Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harga Minyak Relatif Tenang saat Houthi Serang Laut Merah, Pakar Kebingungan

Kenaikan harga minyak akibat serangan Houthi di Laut Merah, ternyata tidak setinggi yang diperkirakan para ahli.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Daryono
zoom-in Harga Minyak Relatif Tenang saat Houthi Serang Laut Merah, Pakar Kebingungan
tangkapan layar Twitter/@clashreport
HENTIKAN KIRIMAN KE ISRAEL- Setelah adanya ancaman terhadap pelaut dan serangan terhadap kapal di Laut Merah, perusahaan pelayaran yang berbasis di Hong Kong, OOCL (Orient Overseas Container Line) mengumumkan bahwa “karena masalah operasional,” mereka akan segera menghentikan pengangkutan kargo ke dan dari Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut. 

Houthi juga menahan diri untuk tidak menyerang infrastruktur minyak Saudi atau Uni Emirat Arab.

'Negara-negara Teluk terintimidasi'

Pada hari Selasa, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan jelas bahwa Iran menyediakan sarana, peralatan, kemampuan dan senjata kepada Houthi untuk melakukan serangan.

Tetapi Kirby enggan menjawab ketika namun ketika ditanya apakah Iran mengarahkan Houthi secara langsung.

Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis John Kirby berbicara selama pengarahan harian di Ruang Pengarahan Pers James S Brady Gedung Putih di Washington, DC, pada 19 Juli 2022.
Brendan SMIALOWSKI / AFP
Koordinator Dewan Keamanan Nasional untuk Komunikasi Strategis John Kirby berbicara selama pengarahan harian di Ruang Pengarahan Pers James S Brady Gedung Putih di Washington, DC, pada 19 Juli 2022. Brendan SMIALOWSKI / AFP

Baca juga: AS Enggan Dijuluki Genosida Joe, John Kirby: Israel Tak Berniat Hapus Palestina

Seorang pejabat militer barat yang berbicara dengan MEE tanpa menyebut nama mengatakan bahwa praktik penargetan Houthi – yang ironisnya mungkin membuat pasar minyak tetap terkendali – menunjukkan adanya koordinasi yang lebih erat antara kepemimpinan kelompok tersebut dan Teheran.

“Garda Revolusi Iran sedang bertugas di Yaman,” kata pejabat itu.

Kelompok Houthi kini terlibat dalam pembicaraan langsung dengan Arab Saudi untuk mengubah jeda dalam pertempuran di Yaman menjadi perjanjian damai jangka panjang, yang menurut para analis kemungkinan akan memperkuat cengkeraman Houthi di Yaman utara.

Berita Rekomendasi

“Ada banyak perhitungan yang dilakukan Iran dan Houthi di sini,” ungkap Ali Alfoneh, peneliti senior di Arab Gulf States Institute, kepada MEE.

“Mereka tidak punya alasan untuk menyerang kapal tanker minyak Saudi saat ini,” katanya.

Sebelumnya pada hari Senin, AS mengumumkan dibentuknya satuan tugas angkatan laut, Operation Prosperity Guardian, untuk melindungi kapal-kapal di Laut Merah.

Hanya satu negara Arab yang secara terbuka menandatangani perjanjian ini, yakni Kerajaan Bahrain.

Kelompok Houthi pada hari Rabu memperingatkan bahwa mereka akan menyerang balik jika mereka diserang oleh pasukan AS dan memperingatkan tetangga Arab mereka untuk tidak bergabung dengan koalisi tersebut.

Negara-negara Teluk enggan untuk bergabung dengan koalisi karena khawatir akan terlihat berpihak pada Israel pada saat rakyat mereka sedang marah atas perang di Gaza.

Meskipun Arab Saudi khawatir dengan serangan Houthi, Riyadh mungkin cukup senang dengan kenyataan bahwa aset-asetnya tidak terkena serangan, kata para ahli.

“Iran dan Houthi berhasil mengintimidasi tetangga-tetangga Arab mereka. Negara-negara Teluk akan menanggung kerugian jika berperang melawan Iran dan Iran tidak akan rugi apa pun. Houthi dan Iran sudah menang,” kata Alfoneh.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas