Ukraina Jadi Kelinci Percobaan Senjata Rusia, Kini Moskow Siap Produksi Bom Baru
Rusia telah selesai menguji bom udara Drel dalam perangnya di Ukraina. Moskow saat ini bersiap untuk memproduksi bom itu secara massal tahun 2024 ini.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Rusia bersiap memproduksi bom udara terbaru secara massal setelah mengujinya dalam perang Ukraina.
Bom udara bernama Drel ini telah mengalami fase pengembangan selama bertahun-tahun.
Moskow dilaporkan telah menguji bom ini di Ukraina dan mengatakan terbukti sangat sukses.
"Senjata baru tersebut, PKB-500U Drel ('bor' dalam bahasa Rusia), telah menyelesaikan semua uji coba," kata perusahaan pertahanan Rostec pada Rabu (10/1/2024).
Rusia tidak mengatakan di mana bom tersebut diuji coba di Ukraina.
"Beberapa uji coba tersebut dirahasiakan karena dilakukan di lingkungan pertempuran konflik Ukraina," kata pernyataan itu.
“Bagian seri pertama dari bom udara Drel direncanakan pada tahun 2024,” tambah laporan itu.
Rostec mengklaim bom udara Drel ini hampir mustahil untuk dikenali di radar.
Media Rusia, TASS, mengatakan bom ini dirancang untuk menghancurkan tank, radar berbasis darat, sistem pertahanan udara, pos kendali, dan target lainnya.
“Drel mampu terbang secara mandiri pada jarak yang diperlukan ke suatu target dan membuka di atasnya pada saat yang tepat,” lapor TASS, Kamis (11/1/2024).
Rusia mengklaim hulu ledak dari bom udara Drel yang tidak meledak bisa hancur dengan sendirinya.
Baca juga: Zelensky Rayu Negara Baltik, Minta Bantuan Pertahanan Udara saat Rusia Makin Ganas
"Jika hulu ledak tidak meledak pada waktu yang tepat, maka hulu ledak tersebut akan hancur sendiri setelah jangka waktu tertentu, dan oleh karena itu tidak akan menimbulkan ancaman bagi warga sipil setelah permusuhan berakhir," lapor TASS.
Bom udara Drel sendiri dikonsep pada tahun 1990an, namun pengembangan aktif dimulai jauh setelahnya.
Drel menggunakan sistem navigasi satelit Glonass untuk penargetan.
Tahap penelitian dan pengembangan utama dilaporkan selesai pada tahun 2016, namun uji lapangan ditunda.
Di tengah perang dengan Ukraina, Rusia meluncurkan produksi massal perangkat pemutakhiran yang dapat mengubah model lama yang disimpan di gudang senjatanya menjadi bom terbang.
Media Barat mengatakan senjata-senjata ini merupakan ancaman besar bagi pasukan garis depan Ukraina.
Berkebalikan dengan klaim Rusia, menurut Reuters, sumber-sumber Barat mengklaim bom udara Drel adalah sejenis bom cluster.
Bom cluster dilarang digunakan di lebih dari 100 negara, namun secara aktif digunakan oleh Rusia di Ukraina.
Bom jenis ini dapat melepaskan sejumlah besar bom kecil yang meledak di wilayah yang luas.
Sementara bahan-bahan bom cluster yang tidak meledak dapat menimbulkan bahaya selama beberapa dekade.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)