Israel Ungkap Cara Jelajahi Terowongan Hamas Tanpa Kirim IDF ke Jebakan Maut
Israel mengungkap cara menjelajahi terowongan Hamas tanpa mengirim tentaranya untuk memasuki terowongan yang diduga penuh jebakan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membeberkan caranya untuk menjelajahi terowongan Hamas tanpa mengirim tentara secara langsung.
Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, para pejabat militer Israel mengatakan mereka menggunakan drone untuk menjelajahi terowongan Hamas.
"Militer Israel telah mencoba berbagai metode untuk menjelajahi terowongan Hamas di Gaza; robot, robot anjing, dan anjing sungguhan," lapor Wall Street Journal, Jumat (28/12/2023).
Namun, di antara percobaan itu, diketahui pilihan termurah dan paling efektif adalah menjelajahi terowongan yang bagaikan labirin itu menggunakan drone quadcopter kecil.
Israel mempertimbangkan adanya potensi jebakan maut bagi tentara, sehingga tidak mungkin untuk mengirim tentara ke dalam terowongan.
Baca juga: Saat Perangi Israel, Abu Ubaida: Hamas Beri Pukulan Terbesar Abad Ini bagi Zionis
Percobaan Sebelumnya Kurang Efektif
Israel awalnya menggunakan robot-robot berat yang ditambatkan ke permukaan dengan kabel untuk mencari ratusan kilometer jalur terowongan yang digali Hamas di bawah Jalur Gaza.
Namun lantai terowongan sering kali dipenuhi sampah, sehingga menghalangi robot, sementara beberapa lorong terbukti terlalu sempit untuk dapat dimasuki robot.
Israel juga mencoba menggunakan robot anjing, tetapi harganya mahal dan berat.
Akhirnya mereka memiliki drone kecil.
Drone kecil ini dapat membuat peta terowongan 3D, tidak terikat sama sekali dan dapat masuk melalui ruang kecil.
Mereka juga dapat membuat jaringan komunikasi sendiri di bawah tanah, dengan setiap drone kecil terbang sejauh mungkin sebelum menjadi simpul relai baru yang memudahkan pekerjaan tentara Israel.
Baca juga: Israel Serang Jemaah Salat Jumat dengan Air Sigung dan Gas Air Mata
Fungsi Drone Mini Israel
Drone tidak hanya digunakan untuk terowongan.
Israel juga menggunakan drone untuk menavigasi medan perang perkotaan di Gaza, memecahkan jendela, dan membawa bahan peledak.
Tentara Israel akan menerbangkan drone ke gedung-gedung sebelum mengirim tentara mereka ke dalam gedung.
Perangkat ini juga menyediakan unit yang lebih kecil dengan pengintaian udara dan digunakan sebagai amunisi berpemandu.
"Drone-drone kecil tersebut hanyalah salah satu bagian dari persenjataan udara tak berawak Israel," kata para pejabat militer Israel.
Israel mengklaim drone-drone kecil itu juga berfungsi untuk meminimalkan korban jiwa ketika berada di daerah padat penduduk di Jalur Gaza.
"Drone telah menjadi penyelamat bagi unit-unit kecil IDF, seperti unit-unit cadangan yang dipanggil ke medan perang setelah serangan Hamas," kata Wall Street Journal mengakhiri artikelnya.
Baca juga: Israel Perluas Serangan di Tengah Kota, Warga Palestina Berbondong-bondong ke Gaza Selatan
Hamas Palestina vs Israel
Israel mengkampanyekan narasi untuk menghancurkan terowongan Hamas yang diperkirakan terbentang di Jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023.
Perang Israel dan Hamas semakin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 21.320 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Jumat (29/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.