Arab Saudi Gabung BRICS, Hubungan dengan AS Diprediksi Makin Renggang
Arab Saudi resmi bergabung dengan organisasi BRICS. Alhasil, hubungannya dengan AS diprediksi bakal renggang.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Febri Prasetyo
"China telah menekan Arab Saudi untuk menetapkan harga minyak dalam renminbi selama beberapa waktu," ujarnya.
"Pemerintahan Biden sedang mengejar masah ini dalam kerangka kerja Abraham Accords. Jadi kerajaan (Arab Saudi) ini tampaknya berada dalam posisi yang membuat iri untuk "menyeimbangkan" antara Beijing dan Washington, mengikuti pihak mana pun yang menawarkan hadiah terbesar," sambung Krane.
Sebagai informasi, Abraham Accords adalah kesepakatan yang diprakarsai oleh AS untuk menormalkan hubungan antara Isarel dan negara-negara Teluk seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Baca juga: Indonesia Belum Berminat Gabung BRICS, Jokowi: Kita Tidak Ingin Tergesa-gesa
Sementara itu, menurut Kepala Timur Tengah dan Afrika Utara di Eurasia Group, Ayham Kamel, BRICS sangatlah penting bagi Arab lantaran China dan India merupakan negara penting dalam tatanan global.
"Namun, Riyadh tidak hanya berfokus pada BRICS dan melihat G20 dan forum-forum lain sebagai kunci bagi strategi Arab Saudi untuk meningkatkan pengaruh geopolitiknya," kata Kamel.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)