lebih 240 orang di Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Sementara itu, serangan balasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 11.423 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Selasa (14/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Setidaknya, 195 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat sejak Sabtu (7/10/2023) dan lebih dari 2.500 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel