Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Sebut Setengah dari Bom Israel yang Dijatuhkan di Gaza Tidak Terarah dan Bahayakan Warga Sipil

Menurut penilaian intelijen AS menyebut setengah dari bom Israel yang dijatuhkan ke Gaza tidak terarah dan membahayakan warga sipil Palestina.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in AS Sebut Setengah dari Bom Israel yang Dijatuhkan di Gaza Tidak Terarah dan Bahayakan Warga Sipil
MAHMUD HAMS / AFP
Gambar yang diambil dari Rafah menunjukkan kobaran api di tengah asap di atas Khan Yunis di Jalur Gaza selatan selama serangan Israel, pada 12 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Israel mengebom kota utama Khan Yunis di Gaza selatan pada 11 Desember, setelah Hamas memperingatkan bahwa tidak ada sandera Israel yang disandera pada serangan 7 Oktober yang akan meninggalkan wilayah itu dalam keadaan hidup, kecuali tuntutan pembebasan tahanan dipenuhi. 

TRIBUNNEWS.COM - Kantor Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) menyebut setengah amunisi Israel yang dijatuhkan ke wilayah Gaza merupakan "bom bodoh".

Intelijen AS menyatakan, sekitar 40-45 persen dari 29.000 bom yang dijatuhkan Israel ke Gaza dalam perangnya melawan Hamas tidak terarah.

Amunisi udara ke darat yang tidak terarah biasanya kurang tepat dan dapat menimbulkan ancaman lebih besar bagi warga sipil, terutama di wilayah padat penduduk seperti Gaza.

Tingkat penggunaan bom bodoh oleh Israel, kata intelijen AS, mungkin berkontribusi terhadap melonjaknya jumlah korban warga sipil.

Saat dimintai keterangan mengenai bom bodoh tersebut, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Nir Dinar mengatakan bahwa pihaknya enggan membahas jenis amunisi yang digunakan di Gaza.

"Kami tidak membahas jenis amunisi yang digunakan (di Gaza)," kata Dinar, dikutip dari CNN.

Baca juga: Hamas Buka Opsi Damai dengan Israel, Ismail Haniyeh: Negara Palestina Harus Dibentuk

Sementara itu, juru bicara Israel, Mayor Keren Hajioff pada hari Rabu (13/12/2023) mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil.

BERITA REKOMENDASI

Israel, tegas Hajioff, hanya melawan Hamas bukan melawan rakyat Gaza.

"Sebagai militer yang berkomitmen terhadap hukum internasional dan kode etik moral, kami mencurahkan sumber daya yang besar untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil yang telah dipaksakan oleh Hamas untuk berperan sebagai tameng manusia."

"Perang kami melawan Hamas, bukan melawan rakyat Gaza," ucapnya.

Namun para ahli mengatakan kepada CNN, jika Israel menggunakan amunisi tak terarah seperti yang diyakini AS, hal ini melemahkan klaim Israel bahwa mereka berupaya meminimalkan korban sipil.

Baca juga: Israel Umumkan Kekalahan Terburuknya, Hamas: Semakin Lama Anda di Gaza, Semakin Rugi dan Kecewa

"Saya sangat terkejut dan prihatin," kata mantan petugas Pembuangan Senjata Peledak (EOD), Brian Castner.

"Menggunakan senjata padahal tepat sasarannya sudah cukup buruk. Ini akan menjadi masalah besar bagi warga sipil jika mereka tidak memiliki keakuratan tersebut, dan jika Anda bahkan tidak dapat mengambil manfaat dari keraguan bahwa senjata tersebut benar-benar mendarat di tempat yang diinginkan pasukan Israel," tambah Castner.

Warga Israel Ingin Hamas Musnah Meski Ada Korban Sipil

JET ISRAEL SERANG LEBANON - Tentara IDF dilaporkan telah membuka front pertempuran di utara melawan Hizbullah di Lebanon. Tentara Israel (IDF) secara praktis, kini menghadapi dua perang sekaligus, di Gaza melawan Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
JET ISRAEL SERANG LEBANON - Tentara IDF dilaporkan telah membuka front pertempuran di utara melawan Hizbullah di Lebanon. Tentara Israel (IDF) secara praktis, kini menghadapi dua perang sekaligus, di Gaza melawan Hamas dan Hizbullah di Lebanon. (tangkap layar TC/(Photo credit: AP))

Kebanyakan warga Israel pada Rabu mengatakan bahwa tentara tidak boleh mundur dari Gaza untuk menghancurkan Hamas.

Warga Israel juga mengatakan, tentara tidak boleh mundur meski Majelis Umum PBB menyerukan gencatan senjata dan bertambahnya jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza.

Baca juga: Ke Ukraina untuk Lawan Rusia, Tentara Israel Kena Mental dan Berujung Mengemis di Medsos

Jajak pendapat yang dilakukan dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan dukungan yang sangat besar terhadap perang tersebut meskipun jumlah korban jiwa meningkat.

Enam warga Israel yang berbicara kepada Reuters pada hari Rabu mengatakan, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk mundur, terlepas dari memudarnya simpati global yang tercermin dalam resolusi PBB pada hari Selasa.

Serangan Hamas pada 7 Oktober lalu telah menghidupkan kembali perasaan Israel sebelumnya ketika negara-negara Arab melancarakan serangan mendadak pada tahun 1973.

Ilmuwan politik dari Israel Democracy Institute, Tamar Hermann mengatakan, ketakutan muncul tentang serangan dari negara-negara tetangga dan musuh-musuh Israel dapat melenyapkan bangsa Yahudi secara bersamaan.

"Masyarakat berpendapat bahwa hal ini merupakan ancaman terhadap keberadaan Israel," ucap Hermann.

Baca juga: Video Aksi Tak Pantas Tentara Israel di Gaza Bermunculan, dari Bakar Makanan hingga Obrak-abrik Toko

Herman mengatakan, bahwa masyarakat bersiap menghadapi lebih banyak kematian tentara.

Berbicara di Yerusalem, pensiunan Ben Zion Levinger mengatakan musuh-musuh Israel akan memandang lambatnya upaya memerangi Hamas sebagai tanda kelemahan.

"Jika kita tidak mengakhiri perjuangan ini, maka besok pagi kita akan menghadapi pertempuran di utara, timur, selatan, dan mungkin Iran. Oleh karena itu, kita tidak punya pilihan," kata Levinger.

Meskipun kerugian yang ditimbulkan sangat besar, tujuan operasi militer tersebut adalah penghancuran total infrastruktur Hamas di Gaza, kata ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset Yuli Edelstein dalam sebuah wawancara.

Hamas mengatakan pembunuhan tentara pada hari Selasa menunjukkan Israel tidak akan pernah mencapai tujuan perangnya di Gaza.

"Semakin lama Anda tinggal di sana, semakin besar pula kerugian dan kematian Anda, dan Anda akan keluar dari sana dengan membawa kekecewaan dan kehilangan, Insya Allah," tulis pernyataan Hamas.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas