Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ledakan Dahsyat di Haifa, Tanah Palestina yang Diduduki Israel, Sebelumnya Sempat Dirudal Irak

Ledakan dahsyat terjadi di Haifa, tanah Palestina yang diduduki Israel, Minggu (14/1/2024).

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Ledakan Dahsyat di Haifa, Tanah Palestina yang Diduduki Israel, Sebelumnya Sempat Dirudal Irak
IRNA News
Ledakan dahsyat terjadi di Haifa, tanah Palestina yang diduduki Israel, Minggu (14/1/2024). 

TRIBUNNEWS.com - Ledakan dahsyat terjadi di sekitar kilang minyak di Haifa, tanah Palestina yang diduduki Israel, Minggu (14/1/2024).

Harian berbahasa Ibrani, Maariv, seperti dikutip IRNA News, mengatakan insiden itu tidak menimbulkan ancaman bagi para pekerja dan pemukim Israel yang tinggal di Haifa.

Sementara itu, The Times of Israel melaporkan ledakan terjadi karena ada kerusukan pada mesin polietilen di pabrik Carmel Olefins.

Laporan The Times of Israel itu mengutip pernyataan Kementerian Perlindungan Lingkungan Israel.

Mesin yang dimaksud segera dimatikan, Kementerian menambahkan.

Kementerian mengatakan pihaknya akan menyelidiki apakah pabrik milik Grup Bazan itu melanggar izin emisi atau tidak.

Sebagai informasi, Carmel Olefins memproduksi polipropilen dan polietilen untuk industri plastik.

BERITA REKOMENDASI

Sementara itu, Haifa sebelumnya menjadi target rudal kelompok Perlawanan Islam di Irak.

Serangan itu menargetkan beberapa pusat penting dan markas komando militer Israel.

Selain Irak, Hizbullah Lebanon juga menargetkan Haifa sebagai bagian dari serangannya.

Baik Perlawanan Islam di Irak maupun Hizbullah di Lebanon, telah berjanji untuk terus menargetkan posisi Amerika Serikat (AS) dan Israel dalam mendukung bangsa Palestina yang tertindas.

Baca juga: Al-Qassam Sukses Targetkan 4 Tank Merkava dan Kapal Induk Israel Pakai Rudal Al-Yassin 105

Sekilas tentang Haifa

Dilansir AlJazeera, Haifa terletak di lereng hijau subur Pegunungan Carmel di Laut Mediterania.

Para pejabat Israel serta media Barat dan Zionis sering menggambarkan kota ini sebagai kota modern.

Namun, di luar gedung pencakar langit dan sederet banguann di Haifa, sejumlah kecil rumah lawas Palestina sebelum 1948, menceritakan kisah yang berbeda.

Haifa berada di bawah kendali milisi Zionis pada April 1948, tiga minggu sebelum Israel menandatangani deklarasi kemerdekaannya pada 14 Mei.

Tanggal itu diperingati setiap tahun oleh warga Palestina sebagai Nakba atau "bencana", menandai pembersihan etnis dengan kekerasan di negara mereka.

Saat itu, pasukan Zionis mengusir lebih dari 95 persen penduduk Haifa.

Dari 75 ribu warga Palestina yang tinggal di Haifa, hanya 3.000-4.000 yang tersisa.

Lainnya, menjadi pengungsi, terutama di negara tetangga, Lebanon dan Suriah.

Mereka dilarang kembali ke tempat kelahiran mereka hingga saat ini.

Selama Nakba dan dekade-dekade berikutnya, pasukan Zionis dan Israel meratakan sebagian besar lingkungan dan bangunan Palestina di Haifa.

Baca juga: NIS: Korea Utara Pasok Senjata untuk Hamas, Kirim Roket Berdaya Ledak Tinggi untuk Lawan Israel

Hampir seluruh pusat bersejarah di kota itu hancur.

Saat ini, bangunan-bangunan bersejarah Palestina berubah menjadi alun-alun modern yang berisi gedung-gedung pemerintahan dan komersial Israel serta tempat parkir yang luas.

Misalnya, sebuah gedung 29 lantai yang menampung kantor-kantor pemerintah dibangun pada 1999 di atas reruntuhan Balai Kota Seraya, yang dibangun pada pertengahan abad ke-18 dan dibongkar pada tahun 1949.

“Mereka membangun gedung-gedung pemerintah di atas reruntuhan gedung-gedung Arab-Palestina."

"Gedung-gedung Arab-Palestina dihancurkan dan dihapuskan selama Nakba,” kata Orwa Sweitat, seorang perencana kota dan aktivis yang berbasis di Haifa yang bekerja untuk mencegah pembongkaran lebih lanjut.

Menurut sejarawan, Johnny Mansour, yang berbasis di Haifa,"Hanya 20 persen rumah asli Haifa yang tersisa saat ini."

Kepemilikan bangunan-bangunan warga Palestina yang selamat dari Nakba dialihkan ke Israel berdasarkan Undang-Undang Properti Absentees Israel.

Gambar yang diambil pada 12 Oktober 2022 dari puncak Gunung Carmel (Gunung Mar Elias) ini menunjukkan pemandangan kota dan pelabuhan Haifa, tanah Palestina yang diduduki Israel.
Gambar yang diambil pada 12 Oktober 2022 dari puncak Gunung Carmel (Gunung Mar Elias) ini menunjukkan pemandangan kota dan pelabuhan Haifa, tanah Palestina yang diduduki Israel. (RONALDO SCHEMIDT / AFP)

Hal ini tidak hanya terjadi di Haifa. Semua properti Palestina yang pemiliknya menjadi pengungsi, termasuk mereka yang menjadi pengungsi internal, diambil alih oleh negara.

“Di kota-kota bersejarah seperti Haifa, Jaffa, dan Akka, sekitar 70.000 bangunan bersejarah disita setelah tahun 1948,” ungkap Sweitat.

Dari bangunan-bangunan yang diambil pada 1948, hanya 4.800 yang tersisa saat ini, katanya.

“Semuanya ada di tangan negara. Sisanya dibongkar atau dijual ke perusahaan real estate swasta,” jelasnya.

"Di Jaffa, hanya tersisa sekitar 1.200 bangunan, 600 di Haifa, 600 di Akka, dan sekitar 350 di Nazareth."

Sejak 2000, pemerintah Israel telah menjual sisa bangunan Palestina kepada perusahaan real estat publik dan swasta.

Setelahnya, mereka akan menghancurkannya dan membangun proyek perumahan atau komersial modern atau merenovasi dan menjualnya sebagai real estat mewah yang ditujukan untuk pasar Israel.

"Mereka mengubah reruntuhan Nabka menjadi permata ekonomi demi kepentingan pasar Israel," kata Sweitat.

Ia juga menjelaskan "proses gentrifikasi bertujuan untuk menarik orang-orang Yahudi kelas menengah dan atas serta mengusir orang-orang Arab Palestina."

"Baik undang-undang Israel dan perencanaan kota bekerja sama untuk merampas properti dan tanah pengungsi Palestina" dan untuk "menghapus, menghancurkan, merusak dan memprivatisasi identitas Arab-Palestina dan karakteristik Haifa," tukas dia.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas