Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komentar Pejabat Afrika Soal Serangan Penjara Sierra Leone, Menteri Penerangan: Kudeta yang Gagal

Pejabat Afrika berkomentar mengenai serangan terhadap barak dan penjara militer di Sierra Leone pada akhir pekan kemarin.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Komentar Pejabat Afrika Soal Serangan Penjara Sierra Leone, Menteri Penerangan: Kudeta yang Gagal
Twitter/X
Akhir pekan kemarin, sebuah barak dan penjara militer di Sierra Leone, Afrika diserang pada Minggu (26/11/2023), sekitar 1.890 tahanan melarikan diri. 

TRIBUNNEWS.COM - Pejabat Afrika berkomentar mengenai serangan terhadap barak dan penjara militer di Sierra Leone pada akhir pekan kemarin.

Menurut polisi dan pejabat pemerintah, serangan kemarin merupakan upaya kudeta yang gagal, dilansir dari Al Jazeera.

Menteri Penerangan Chernor Bah mengatakan 13 perwira militer dan satu warga sipil telah ditangkap menyusul insiden yang terjadi pada Minggu (26/11/2023).

"Tujuannya adalah untuk menumbangkan dan menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, secara ilegal," kata Bah pada hari Selasa (28/11/2023).

"Upaya tersebut gagal, dan banyak pemimpinnya yang ditahan polisi atau dalam pelarian," urainya.

"Kami akan mencoba menangkap mereka dan menerapkan hukum Sierra Leone sepenuhnya," lanjutnya.

Lebih lanjut, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Sierra Leone, William Fayia Sellu mengatakan kepada wartawan bahwa sekelompok orang telah mencoba menggulingkan pemerintah secara ilegal dengan kekerasan.

Baca juga: 6 Awak Kapal Tanker Minyak Denmark Diselamatkan seusai Dibajak di Lepas Pantai Afrika Barat

Akhir pekan kemarin, sebuah barak dan penjara militer di Sierra Leone, Afrika diserang pada Minggu (26/11/2023), sekitar 1.890 tahanan melarikan diri.
Akhir pekan kemarin, sebuah barak dan penjara militer di Sierra Leone, Afrika diserang pada Minggu (26/11/2023), sekitar 1.890 tahanan melarikan diri. (Twitter/X)
Berita Rekomendasi

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Minggu (26/11/2023), Presiden Julius Maada Bio mengatakan bahwa "sebagian besar pemimpin" penyerangan telah ditangkap.

"Pemerintah akan terus mengejar sisanya," lanjutnya.

Puluhan orang buron

Polisi telah menerbitkan foto-foto 32 pria dan dua wanita yang saat ini buron, terkait dengan kerusuhan tersebut.

Mereka termasuk tentara dan polisi yang masih aktif dan pensiunan, serta beberapa warga sipil.

Otoritas pemerintah mengatakan sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan tersebut.

Dan sekitar 2.200 orang juga melarikan diri dari penjara yang diserang.

Korban tewas dalam serangan di penjara Sierra Leone termasuk 13 tentara, tiga penyerang, seorang petugas polisi, seorang warga sipil dan seseorang yang bekerja di bidang keamanan swasta, menurut pihak berwenang.

Ada delapan orang juga terluka parah.

Hingga berita ini dimuat, ketegangan masih terjadi di Ibu Kota Freetown.

Pemerintah juga memberlakukan jam malam, dari senja hingga fajar.

Situasi di Afrika Barat

Negara ini juga sedang berjuang melawan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.

Gesekan di negara Afrika Barat ini telah meningkat sejak pemilu pada bulan Juni.

Presiden Bio kembali memenangkan pemilu di tengah kekhawatiran mengenai transparansi pemilu dari para pengamat Uni Eropa dan pejabat Amerika Serikat,

Sementara, kandidat dari oposisi Kongres Seluruh Rakyat (APC), Samura Kamara menolak hasil pemilu.

Ia mengatakan pemilu tersebut tidak kredibel.

Mengenal Sierra Leone

Sierra Leone merupakan sebuah negara di Afrika Barat.

Wilayah ini memiliki arti khusus dalam sejarah perdagangan budak transatlantik sebagai titik keberangkatan ribuan tawanan di Afrika barat.

Ibu kotanya, Freetown, didirikan sebagai rumah bagi mantan budak yang dipulangkan pada tahun 1787, dikutip dari BBC.

Baca juga: Mengapa Korea Utara Tutup Banyak Kedutaannya di Afrika?

Namun sejarah modern negara ini dibayangi oleh perang saudara brutal yang berakhir pada tahun 2002 dengan bantuan Inggris, bekas negara kolonial, dan misi besar penjaga perdamaian PBB.

Sierra Leone telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Namun dampak buruk dari perang saudara masih terus terasa di wilayah ini.

Negara ini juga kaya akan berlian dan mineral lainnya.

Perdagangan permata terlarang, yang dikenal sebagai "berlian darah" karena perannya dalam mendanai konflik, melanggengkan perang saudara

Pemerintah berupaya menindak perdagangan tersebut.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas