Vladimir Putin Siapkan Aksi Balasan Lebih Masif Terhadap Ukraina Pasca Serangan ke Belgorod
Rusia menyiapkan aksi balasan lebih keras terhadap Ukraina pasca serangan negara itu terhadap warga sipil di Kota Bolgorod, Rusia, akhir pekan lalu.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA – Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya akan mengintensifkan serangan terhadap sasaran militer di Ukraina pasca serangan rudal oleh Ukraina akhir pekan lalu atas Kota Belgorod, Rusia.
Serangan Ukraina ini menewaskan 25 orang tewas, termasuk lima anak-anak.
"Kami akan mengintensifkan serangan. Tidak ada kejahatan terhadap warga sipil yang luput dari hukuman, itu sudah pasti," kata Putin dalam sebuah pernyataan, Senin (1/1/2024).
Pernyataan Putin muncul saat Rusia dan Ukraina saling meluncurkan serangan skala besar yang membuat banyaknya korban jiwa yang berjatuhan.
“Kami melakukan hal itu hari ini dan besok kami akan terus melakukannya,” kata Putin.
Membahas soal situasi di medan perang, Putin mengatakan dia yakin “inisiatif strategis” dalam konflik berkepanjangan di Ukraina ada di pihak Rusia, sejak kegagalan serangan balasan Ukraina di musim panas.
Baca juga: Serangan Drone Rusia Hancurkan Museum Nazi Jadi Puing di Kota Lviv Ukraina
Dia juga mengklaim Moskow ingin mengakhiri konflik “secepat mungkin”, yang telah berlangsung selama hampir dua tahun, tetapi dengan sejumlah syarat.
Penembakan di Donetsk
Sementara itu, penembakan yang dilakukan Ukraina di Kota Donetsk yang dikuasai Rusia telah menewaskan empat orang, menurut pihak berwenang yang dibentuk Rusia.
Baca juga: Drone Rusia Hajar Kharkiv, Jadi Balasan Putin Atas Serangan Brutal Ukraina ke Kota Belgorod
“Sebagai akibat dari penembakan yang dilakukan Ukraina di pusat Donetsk pada Malam Tahun Baru, kami dapat mengatakan bahwa ada empat orang tewas dan 13 orang terluka,” kata Denis Pushilin, kepala otoritas wilayah Donetsk seraya menambahkan bahwa Ukraina menggunakan cluster amunisi.
Dia menuduh Ukraina memiliki tujuan untuk menimbulkan kerugian sebanyak mungkin terhadap penduduk sipil karena negara tersebut menggunakan munisi tandan.