Inggris Bantu Israel, Hamas: Memalukan, Mereka Harusnya Tebus Deklarasi Balfour 1917 di Palestina
Hamas mengecam niat Inggris bantu Israel temukan sandera dengan pesawat pengintai. Hamas: seharusnya Inggris perbaiki posisi di Palestina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Jihad Islam Palestina (PIJ) mengutuk niat Inggris untuk menerbangkan pesawat pengintai di Gaza.
Kedua kelompok perlawanan itu menganggap Inggris berpartisipasi langsung dalam perang “genosida” Israel terhadap Jalur Gaza dan pembantaian yang dilakukan di sana.
“Pengungkapan niat tentara Inggris untuk melakukan penerbangan intelijen di Jalur Gaza menjadikannya mitra pendudukan Zionis dalam kejahatannya, dan bertanggung jawab atas pembantaian rakyat Palestina,” tulis Hamas di saluran Telegram-nya, Minggu (3/12/2023).
Hamas kemudian menyindir Inggris yang seharusnya memperbaiki posisinya, mengingat kekerasan di Palestina terjadi setelah pemerintah kolonial Inggris merestui pembentukan Israel di Palestina melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917, yang dibarengi dengan meningkatnya imigran Yahudi Eropa ke Palestina.
“London seharusnya memperbaiki posisi historisnya yang menyinggung rakyat Palestina dan menebus Deklarasi Balfour (1917), yang dianggap sebagai dosa abad ini, daripada melakukan dosa lain dan mengingatkan dunia akan hal yang memalukan di masa lalu kolonial,” lanjut Hamas.
Baca juga: Netanyahu Ancam Hancurkan Lebanon jika Hizbullah Terus Serang Israel
Menurut Hamas, niat Inggris untuk melakukan penerbangan pengintaian di Jalur Gaza membuat pemerintah Inggris sendiri bermusuhan dengan rakyat Palestina dan semua di dunia yang menolak agresi Israel terhadap Jalur Gaza.
Hamas meminta Inggris untuk menarik diri dari apa yang digambarkannya sebagai partisipasi langsung, dukungan politik dan finansial dalam perang genosida melawan Gaza.
Kelompok itu juga mendesak Inggris untuk menghentikan subordinasinya terhadap Amerika Serikat, serta kontribusinya dalam memicu perang, dan malah tidak berkontribusi terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.
Baca juga: Israel Sengaja Targetkan Infrastruktur Sipil di Gaza dengan Menggunakan Teknologi AI
Sementara itu, sekutu Hamas, PIJ mengatakan pengumuman Inggris mengenai partisipasi angkatan udaranya dalam misi intelijen di Jalur Gaza dianggap sebagai partisipasi efektif dalam agresi Israel.
Kementerian Pertahanan Inggris mengumumkan pada Sabtu (2/12/2023), mereka akan melakukan penerbangan pengintaian di Mediterania timur, termasuk wilayah udara di Israel dan Jalur Gaza, dengan tujuan memberikan informasi intelijen kepada Tel Laviv dengan dalih mendukung penyelamatan sandera.
Kementerian tersebut mengatakan, London telah bekerja sama dengan mitranya di kawasan tersebut sejak 7 Oktober 2023 untuk memastikan pembebasan tahanan, termasuk warga negara Inggris, dan mengindikasikan keselamatan warganya adalah prioritas utama Inggris.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Inggris Kirim Pesawat Pengintai Sandera di Gaza, Janji Tak Bocorkan Info Lain ke Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengumumkan perang melawan Hamas dan meluncurkan pasukan ke Jalur Gaza pada keesokan harinya.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 15.500 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Senin (4/12/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel