Selalu Siap Kirim Bantuan ke Gaza, PBB Akui Ada Tantangan yang Hampir Mustahil Diatasi
Selalu siap untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui ada tantangan yang hampir mustahil diatasi.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Selalu siap untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui ada tantangan yang hampir mustahil diatasi.
PBB menyesalkan kurangnya akses ke Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.
"Menyalurkan bantuan ke Gaza terus menghadapi tantangan yang hampir tidak dapat diatasi,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Ghebreyesus dalam konferensi pers pada hari Rabu (10/1/2024) di Jenewa, dikutip dari Al Jazeera.
“Kami memiliki perbekalan, tim, dan rencana yang sudah siap," urainya.
"Yang tidak kami miliki adalah akses,” katanya.
Seraya menekankan bahwa PBB dan mitranya tetap “sepenuhnya siap” untuk memberikan bantuan kepada warga Palestina di Gaza.
Israel Tak Beri Izin
Pihak berwenang Israel telah berulang kali menolak mengizinkan tim bantuan PBB untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan di Gaza.
Sehingga secara efektif memutus pasokan medis bagi rumah sakit dan penduduk.
“Kami menyerukan Israel untuk menyetujui permintaan WHO dan mitranya untuk memberikan bantuan kemanusiaan,” kata Ghebreyesus.
COGAT Bereaksi
Baca juga: Osama Hamdan Desak Sekjen PBB Percepat Pengiriman Bantuan dan Setop Ancaman dari AS
Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah Israel, atau COGAT, telah berulang kali menyalahkan PBB karena gagal mengirimkan pasokan dengan cukup cepat.
Kepala COGAT, Moshe Tetro pada hari Rabu (10/1/2024) membantah adanya hambatan di pihak Israel yang mencegah bantuan mencapai daerah kantong tersebut.
“Masalahnya terletak pada organisasi internasional yang memproses dan menerima bantuan tersebut,” katanya, menurut The Times of Israel.
Ruang Kemanusiaan Menyusut
Perwakilan WHO untuk Wilayah Pendudukan Palestina, Richard Peeperkorn juga memberikan tanggapan terkait lambatnya pasokan bantuan memasuki Gaza.
Dirinya malah mengklaim bahwa PBB beroperasi dalam “ruang kemanusiaan yang menyusut”.