Presiden Israel Kena Hujat Ribuan Orang saat Pidato, Sebut Tak Becus Lobi Pembebasan Sandera
Ribuan masa menyoraki kalimat hujatan kepada Presiden Israel sebagai bentuk protes atas sikap pemerintah yang gagal mengendali
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Whiesa Daniswara
![Presiden Israel Kena Hujat Ribuan Orang saat Pidato, Sebut Tak Becus Lobi Pembebasan Sandera](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-israel-kena-hujat-ribuan-orang-saat-pidato.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Israel, Isaac Herzog kembali jadi sorotan netizen dunia usai videonya viral di jagad media sosial.
Dalam cuplikan video pendek tersebut, Presiden Israel itu tampak kelimpungan saat ribuan masa menyoraki kalimat hujatan kepada Herzog ketika ia berpidato di rapat umum 24 jam di Tel Aviv yang menandai 100 hari perang Gaza.
"Sekarang! Sekarang!," kata pengunjuk rasa, dikutip dari The Time of Israel.
“Dia adalah pembunuhnya. Mereka adalah pembunuh. Mereka adalah pembunuh,” ujar Yuval Or, warga Israel yang putranya ditawan Hamas.
Hujatan tersebut sengaja diluapkan ribuan warga Israel yang menuntut pembebasan tawanan Israel yang ditahan Hamas
Massa yang mengamuk bahkan sempat membuat pidato Herzog terhenti sejenak.
Mereka menilai Presiden telah gagal melobi Hamas sehingga pembebasan sandera tak dapat terlaksana.
Di lokasi lain, para pendemo juga dilaporkan melakukan langkah tidak biasa dengan menutup akses jalan utama di Tel Aviv.
Kondisi serupa juga tampak di Haifa, di mana ratusan demonstran tampak memenuhi jalanan kota sebagai bentuk protes atas sikap pemerintah yang gagal mengendalikan perang di Gaza.
Isaac Herzog Disebut pemimpin yang Gagal
Sebagai informasi, demo seperti ini hampir digelar warga Israel di setiap akhir pekan sebelum perang tanggal 7 Oktober.
Baca juga: Demo Warga Palestina, Kecam Pembunuhan Bos Hamas Saleh Al-Arouri
Warga Israel melakukan aksi unjuk rasa sebagai bentuk kekecewaan atas sikap pemerintah yang lamban dalam mengurus pembebasan sandera.
Demonstran juga menilai Isaac Herzog dan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu adalah gambaran tokoh pemimpin yang gagal menyelamatkan lebih dari ratusan tawanan Hamas.
"Pengunjuk rasa yang menyerukan pembubaran Pemerintah Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu dan pembebasan sandera dari Gaza menutup Jalan Ayalon sebagai bagian dari aksi protes mereka," bunyi laporan saluran TV swasta Channel 12.
Presiden Israel Bela Diri
Merespon hujatan yang dilontarkan warga Israel, Presiden Herzog akhirnya buka suara.
Herzog menekankan bahwa pihaknya telah melakukan segala daya untuk membebaskan sandera.
Menurutnya, membawa pulang seluruh sandera dari Gaza bukan pekerjaan yang mudah.
Meski begitu, Herzog berjanji akan terus mengupayakan negosiasi dengan militan Hamas agar dapat membebaskan tawanan Israel.
Baca juga: Sayap Militer Hamas: Milisi Lintas Teritorial Bakal Tingkatkan Gempuran di Semua Lini ke Israel
“Saya berbicara dari sini kepada para sandera, saudara dan saudari kita, siapa pun yang dapat mendengarkan saya – kami tidak akan menyerah pada Anda."
"Kami belum melupakanmu. Kami semua bekerja dan akan terus bekerja di sini, di Israel dan di seluruh dunia 24/7 untuk membawa Anda pulang!” kata Herzog.
Israel Klaim Telah Berhasil Bebaskan 105 Sandera
Sebagai informasi, setidaknya sudah ada 105 warga sipil yang telah dibebaskan Hamas selama gencatan senjata berlangsung pada akhir November kemarin.
Dengan rincian, di hari pertama gencatan senjata, sebanyak 24 sandera yang dibebaskan Hamas.
Kemudian di hari kedua, Israel berhasil melobi Hamas untuk membebaskan 13 tahanan asal Israel dan 7 orang asing.
Di hari ketiga, 13 sandera termasuk 9 anak – anak yang jadi tahanan Hamas telah dipulangkan ke wilayah Israel, sementara 4 sandera berkewarganegaraan asing dipulangkan melalui Mesir.
Di hari keempat, Al Arabiya mencatat Hamas membebaskan 11 sandera yang semuanya berkewarganegaraan ganda, terdiri atas tiga warga Israel-Prancis, dua warga Israel-Jerman dan enam warga Israel-Argentina.
Di hari kelima kesepakatan gencatan senjata, kelompok Hamas kembali melepaskan 10 sandera warga negara Israel dan dua warga negara asing,
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.