Pusingnya Tentara Israel: Keliru Tembak Mati Warga Sendiri di Gaza, Kini Didemo Rakyatnya
Ratusan warga Israel berunjuk rasa setelah mendengar kabar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menembak mati warganya sendiri yang ditahan Hamas.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan warga Israel turun ke jalan untuk berunjuk rasa setelah mendengar kabar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) keliru menembak mati warganya sendiri yang ditawan di Gaza.
Para pengunjuk rasa memprotes pemerintah Israel dan memintanya segera mengambil tindakan guna membebaskan warga Israel yang masih disandera Hamas.
Dilansir The Times of Israel, pengunjuk rasa tampak mengganggu lalu lintas kendaraan di persimpangan Kaplan tatkala bergerak menuju ke markas IDF di Kirya, Tel Aviv.
Mereka mendesak pemerintah untuk mengupayakan kesepakatan baru dengan Hamas demi membebaskan warga Israel yang diculik Hamas tanggal 7 Oktober lalu.
"Waktu mereka sudah habis. Bawa mereka pulang sekarang!" demikian teriakan para pengunjuk rasa.
"Tak ada kemenangan hingga sandera terakhir dibebaskan."
Eli Albag, salah satu warga Israel, menyebut pemerintah harus melakukan perundingan dengan Hamas. Putra Albag, Liri (18), kini disandera oleh Hamas.
"Ini hari yang sulit. Adalah hal yang menyedihkan bagi kami ketika setiap sandera pulang ke rumah, di dalam peti mati," kata Albag.
Baca juga: Israel Malah Keliru Tembak Mati 3 Warganya yang Ditawan di Gaza, Markas IDF Didemo
Sementara itu, pengunjuk rasa lainnya yang bernama Ori mendesak adanya gencatan senjata. Sepupu Ori, Itay Svirsky, diduga menjadi salah satu warga Israel yang disandera.
"Negara Israel dan para pemimpinnya bertindak seolah-olah mereka sudah menyerah dalam hal sandera. Kami menerima kembali semua sandera dalam bentuk jenazah," kata Ori menjelaskan.
"Mereka sekarat. Meraka sekarat karena pengeboman, kegagalan operasi penyelamatan, dan tembakan dari pasukan kita, bahkan ketika mereka berhasil kabur."
Ori membantah argumen bahwa serangan militer Israel bisa menekan Hamas untuk membebaskan sandera.
"Kami meminta pemerintah Israel bersiap membayar harga yang harus dibayar dan menempatkan sandera sebagai agenda utama."
Dalam beberapa hari terakhir turut muncul kemarahan dari para keluarga sandera.
Mereka geram karena mendengar laporan bahwa pemerintah menangguhkan usulan dengan Hamas perihal pembebasan sandera.
Baca juga: IDF Salah Sasaran, Tembak 3 Sandera Warga Israel di Gaza
Keliru tembak mati warga sendiri
Sebelumnya, IDF mengatakan personelnya tidak sengaja menembak mati tiga warga Israel yang ditahan di Gaza utara.
Menurut IDF, kesalahan itu terjadi lantaran personelnya keliru mengindentifikasi ketiganya sebagai ancaman.
"Saat pertempuran di Shejaiya, IDF keliru mengindentifikasi tiga orang Israel yang disandera sebagai ancaman. Akibatnya, tentara melepaskan tembakan ke arah mereka dan mereka tewas," ujar Juru Bicara IDF Daniel Hagari, Jumat, (15/12/2023), dikutip dari CNN International.
Hagari berujar, jasad ketiganya telah dibawa ke Israel guna diperiksa. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa ketiganya adalah orang Israel yang ditawan.
Dua orang sandera bernama Yotam Haim dan Alon Shimriz yang dilaporkan diculik dari Kibbutz Kfar Aza tanggal 7 Oktober lalu.
Adapun satu sandera lainnya bernama Samer Talalka yang diculik dari Kibbutz Nir Am pada tanggal yang sama.
Hagari mengatakan IDF sudah mulai menyelidiki peristiwa itu. Menurut dia, IDF yakin bahwa ketiga orang itu kabur dari penyandera atau memang ditinggalkan karena ada pertempuran di sana.
Hagari menjanjikan adanya transparansi dalam pengusutan kasus tersebut.
Baca juga: AS dan Israel Sepakat Perang di Gaza Masih Berlangsung Lama hingga Berbulan-bulan
Dia menyebut peristiwa penembakan itu terjadi di tengah pertempuran sengit.
"Teguran dan instruksi terkait perihal identifikasi sandera di medan tempur telah disampaikan kepada semua tentara IDF di seluruh Jalur Gaza," ujarnya.
Sebelum kabar penembakan itu disampaikan, Israel mengatakan ada 132 tawanan yang masih di Gaza. Dari jumlah itu, ada sebanyak 112 orang yang diyakini masih hidup.
Sudah ada lebih dari 100 sandera yang dibebaskan Hamas bulan lalu setelah gencatan senjata disepakati.
Sementara itu, Israel sudah membebaskan 240 warga Palestina yang ditahan di Israel.
Diminta lebih berhati-hati
Selepas kasus penembakan itu, tentara Israel di Gaza diminta untuk lebih berhati-hati ketika betemu dengan orang yang berpakaian sipil.
Juru Bicara IDF, Jonathan COnricus, mengatakan ada banyak kombatan di Gaza yang berpakaian seperti warga sipil.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berujar kematian tiga sandera itu adalah "tragedi yang tak bisa ditoleransi".
Dia menyebut Israel mendapat pelajaran atas peristiwa tersebut.
"Bersama dengan seluruh warga Israel, saya menundukkan kepala saya dalam kesedihan yang mendalam dan berduka cita atas meninggalnya tiga putra kesayangan kita yang diculik," kata Netanyahu.
Baca juga: Tentara Yaman Tak Gubris Peringatan AS, Houthi Tahan Kapal Perusahaan Raksasa yang Mau ke Israel
Kata dia, seluruh warga Israel berduka cita pada malam itu.
"Belasungkawa saya untuk keluarga yang sedih di tengah masa-masa sulit mereka yang luar biasa."
Sementara itu, politikus Israel bernama Benny Gantz mengatakan hatinya hancur ketika mendengar berita penembakan itu.
"Kesedihan yang membersamai operasi militer ini makin besar karena peristiwa yang pelik ini," kata Gantz.
(Tribunnews/Febri)