Ancaman Perang Korea di Depan Mata, Korut Sudah Tembakkan 350 Peluru Artileri ke Perbatasan Korsel
Korea Utara telah menembakkan sedikitnya 350 peluru artileri ke wilayah Korsel di perbatasan selama 3 hari berturut-turut sejak Jumat, 5 Januari 2024
Penulis: Choirul Arifin
Ancaman Perang Korea di Depan Mata, Korut Sudah Tembakkan 350 Peluru Artileri ke Perbatasan Korsel
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Ancaman perang Korea makin di depan mata. Korea Utara diketahui telah menembakkan sedikitnya 350 peluru artileri ke wilayah Korea Selatan di perbatasan selama tiga hari berturut-turut sejak Jumat, 5 Januari 2024 yang terus berlanjut pada hari Sabtu dan Minggu keesokan harinya.
Rinciannya, seperti pernyataan resmi militer Korea Selatan yang dikutip Reuters, bahwa Korea Utara telah menembakkan lebih dari 60 peluru artileri pada hari Sabtu di dekat perbatasan laut mereka yang disengketakan.
Korut juga telah melakukan penembakan peluru artileri sebanyak lebih dari 200 peluru pada hari sebelumnya.
Sementara, menurut versi militer Korea Selatan, pada Minggu, Korea Utara kembali menembakkan sekitar 90 peluru ke wilayahnya.
Korea Utara juga kembali menggertak Korea Selatan jika mereka terus melakukan provokasi terhadap Korea Utara.
Hari Minggu (7/1/2024), Kim Yo Jong, saudara perempuan dan sekutu utama pemimpin Kim Jong Un mengatakan, Korea Utara akan segera melancarkan serangan militer sebagai respons terhadap provokasi apa pun.
penembakan peluru artileri di dekat perbatasannya dengan Korea Selatan dalam serangan tiga hari berturut-turut menjadi sinyal jelas ke Korsel bahwa Korea Utara tidak main-main.
Tentara Korea Utara mengatakan mereka tidak menimbulkan ancaman apa pun terhadap Korea Selatan karena latihan penembakan tersebut dilakukan sejajar dengan perbatasan.
“Sebagaimana telah dinyatakan, KPA akan segera melancarkan serangan militer jika musuh melakukan provokasi sekecil apa pun,” kata Kim Yo Jong, salah satu anggota paling berkuasa di rezim Kim Jong Un, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita KCNA.
Baca juga: Gusar Korut Luncurkan Satelit Pengintai Militer, Korsel Ngemis ke Rusia Jatuhkan Sanksi
Meskipun Korea Selatan mengadakan latihan penembakan di laut pada hari Jumat sebagai tanggapan terhadap serangan artileri, kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan tidak ada rencana untuk melakukan hal tersebut setelah peristiwa hari Sabtu.
Latihan di kedua sisi perbatasan pada hari Jumat memicu peringatan bagi penduduk pulau-pulau perbatasan Korea Selatan untuk mencari perlindungan di tempat perlindungan bom, meskipun tidak ada laporan mengenai peluru yang melintasi perbatasan maritim.
Dalam pernyataannya, Kim membantah penembakan artileri pada hari Sabtu dan mengatakan Korea Utara telah meledakkan bahan peledak sebagai taktik penipuan.
Baca juga: Korut Sukses Orbitkan Satelit Mata-mata Malligyong-1, Jepang dan AS Ketar-ketir
Militer Korea Selatan menolak pernyataan Kim dan menyebutnya sebagai perang psikologis tingkat rendah.
Korea Selatan mendesak Korea Utara untuk menghentikan aktivitas militer yang meningkatkan ketegangan di dekat perbatasan.
Melansir Reuters, China, yang merupakan sekutu politik utama Korea Utara, mendesak agar kedua belah pihak menahan diri dan melanjutkan dialog.
Leif-Eric Easley, profesor studi internasional di Universitas Ewha di Seoul, mengatakan bukan hal yang aneh bagi Korea Utara untuk menembakkan artileri di daerah tersebut selama latihan musim dingin.
“Apa yang berbeda tahun ini adalah… Kim Jong Un secara terbuka menolak rekonsiliasi dan unifikasi dengan Korea Selatan,” katanya.
Perang Korea Bisa Pecah Kapan Saja
Hari Minggu, 31 Desember 2023, seperti dilansir kantor media resmi Korea Utara, KCNA, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sudah menegaskan, perang Korea bisa pecah kapan saja karena kebijakan Amerika Serikat yang membuat perang semakin dekat.
"Karena tindakan nekat musuh yang menyerang kita, sudah menjadi kenyataan bahwa perang bisa pecah kapan saja di semenanjung Korea," kata Kim Jong Un.
Di akhir pertemuan partai berkuasa Korut selama lima hari, Kim Jong Un dalam pidatonya sudah memerintahkan militer Korea Utara untuk menjinakkan seluruh wilayah Korea Selatan, termasuk dengan dengan bom nuklir jika perlu.
Korea Selatan buru-buru merespon ancaman Kim Jong Un tersebut. Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengutuk rencana Korut melanjutkan ambisi nuklirnya.
"Jika Korea Utara mencoba menggunakan senjata nuklir untuk melawan kita, kita akan membalas secara besar-besaran dengan memanfaatkan secara dramatis, memperkuat kemampuan pencegahan aliansi Korea Selatan-AS, dan rezim Kim Jong-Un akan menghadapi kehancurannya," kata Kementerian Pertahanan Korut.
Laporan Barratut Taqiyyah Rafie | Sumber: Kontan