Sejak Israel Gempur Gaza, Skandal Korupsi PM Netanyahu Tenggelam, Tapi dapat Masalah Baru
Dalam beberapa bulan terakhir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali disorot tersandung kasus mega korupsi.
Editor: Hasanudin Aco
Namun tekanan dari belahan dunia lain, termasuk Eropa begitu besar.
"Permintaan untuk gencatan senjata meningkat di Amerika Serikat, tetapi [juga] di Eropa dan negara-negara lain," kata Lockman.
Di Ujung Tanduk
Jejak pendapat yang dirilis Al-Monitor menunjukkan popularitas Netanyahu di titik nadir, hanya 4 persen.
Di mata warganya, Netanyahu dengan segala kebijakannya termasuk soal keamanan yang bisa dijebol lawan itu, sudah sudah tidak becus.
Tak hanya lawan politik, sekutu lamanya pun kini bersuara agar Netanyahu segera turun dari tahtanya.
Khaled Elgindy, pakar urusan Palestina-Israel di Middle East Institute di Washington, sampai menyebut Netanyahu membuat keamanan intelijen Israel melakukan kegagalan terbesar sepanjang sejarah.
Hal itu langsung berimplikasi pada popularitasnya di mata publik yang benar-benar rentan.
"Dia sangat rentan, lebih dari yang pernah dia alami dalam karir politiknya mengingat dia memimpin kegagalan keamanan intelijen terbesar dalam sejarah Israel," kata Elgindy.
Elite Partai Frustasi
Netannyahu bukan saja orang nomor satu di pemerintahan Israel saat ini, ia juga pemimpin partai terbesar, Likud.
Elite Partai Likud mulai frustasi akibat ulah Netanyahu.
Tidak sedikit yang memutuskan keluar dari partai yang memiliki jumlah anggota mayoritas di parlemen itu.
Bahkan, Tamir Idan, Ketua Dewan Regional Sdot Negev, sebuah daerah di Distrik Israel Selatan, merobek kartu keanggotaan Likud miliknya di siaran langsung televisi.