Hamas Tolak Mentah-mentah Ajakan Tukar Tawanan bila Israel Terus Menyerang
Hamas menolak ajakan bertukar tawanan jika Israel terus melancarkan serangan.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM – Hamas menolak mentah-mentah ajakan bertukar tawanan bila Israel terus melancarkan serangan.
“Saat ini tidak ada negosiasi yang sedang dilakukan [dengan pihak Israel, dan sikap akhir Hamas ialah tidak ada pertukaran tawanan hingga penghentian serangan sepenuhnya,” kata Wakil Pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, lewat pernyataan yang diunggah di kanal Telegram, dikutip dari TASS.
Menurut al-Arouri, Hamas sejak awal sudah siap membebaskan orang asing, termasuk wanita dan anak-anak, tanpa kompensasi apa pun. Namun, kelompok itu enggan membebaskan tentara.
“Tawanan kami lainnya adalah tentara atau mantan personel militer, dan tidak akan ada negosiasi tentang mereka hingga agresi dihentikan,” ujarnya.
Di samping itu, al-Arouri berujar bahwa pemerintah Israel menolak merampungkan kesepakatan pembebasan dan justru melanjutkan serangan.
“Menolak merampungkan kesepakatan untuk menukar mantan personel Israel [yang ditawan Hamas] dengan syarat berbeda,” kata dia.
“Tawanan tidak bisa dikembalikan dengan kekerasakan,” ujarnya.
Baca juga: 60 Tentara Israel Disergap Hamas, Beberapa Tewas hingga Terluka, Melarikan Diri Ditembak
Kemudian, dia menyatakan satu-satunya cara Israel membebaskan para tawanan itu ialah dengan menyetujui syarat-syarat yang diajukan Hamas.
“Harga yang harus dibayar demi tawanan orang Israel ialah pembebasan seluruh orang Palestina yang ditahan setelah gencatan senjata.”
Sementara itu, pada Jumat, (1/12/2023), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuding Hamas melanggar aturan gencatan senjata. IDF kemudian mengumumkan melanjutkan serangan ke Gaza.
Di sisi lain, pemerintah Palestina menyebut Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab atas kelanjutan serangan darat Israel.
Korban jiwa tembus 15.500 orang
Juru bicara Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) Palestina, Ashraf al-Qudra, mengatakan jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel kini sudah mencapai 15.500 orang.
“Jumlah korban agresi Israel telah mencapai 15.523 orang. Setidaknya ada 41.316 orang yang terluka,” kata al-Qudra dalam unggahan di akun Facebook kementerian itu.
Menurut catatan Kemenkes Palestina, sudah ada 291 tenaga kesehatan yang tewas.
Baca juga: Pasukan darat Israel teruskan serangan ke bagian selatan Jalur Gaza
Adapun jumlah ambulans yang hancur mencapai 59 unit. Selain itu, ada 56 fasilitas kesehatan yang rusak sejak perang meletus.
Al-Qudra juga menyebut proses evakuasi korban luka untuk dirawat ke luar negeri berjalan sangat lamban.
“Kami kehilangan puluhan orang setiap hari karena kurangnya perawatan yang diperlukan di Jalur Gaza dan karena mereka tidak dievakuasi,” ujarnya.
Dia menyampaikan ada 403 pasien yang telah dievakuasi dari Gaza lewat perbatasan di Rafah. Beberapa dari mereka meninggal tatkala menunggu proses evakuasi.
Serangan Israel tewaskan 178
Kemenkes Palestina menyebut serangan yang dilancarkan Israel beberapa jam setelah gencatan senjata telah menewaskan 178 orang.
Dikutip dari Associated Press, dalam serangan itu Israel menargetkan lebih dari 200 titik.
Qatar yang menjadi penengah antara Hamas dan Israel menyebut sedang ada upaya untuk memperbarui gencatan senjata.
Baca juga: Inggris Bantu Israel, Hamas: Memalukan, Mereka Harusnya Tebus Deklarasi Balfour 1917 di Palestina
Adapun dalam gencatan senjata sebelumnya Israel menukar 300 tawanan orang Palestina dengan 100 orang yang ditawan Hamas.
Serangan Israel disebut telah membuat lebih dari dua pertiga orang di Gaza telantar. Mereka kekurangan makanan, air, dan persediaan lainnya.
Menurut otoritas Palestina, tidak ada truk pembawa bantuan yang masuk ke Gaza sejak hari Jumat.
(Tribunnews/Febri)