Perusahaan Pelayaran Hindari Terusan Suez Imbas Meningkatnya Serangan di Laut Merah
perusahaan pelayaraan dikabarkan akan menghindari Terusan Suez ketika militan Houthi yang berbasis di Yaman terus meningkatkan serangan
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, CAIRO – Sejumlah perusahaan pelayaraan dikabarkan akan menghindari Terusan Suez ketika militan Houthi yang berbasis di Yaman terus meningkatkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.
Kapal Mediterranean Shipping Company (MSC) Palatium III berbendera Liberia mendapat serangan pesawat tak berawak (drone) dari Houthi Yaman pada Jumat (15/12/2023) di Selat Bab al-Mandab di lepas pantai Yaman, di ujung selatan Laut Merah.
Baca juga: Israel Boncos, Pendapatan Pelabuhan Eilat Anjlok 80 Persen, Efek Serangan Houthi Yaman di Laut Merah
Tidak ada korban luka yang dilaporkan, tetapi kapal tersebut mengalami beberapa kerusakan akibat kebakaran dan tidak dapat digunakan lagi.
“Kami akan mengubah rute beberapa layanan di sekitar Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika, sehingga menambah waktu berlayar kapal yang dipesan untuk transit di Terusan Suez,” kata juru bicara MSC.
Akibat serangan tersebut, perusahaan pelayaran lain seperti Maersk dari Denmark dan CMA CGM dari Prancis memilih untuk menghentikan semua pengiriman kontainernya melalui Selat Bab al-Mandab sampai pemberitahuan lebih lanjut.
“Situasinya semakin memburuk dan kekhawatiran terhadap keselamatan meningkat,” kata CMA CGM dalam sebuah pernyataan, Sabtu (16/12/2023).
Baca juga: Houthi Yaman Peringatkan Kapal di Laut Merah untuk Hindari Perjalanan ke Wilayah Palestina
Houthi Yaman dalam beberapa pekan terakhir meningkatkan serangan terhadap pelayaran dan juga menembakkan drone dan rudal ke arah Israel.
Mereka juga telah berjanji untuk melanjutkan serangan sampai Israel menghentikan agresinya terhadap penduduk di Gaza.
Meski begitu, juru bicara Houthi mengatakan pihaknya telah terlibat dalam pembicaraan yang dimediasi Oman dengan “pihak internasional” yang tidak disebutkan namanya mengenai operasi mereka di Laut Merah dan Laut Arab, yang dapat mengindikasikan bahwa Houthi mungkin bersedia melakukan deeskalasi.