Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petani di Pemukiman Utara Takut Serangan Hizbullah, Pertanian Israel Hancur: Rugi Rp 2 Triliun 

Hal itu diperparah oleh meningkatnya jumlah pengungsi dari pemukiman Israel di dekat perbatasan Lebanon yang membuat aktivitas ekonomi terhenti.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Petani di Pemukiman Utara Takut Serangan Hizbullah, Pertanian Israel Hancur: Rugi Rp 2 Triliun 
AP
Pemukim Israel tengah menyortir buah delima hasil pertanian mereka di wilayah Askalan, wilayah Palestina yang diduduki Israel, Oktober 2023. 

Petani di Pemukiman Utara Takut Serangan Hizbullah, Pertanian Israel Hancur: Rugi Rp 2 Triliun 

TRIBUNNEWS.COM - Kerugian yang dialami Israel di front utara terus meningkat seiring berlanjutnya pertempuran dengan milisi perlawanan Lebanon, Hizbullah.

Hal itu diperparah oleh meningkatnya jumlah pengungsi dari pemukiman Israel di dekat perbatasan Lebanon yang membuat aktivitas ekonomi terhenti.

Demikian yang dilaporkan surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, dikutip Kamis (18/1/2024).

Baca juga: Sibuk Hancurkan Gaza, Agrikultur Israel Morat-marit, Hasil Panen Yordania Banjiri Pasar 

Ynet, portal online surat kabar tersebut, melaporkan kalau ketakutan akan kekuatan Hizbullah telah menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi para pemukim di utara, terutama para petani, karena mereka tidak dapat bekerja di lahan pertanian yang mereka rampas dari masyarakat Palestina utara dan Lebanon selatan.

Menurut outlet Israel tersebut, kerugian mencapai 500 juta shekel (131 juta dolar AS atau setara Rp 2 Triliun).

“Petani di wilayah utara mengeluhkan kesulitan mencapai lahan pertanian di sepanjang wilayah perbatasan, dan ada dua kerugian yang dialami: buah yang belum dipanen dan kerusakan yang terjadi pada musim panen berikutnya,” kata situs web tersebut.

Berita Rekomendasi

Laporan itu juga mencatat, sejauh ini belum ada yang menghubungi para petani di wilayah utara mengenai skema kompensasi apa pun karena tanaman mereka membusuk di tanah.

Baca juga: Terusir dari Tanah Pendudukan, Pemukim Utara Israel Tak Bisa Segera Kembali ke Rumah Mereka

Yaron Belhassan, CEO Organisasi Petani Buah di "Israel", mengatakan kepada Ynet, kerusakan parah terjadi pada kelangsungan fungsi pertanian di perbatasan utara, karena para petani tidak dapat merawat lahan pertanian mereka dan merawat tanaman mereka sebagai bagian dari persiapan yang diperlukan untuk musim tanam 2024.

Menurut Belhassan, "Ada pembicaraan mengenai kerusakan parah, dan para petani menuntut dibuatnya rencana aksi untuk menerima kompensasi penuh atas kerusakan yang mereka timbulkan, seperti yang terjadi selama perang Lebanon kedua."

“Jika [kompensasi tidak diberikan], seluruh fasilitas akan runtuh,” dia memperingatkan.

Presiden Federasi Petani Israel Dubi Amitay menyerukan untuk tidak menanami lahan terbuka apa pun yang terlihat oleh pihak Lebanon.

Dia menambahkan, meskipun kerusakan tidak dapat diperkirakan secara tepat, diperkirakan kerugian mencapai 500 juta shekel antara al-Jalil dan wilayah Suriah yang diduduki Israel, dataran tinggi Golan.

Baca juga: Tipu-tipu Tentara Israel Agar Pemukim Utara Gak Ngamuk: Ngaku Menyusup ke Lebanon Padahal Kagak

Petani Israel
Pemukim Israel tengah menyortir buah delima hasil pertanian mereka di wilayah Askalan, wilayah Palestina yang diduduki Israel, Oktober 2023.

Para Pemukim Israel Takut Kembali ke Utara

Sebuah laporan yang diterbitkan di The Washington Post membahas krisis yang dihadapi oleh pemukim Israel di tengah peningkatan eskalasi militer di front utara dengan Hizbullah di Lebanon selama sekitar tiga bulan.

Intensitas pertempuran dilaporkan menyebabkan ribuan dari mereka meninggalkan rumah mereka karena takut akan serangan Hizbullah.

“Ini bukan zona perang resmi. Namun ledakan artileri Israel dan rudal Hizbullah bergema di pegunungan yang dipenuhi bebatuan hampir setiap hari,” tulis laporan itu.

David Shtift, seorang pemukim Israel di Kibbutz (pemukiman/desa) Eilon, mengatakan, "Apa yang terjadi di selatan [yaitu di Gaza] persis seperti yang kami katakan bisa terjadi di sini [di Palestina utara], dan masih bisa terjadi."

"Itu nyata," kata Shtift.

Baca juga: Ancam Lebanon, Utusan AS: Belajarlah dari Gaza, Singkirkan Hizbullah dari Perbatasan Israel

Laporan tersebut mengklaim bahwa setidaknya 70.000 pemukim Israel telah meninggalkan permukiman di wilayah utara setelah operasi Perlawanan Hizbullah, sehingga mengubah wilayah tersebut menjadi zona militer tertutup.

Disebutkan bahwa beberapa batalyon Israel yang terdiri dari ribuan tentara telah dikerahkan di sana.

Menurut Wahington Post, pembunuhan Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Saleh al-Arouri, di Beirut oleh Israel "meningkatkan ketakutan di wilayah tersebut bahwa pertempuran di sepanjang perbatasan yang bergejolak ini dapat meledak menjadi perang habis-habisan."

Laporan tersebut mencatat bahwa “Israel” menganggap Hizbullah “sebagai tentara yang memadai dengan pelatihan canggih dan persenjataan sekitar 150.000 rudal,” dan menambahkan bahwa banyak pemukim Israel khawatir bahwa pemerintah Israel, sekali lagi, meremehkan ancaman mematikan tersebut.

Baca juga: Ancaman Hizbullah Bukan Isapan Jempol, Keamanan Israel: 1.500 Roket Bakal Hantam Tel Aviv Tiap Hari

(oln/almydn/Ynet/WP/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas