Populer Internasional: Negara-negara NATO Bangun Bunker - Iran dan Pakistan Berhenti Saling Gempur
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya Iran dan Pakistan sepakat saling serang dan akan memberantas terorisme bersama.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Negara-negara NATO di dekat perbatasan Rusia membangun ratusan bunker, takut bernasib sama dengan Ukraina.
Soal perang Israel-Hamas, seorang pejabat Uni Eropa menyebut Israel sengaja membiayai Hamas untuk melemahkan Otoritas Palestina, benarkah?
Di sisi lain, Iran dan Pakistan berhenti saling serang. Kedua belah pihak sepakat memberantas terorisme bersama.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Tak Ingin Bernasib Seperti Ukraina, Negara NATO ini Bangun Ratusan Bunker di Perbatasan Rusia
Negara-negara anggota NATO yang juga tetangga Rusia kini dalam kewaspadaan tinggi menyusul dicaploknya sebagian wilayah Ukraina oleh Moskow.
Tiga negara anggota NATO yang berdekatan dengan Rusia yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania, juga telah menandatangani proyek pembangunan ratusan bunker.
Petinggi tiga negara Baltik bertemu di Riga dan menyetujui pembangunan apa yang mereka sebut “instalasi pertahanan anti-mobilitas” di perbatasan timur mereka “untuk mengusir kemungkinan agresi Rusia.”
Kini tiga negara pecahan Uni Sovyet tersebut dalam keadaan waspada sangat tinggi terhadap Rusia.
Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur mengatakan, apa pun dilakukan untuk keamanan rakyatnya.
Baca juga: Takut Diserang Putin, 3 Negara Eropa Bangun 600 Bunker di Perbatasan Rusia dan Belarus
2. Blak-blakan, Pejabat Uni Eropa Tuding Israel Biayai Hamas untuk Lemahkan Otoritas Palestina
Kepala Bidang Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menuding Israel membiayai Hamas guna melemahkan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Fatah.
Saat ini Hamas berkuasa di Gaza, sedangkan kubu Fatah berkuasa di Tepi Barat.
Borrell juga menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghalangi setiap upaya untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina.
Akan tetapi, Borrell tidak menyertakan bukti untuk mendukung dua klaimnya itu.
"Kabar buruknya ialah Israel, terutama pemerintahnya, sepenuhnya menolak (solusi dua negara), dan kemarin Netanyahu kembali mengatakannya, seolah dia mendahului pernyataan saya hari ini," kata Borrell saat berpidato di Universitas Valladoid, Spanyol, Jumat, (19/1/2024), dikutip dari Euro News.
Klaimnya itu disampaikan sehari setelah Netanyahu menolak permintaan Amerika Serikat (AS) perihal pendirian negara Palestina.
"Kami meyakini solusi dua negara harus dipaksakan dari pihak luar guna mencapai perdamaian," ujar Borrell.
"Namun, saya menegaskan bahwa Israel yang terus menolak solusi itu telah melangkah jauh hingga menciptakan Hamas sendiri. Ya, Hamas telah dibiayai oleh Israel dalam upaya untuk melemahkan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Fatah," katanya menambahkan.
Borrell menyebut pendirian negara Palestina setelah perang Hamas-Israel berakhir adalah tujuan utama negara Barat.
3. AS Lancarkan Serangan Petang terhadap Houthi, Kerahkan Jet Tempur dan Hancurkan Rudal
Jet tempur Amerika Serikat (AS) kembali menyerang Houthi di Yaman pada hari Jumat, (19/1/2024).
Baca juga: Memalukan, Dua Armada Elite Kapal Perang Inggris Tabrakan, Netizen: Bukan Begitu Cara Perangi Houthi
Menurut pejabat AS, serangan itu menghancurkan tiga rudal antikapal milik Houthi yang sudah direncanakan akan ditembakkan ke Laut Merah bagian selatan.
Dia mengatakan serangan itu dilancarkan dengan jet tempur F-A-18 yang terbang dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower.
Adapun serangan itu adalah serangan keenam terhadap Houthi dalam 10 hari terakhir.
Dikutip dari Associated Press, Komando Pusat AS menyatakan serangan tersebut dilakukan sekitar pukul 18.45 waktu setempat di Ibu Kota Sanaa, Yaman.
AS mendeteksi adanya ancaman terhadap kapal dagang, yakni rudal Houthi. Kemudian, AS menyerang rudal yang sudah siap ditembakkan itu.
Akan tetapi, tidak dijelaskan bagaimana AS menghancurkan rudal itu.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby juga tidak menjelaskan senjata apa yang digunakan AS dalam serangan itu.
Namun, sebelumnya AS menggunakan rudal penjelajah dan bom yang dijatuhkan dari jet tempur.
4. Iran dan Pakistan Berhenti Saling Gempur, Sepakat Berantas Teroris Bersama
Pakistan dan Iran telah sepakat untuk “meredakan” ketegangan setelah keduanya saling berbalas serangan rudal dan pesawat tak berawak (drone) yang menimbulkan kekhawatiran akan ketidakstabilan lebih lanjut di wilayah tersebut.
“Kami dan rekan-rekan di Iran sepakat bahwa kerja sama tingkat kerja dan koordinasi yang erat dalam pemberantasan terorisme dan aspek-aspek lain yang menjadi perhatian bersama harus diperkuat,” kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan, Jumat (19/1/2024), sembari keduanya juga sepakat untuk meredakan situasi.
Awal pekan ini, Iran melancarkan serangan rudal dan drone terhadap kelompok bersenjata Jaish al-Adl di wilayah perbatasan barat daya Pakistan, Balochistan. Tak lama berselang, Pakistan menyerang sasaran kelompok bersenjata di Iran pada Kamis (18/1/2024).
Ketegangan ini membuat Pakistan menarik duta besarnya dari Iran dan melarang mereka kembali ke Teheran, ibukota Iran.
(Tribunnews.com)