Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Turki Juluki Israel 'Negara Teror'

Pembumihangusan Kota Gaza oleh zionis Israel yang menewaskan ribuan anak-anak membuat berbagai negara menganggap sebagai pelanggaran.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Presiden Turki Juluki Israel 'Negara Teror'
YASIN AKGUL / AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengenakan syal dengan bendera Turki dan Palestina saat ia berpidato di rapat umum yang diselenggarakan oleh partai AKP dalam solidaritas dengan rakyat Palestina di Gaza, di Istanbul pada 28 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.COM -- Pembumihangusan Kota Gaza oleh zionis Israel yang menewaskan ribuan anak-anak membuat berbagai negara menganggap sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Terbaru, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (15/11/2023) mengatakan bahwa Israel adalah “negara teror” yang melakukan kejahatan perang dan melanggar hukum internasional di Gaza.

Ia juga mengulangi pandangannya bahwa kelompok militan Palestina Hamas bukanlah organisasi teroris.

Baca juga: Cerita Mengerikan Seorang Dokter Saat Israel Meluncurkan Serangan ke Rumah Sakit Al-Shifa Gaza

Berbicara kepada anggota parlemen di parlemen, Erdogan juga meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengumumkan apakah Israel memiliki bom nuklir atau tidak, dan menambahkan bahwa perdana menteri Israel sudah “mati” dari jabatannya.

Dia mengatakan Hamas adalah partai politik yang dipilih oleh warga Palestina.

Kuburan Anak-anak

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza, yang menurutnya akan "menjadi kuburan bagi anak-anak.”

"Bencana yang sedang terjadi membuat perlunya gencatan senjata kemanusiaan menjadi semakin mendesak seiring berjalannya waktu,” kata Guterres.

BERITA REKOMENDASI

"Pihak-pihak yang berkonflik dan tentu saja komunitas internasional menghadapi tanggung jawab yang mendesak dan mendasar, menghentikan penderitaan kolektif yang tidak manusiawi ini dan secara dramatis memperluas bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mimpi buruk di Gaza lebih dari sekadar krisis humaniter. Ini adalah sebuah krisis kemanusiaan."

"Tanpa bahan bakar, bayi baru lahir di inkubator dan pasien yang membutuhkan alat bantu pendukung kehidupan, akan meninggal. Gencatan senjata kemanusiaan – sekarang juga. Semua pihak menghormati semua kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional,” katanya.

Guterres, yang sempat membuat marah Israel pada akhir Oktober lalu karena pernyataannya soal serangan Hamas, kembali menyuarakan keterkejutannya atas, "pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional yang kita saksikan. Biar saya perjelas: Tidak ada pihak dalam konflik bersenjata, berada di atas hukum kemanusiaan internasional."

Baca juga: Save the Children: 15.000 Bayi Diperkirakan akan Lahir di Gaza Sampai Akhir Tahun Ini

Guterres juga dengan tegas mengecam "tindakan teror yang menjijikkan” yang dilakukan Hamas dan mengulangi seruannya untuk membebaskan lebih dari 200 orang yang diculik dan dibawa ke Gaza, di mana mereka terus disandera.

Korban Tewas Lewati 10.000 orang

Jumlah korban tewas di Gaza meningkat menjadi 10.022 jiwa sejak dimulainya perang pada 7 Oktober lalu, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.


Jumlah itu mencakup lebih dari 4.000 anak. Namun, angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Israel menghadapi tekanan yang semakin besar untuk setidaknya menghentikan serangan udaranya di wilayah Gaza yang terkepung, seiring dengan meningkatnya kemarahan global atas meningkatnya jumlah korban warga sipil.

Israel akan ambil 'tanggung jawab keamanan' atas Jalur Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Senin (06/11), negaranya akan mengambil "tanggung jawab keamanan” atas Jalur Gaza setelah perang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas