Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rencana ‘Gila’ Israel: Banjiri Terowongan Pakai Air Laut demi Buat Pasukan Hamas Keluar

Israel disebut merencanakan sebuah cara gila untuk mengalahkan Hamas yaitu membanjiri terowongan Hamas dengan air laut.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Rencana ‘Gila’ Israel: Banjiri Terowongan Pakai Air Laut demi Buat Pasukan Hamas Keluar
ABC News/Ashraf
Pejuang Hamas di terowongan Gaza. Israel disebut merencanakan sebuah cara gila untuk mengalahkan Hamas yaitu membanjiri terowongan Hamas dengan air laut. 

TRIBUNNEWS.COM - Rencana 'gila' dikabarkan telah direncanakan oleh Israel untuk melawan Hamas di Gaza.

Adapun rencana gila yang dimaksud yaitu membanjiri terowongan-terowngan Hamas dengan air laut.

Dikutip dari Al-Arabiya pada Selasa (5/12/2023), Israel disebut sudah membangun sistem pompa besar untuk membanjiri terowongan bawah tanah.

Cara ini ditempuh Israel hanya demi membuat pasukan Hamas keluar dari persembunyiaan.

Di sisi lain, informasi ini diketahui lewat artikel yang diunggah Wall Street Journal (WSJ) dengan mengutip sejumlah pejabat AS yang dirilis pada Senin (4/12/2023).

Berdasarkan pernyataan pejabat AS itu, militer Israel disebut telah membangun lima sistem pompa besar itu pada November 2023 lalu.

Adapun pompa besar itu berada di utara kamp pengungsi Al-Shati di Gaza.

Berita Rekomendasi

Lima pompa besar itu diklaim mampu mengalirkan ribuan meter kubik air dan dapat membanjiri terowongan bawah tanah Hamas dalam hitungan minggu.

Kendati demikian, belum diketahui apakah Israel bakal menggunakan sistem pompa itu setelah seluruh sandera yang ditahan Hamas dibebaskan.

Hal itu lantaran ada isu bahwa Hamas menyembunyikan par sandera di 'terowongan yang aman'.

Di sisi lain, laporan WSJ ini belum diverifikasi kebenarannya oleh Reuters secara independen.

Lantas, laporan WSJ pun dikonfirmasikan ke pejabat AS yang enggan disebut namanya dan ia menyebut masuk akal terkait rencana Israel tersebut.

Bahkan, Israel tengah menjajaki berbagai cara untuk melakukan hal tersebut.

Laporan WSJ ini pun juga belum ditanggapi secara resmi oleh Kementerian Pertahanan Israel.

Kemudian, pejabat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) enggan untuk mengomentari terkait rencana membanjiri terowongan Hamas itu.

Namun, ia mengungkapkan bahwa militer AS bakal menggunakan berbagai cara untuk melemahkan kemampuan Hamas.

"IDF sedang beroperasi untuk melumpuhkan kemampuan Hamas dengan berbagai cara, menggunakan alat militer dan teknologi yang berbeda," ujarnya.

Kendati demikian, menurut laporan WSJ, Israel sudah memberitahu AS untuk melakukan rencana membanjiri terowongan Hamas pada bulan November lalu.

Hanya saja, belum diketahui seberapa besar Israel akan melaksanakan rencana tersebut.

Namun, ditegaskan para pejabat AS, bahwa Israel sejauh ini belum mengambil keputusan akhir untuk melanjutkan atau mengesampingkan rencana membanjiri terowongan Hamas di Gaza.

Korban Jiwa Tembus 15.890

Warga Palestina berduka atas kematian orang yang mereka cintai menyusul pemboman Israel di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2023, di luar sebuah rumah sakit di Khan Yunis.
Warga Palestina berduka atas kematian orang yang mereka cintai menyusul pemboman Israel di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2023, di luar sebuah rumah sakit di Khan Yunis. (MAHMUD HAMS / AFP)

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel sudah mencapai 15.890 orang. Sebanyak 70 persen di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

Adapun korban luka mencapai lebih dari 42.000 orang.

Ashraf al-Qidra yang menjadi juru bicara kementerian itu mengatakan sudah ada ratusan orang yang tewas atau terluka sejak gencatan senjata berakhir. Di samping itu, masih ada banyak yang terjebak dalam puing-puing.

Baca juga: Tiga Dokter dan Dua Paramedis Tewas dalam Serangan Langsung Zionis Israel di Gaza

Sementara itu, Israel mengaku menargetkan personel Hamas.

Israel juga menyalahkan Hamas atas banyaknya korban warga sipil. Menurut Israel, personel Hamas beroperasi di permukiman warga sipil.

Israel didesak oleh Amerika Serikat (AS) untuk mencegah jatuhnya korban sipil lebih banyak.

Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan AS tidak akan mengizinkan relokasi paksa warga Palestina ke luar Gaza atau Tepi Barat.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas