Truk Muatan Besar Tak Dapat Masuk Gaza, Martin Griffiths Desak Israel Buka Perbatasan Kerem Shalom
Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths meminta Israel untuk mengizinkan bantuan kemanuasiaan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom di Israel.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths meminta Israel untuk mengizinkan bantuan kemanuasiaan masuk ke Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom di Israel.
"Israel, tolong berikan kami Kerem Shalom sebagai titik persimpangan kami," kata Martin Griffiths, dikutip dari Al Arabiya.
Sebelum konflik ini, penyeberangan Kerem Shalom digunakan untuk mengangkut truk bermuatan lebih dari 60 persen menuju Gaza.
Namun saat ini, penyeberangan Kerem Shalom ditutup dan bantuan hanya dapat masuk Gaza melalui penyeberangan Rafah di perbatasan Mesir.
Di mana penyeberangan Rafah hanya dirancang untuk pejalan kaki, bukan untuk truk muatan besar.
Griffiths juga mendesak pihak-pihak yang bertikai untuk mematuhi rencana 10 poin yang ia ungkapkan untuk mengendalikan konflik di Gaza.
Baca juga: PM Kanada Justin Trudeau: Pembunuhan Perempuan, Anak-anak dan Bayi di Jalur Gaza Harus Diakhiri
“Selanjutnya izinkan PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya mengakses bahan bakar,” tegasnya, dikutip dari AA.
Selain itu, Griffiths juga meminta lembaga-lembaga bantuan untuk mengirimkan bantuan secara terus menerus dan meminta mereka untuk mendirikan pusat distribusi bantuan bagi warga sipil.
Griffiths juga menekankan perlunya memperluas jumlah tempat penampungan yang aman bagi para pengungsi di sekolah-sekolah dan fasilitas umum lainnya di seluruh Gaza.
“Ini adalah tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan pembantaian ini,” kata Griffiths.
Baca juga: Israel Izinkan Bahan Bakar Masuk ke Gaza, tapi Bukan untuk RS yang Membutuhkan
Ia juga meminta dukungan internasional untuk melancarkan rencana ini.
“Rencana ini komprehensif, dan kami bertekad untuk mendorong setiap langkah, namun kami memerlukan dukungan internasional yang luas," jelasnya.
Ketika ditanya tentang pertemuan sebelumnya dengan Menteri Luar Negeri Iran Amir Abdolahian, Griffiths, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, mengatakan mereka membahas situasi tersebut secara rinci.
Ia juga menyatakan keprihatinannya terhadap perluasan perang.
“Perluasan perang ke utara dan jika terjadi perang di utara dengan Hizbullah dan Israel. Maka saya takut akan hal terburuk. Saya merasakan yang terburuk," terangnya.
Menurutnya, perang ini akan berdampak terhadap banyak wilayah.
“Dan kita tahu bahwa kita dapat dengan mudah membayangkan yang terburuk karena ini akan menjadi perang yang membuat Gaza, dengan kengerian perjuangan sehari-harinya, tampak seperti baru permulaan. Ini akan menjadi perang regional yang akan berdampak pada banyak wilayah,” ujarnya.
Ia juga menambahkan Abdolahian setuju dengannya.
"Ekspansi seperti itu bukanlah hal yang baik," jelasnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel