Stok Medis Menipis, 350 Ribu Pasien Penyakit Kronis di Gaza Tak Dapat Perawatan Intensif
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan terdapat 350.000 pasien penyakit kronis di Gaza yang tidak menerima pengobatan karena stok medis menipis.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza mengatakan terdapat 350.000 pasien penyakit kronis di Gaza yang tidak menerima pengobatan sejak serangan Israel sejak 7 Oktober.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf Al-Qudra mengatakan banyak pasien yang mengalami komplikasi serius karena stok obat yang menipis.
Ia juga meminta kepada organisasi internasional untuk segera menyediakan obat-obatan.
Tidak hanya stok obat yang menipis, alat-alat medis lainnya juga sudah mulai habis.
Seperti, gas nitro oksida anestesi di ruang operasi rumah sakit, dikutip dari Anadolu Agancy.
Organisasi kesehatan dan hak asasi manusia Palestina dan internasional telah memperingatkan runtuhnya sistem perawatan kesehatan di Gaza akibat perang yang sedang berlangsung.
Hanya 6 Ambulans yang Beroperasi di Jalur Gaza
Saat konferensi pers di Kompleks Medis Al-Shifa pada hari Sabtu, Kemenkes mengatakan saat ini hanya 6 ambulans yang beroperasi di seluruh Jalur Gaza, dikutip dari The News Arab.
Kementerian tersebut, bersama dengan berbagai LSM medis, menuduh Israel secara sistematis menargetkan sistem layanan kesehatan Gaza, termasuk mengebom kru medis dan menahan petugas kesehatan.
Mereka juga mengatakan petugas kesehatan mengalami kesulitan dalam mengoperasikan layanan penting seperti unit perawatan intensif dan penitipan anak.
Situasi ini sangat kritis terutama di wilayah selatan Rafah, di mana infrastruktur kesehatan dan layanan yang rapuh kesulitan memenuhi kebutuhan 1,3 juta pengungsi.
Baca juga: IDF Tarik Mundur Satu Divisi Penuh Pasukan dari Jalur Gaza, Menteri Israel: Kesalahan Besar!
Oleh karena itu, mereka meminta bantuan komunitas Internasional dan lembaga hak asasi manusia untuk membangun kembali sistem kesehatan di Gaza.
Kapasitas Tempat Tidur di RS Gaza Berkurang
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO mengatakan total kapasitas tempat tidur di rumah sakit Gaza berkurang.
Awalnya 3.500, sekarang berkurang menjadi 1.400.
Profesor Nick Maynard dari Oxford University Hospital and Medical Aid for Palestines' (MAP ) mengatakan setiap sudut rumah sakit di Gaza telah dipenuhi oleh korban pengeboman Israel,
"Setiap inci persegi rumah sakit - aula, tangga, ruang tunggu, bangsal - dipenuhi orang-orang yang tergeletak di tanah," katanya.
Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Hingga saat ini, jumlah warga Palestina yang meninggal adalah 24.285 orang.
Sebagian besar korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak.
Menurut PBB, 85 persen penduduk Gaza telah menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel