Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Emir Kuwait Syekh Nawaf Al Ahmad Al Sabah, Meninggal pada Usia 86 Tahun

Emir Kuwait yang berkuasa, Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah yang berusia 86 tahun, meninggal pada hari Sabtu.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Emir Kuwait Syekh Nawaf Al Ahmad Al Sabah, Meninggal pada Usia 86 Tahun
Yasser Al-Zayyat / AFP
Putra Mahkota Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Jaber al-Sabah tiba untuk menghadiri konferensi ke-20 Persatuan Antar Parlemen Arab (AIPU) di Kota Kuwait pada 19 Januari 2014 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin atau emir Kuwait, Syekh Nawaf Al Ahmad Al Sabah, meninggal dunia pada hari Sabtu (16/12/2023) di usia 86 tahun.

Televisi pemerintah Kuwait menayangkan program-program yang memuat ayat-ayat Al-Quran tepat sebelum seorang pejabat yang muram mengumumkan kabar duka tersebut, nbcnews.com melaporkan.

“Dengan kesedihan dan duka yang mendalam, kami – rakyat Kuwait, negara-negara Arab dan Islam, serta masyarakat sahabat di dunia – berduka atas mendiang Yang Mulia emir, Syekh Nawaf Al Ahmad Al Jaber Al Sabah, yang berpulang ke pangkuan Allah hari ini,” ujar Syekh Mohammed Abdullah Al Sabah, menteri pengadilan emiri.

Pihak berwenang tidak memberikan penyebab kematiannya.

Wakil penguasa Kuwait sekaligus saudara tirinya, Syekh Meshal Al Ahmad Al Jaber, kini berusia 83 tahun, diangkat menjadi emir baru setelah kematian Nawaf, televisi pemerintah melaporkan.

Pada akhir November, Syekh Nawaf dilarikan ke rumah sakit karena penyakit yang tidak dijelaskan secara spesifik.

Baca juga: Wamendag Jerry Sambuaga: Kuwait Merupakan Pasar Ekspor Potensial Bagi Indonesia

Sejak saat itu, negara yang kaya minyak ini telah menunggu kabar tentang kesehatannya.

Berita Rekomendasi

Berita yang dikelola pemerintah sebelumnya melaporkan bahwa Syekh Nawaf melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk pemeriksaan kesehatan pada Maret 2021.

Kesehatan para pemimpin Kuwait masih menjadi masalah sensitif di negara Timur Tengah yang berbatasan dengan Irak dan Arab Saudi itu, yang sering dilanda perebutan kekuasaan di balik pintu istana.

Syekh Nawaf dilantik sebagai emir setelah pendahulunya, Syekh Sabah Al Ahmad Al Sabah, meninggal dunia pada tahun 2020.

Duka atas kepergian Syekh Sabah, yang dikenal karena diplomasi dan upaya perdamaiannya, dirasakan di seluruh wilayah.

Sheikh Nawaf sebelumnya menjabat sebagai menteri dalam negeri dan pertahanan Kuwait tetapi tidak terlihat aktif dalam pemerintahan di luar masa jabatan tersebut.

Namun, ia merupakan pilihan yang tidak kontroversial sebagai emir, meskipun usianya yang sudah lanjut.

Masa jabatan Syekh Nawaf difokuskan pada masalah-masalah dalam negeri saat negara tersebut berjuang melalui perselisihan politik, termasuk perombakan sistem kesejahteraan Kuwait.

Hal ini menyebabkan Kuwait hanya memiliki sedikit uang untuk membayar gaji sektor publik yang membengkak, meskipun negara tersebut menghasilkan kekayaan yang sangat besar dari cadangan minyaknya.

Pada tahun 2021, Syekh Nawaf mengeluarkan dekrit amnesti yang telah lama ditunggu-tunggu.

Putra Mahkota Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah pergi setelah mengambil sumpah di Majelis Nasional (parlemen) di Kota Kuwait pada 20 Februari 2006
Putra Mahkota Kuwait Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah pergi setelah mengambil sumpah di Majelis Nasional (parlemen) di Kota Kuwait pada 20 Februari 2006 (Yasser Al-Zayyat / AFP)

Baca juga: Filipina Larang ART Kerja di Kuwait, Imbas Kasus Pembunuhan Sadis, Mayat Dibuang di Gurun

Ia mengampuni dan mengurangi hukuman puluhan pembangkang Kuwait demi meredakan kebuntuan besar terhadap pemerintah.

Ia juga mengeluarkan keputusan lain tepat sebelum sakit, dengan tujuan untuk menyelesaikan kebuntuan politik yang juga menyebabkan Kuwait mengadakan tiga pemilihan parlemen terpisah di bawah pemerintahannya.

Kuwait dianggap memiliki parlemen paling bebas di Teluk dan memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat.

Kuwait, negara berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa dan sedikit lebih kecil dibandingkan negara bagian New Jersey di AS, memiliki cadangan minyak terbesar keenam di dunia.

Kuwait telah menjadi sekutu setia AS sejak Perang Teluk tahun 1991 yang mengusir pasukan pendudukan Irak pimpinan Saddam Hussein.

Kuwait menampung sekitar 13.500 tentara Amerika di negaranya, serta markas besar Angkatan Darat AS di Timur Tengah.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas