Sebut Israel Putus Asa, Osama Hamdan: Ini Hanya Awal, Hamas Siapkan Kejutan
Senior Hamas Osama Hamdan mengatakan serangan terhadap Israel hanya awal dari kejutan yang lebih besar. Ia mengklaim Israel mulai putus asa.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan senior Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) Palestina, Osama Hamdan, mengatakan apa yang dihadapi Israel saat ini hanyalah permulaan.
"Apa yang akan terjadi lebih besar lagi," kata Osama Hamdan di Beirut, Lebanon, Selasa (14/11/2023).
Osama Hamdan mendesak PBB dan komunitas internasional untuk melindungi rumah sakit di Jalur Gaza.
Ia masih menunggu keputusan KTT darurat Arab untuk membuka blokade Israel agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Jalur Gaza.
Selain itu, Osama Hamdan mengomentari tuduhan Israel tentang Hamas yang menyandera orang-orang di Rumah Sakit Rantisi.
"Klaim tersebut mengungkapkan keadaan psikologis tentara yang kalah," kata Osama Hamdan, dikutip dari Haaretz.
Baca juga: Israel Izinkan Bahan Bakar Masuk ke Gaza, tapi Bukan untuk RS yang Membutuhkan
Sebelumnya, pada Selasa (14/11/2023), Hamas mengklaim berhasil membunuh 47 perwira dan tentara Israel serta melukai 250 tentara lainnya.
Hamas mengatakan berhasil menghancurkan 22 kendaraan dengan bom dan aksi gerilya.
"Pejuang kami masih terus terlibat bentrokan dan meledakkan kendaraan di semua poros di Jalur Gaza," tulis Hamas dalam pernyataan.
Israel Unggah Video saat Geledah Rumah Sakit Rantisi
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis rekaman video pada Senin (13/11/2023), yang diklaim diambil di ruang bawah tanah Rumah Sakit Rantisi di Gaza utara.
Video tersebut memperlihatkan ruangan gelap dengan seorang tentara Israel dari unit juru bicara yang menjelaskan apa yang ditemukan IDF.
Ia mengatakan ruangan itu digunakan oleh Hamas untuk menyandera orang-orang yang ditahan sejak Operasi Badai Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Ia mengklaim, ada sebuah terowongan yang disebut sebagai pintu masuk rahasia ke ruangan bawah tanah yang digunakan oleh Hamas.
Namun, IDF tidak memasuki terowongan tersebut.

Baca juga: Terang dan Lantang, Erdogan: Israel Negara Teroris, Akhir Kalian Sudah Dekat
Video lalu menyorot juru bicara itu yang menunjukkan isi dari salah satu ruangan.
Di sana, terdapat senapan otomatis, granat berpeluncur roket, dan perlengkapan lainnya di lantai.
Ia juga memperlihatkan tulisan berbahasa Arab di dinding yang disebut sebagai "daftar nama anggota Hamas" yang bergiliran untuk menjaga para sandera.
Namun, tulisan tersebut ternyata hanya kalender dengan bahasa Arab.
Hamas Palestina vs Israel

Baca juga: Israel Disebut Kebal Sanksi, Cicit Nelson Mandela: AS dan Media Propaganda Jadi Pelindung
Ketegangan di Jalur Gaza ini terjadi setelah Israel menanggapi serangan terbaru Hamas dalam Operasi Badai Al-Aqsa di Israel, yang menerobos perbatasan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Hamas menculik kurang lebih 240 orang di Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Sementara itu, serangan balasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 11.423 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Selasa (14/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Setidaknya, 195 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat sejak Sabtu (7/10/2023) dan lebih dari 2.500 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.