Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

107 Hari Perang di Gaza, 3.000 Perempuan Kehilangan Suami, 10.000 Anak Tak Punya Orang Tua

Perang Israel dengan Hamas Palestina telah berlangsung 107 hari. Korban tewas dari warga Gaza mencapai 25.000 orang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in 107 Hari Perang di Gaza, 3.000 Perempuan Kehilangan Suami, 10.000 Anak Tak Punya Orang Tua
AFP/-
Seorang anak pengungsi Palestina duduk di balik kawat berduri di bukit pasir yang menghadap ke kamp darurat di perbatasan Mesir, sebelah barat Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 Januari 2024, saat perang yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Hamas Palestina memasuki hari ke-100. (Photo by AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, PALESTINA - Perang Israel dengan Hamas Palestina telah berlangsung 107 hari.

Korban tewas dari warga Gaza mencapai 25.000 orang.

Dimana mayoritas yang jadi korban adalah anak-anak dan perempuan yakni sekitar 16.000 orang.

Diperkirakan dua ibu kehilangan nyawa setiap jam sejak serangan Israel terhadap Hamas.

Hal ini diungkapkan UN Women atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Perempuan, Jumat (20/1/2024).

UN Women merupakan entitas PBB yang berdedikasi untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

Akibat dari konflik selama lebih dari 100 hari ini, UN Women mencatat setidaknya 3.000 perempuan mungkin telah menjadi janda dan kepala rumah tangga.

Berita Rekomendasi

Setidaknya 10.000 anak mungkin kehilangan ornag tua mereka.

Dalam laporan terbaru, lembaga tersebut menyoroti ketidaksetaraan gender dan beban yang dialami perempuan yang melarikan diri dari pertempuran dengan anak-anak dan terus-menerus tergusur.

Baca juga: Netanyahu Tolak Kesepakatan dengan Hamas untuk Akhiri Perang, Korban di Gaza Sudah Tembus 25.000

Dari populasi 2,3 juta penduduk di wilayah tersebut, disebutkan, 1,9 juta mengungsi dan hampir satu juta adalah perempuan dan gadis yang mencari perlindungan dan keamanan.

Direktur Eksekutif UN Women, Sima Bahous mengatakan ini adalah pembalikan kejam dari pertempuran selama 15 tahun sebelum serangan Hamas pada 7 Oktober.

Sebanyak 67 persen dari semua warga sipil yang tewas di Gaza dan Tepi Barat adalah laki-laki dan kurang dari 14% adalah perempuan.

Ia mengulangi desakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk gencatan senjata kemanusiaan dan pembebasan segera semua tawanan yang ditangkap di Israel pada 7 Oktober.

"Seberapa pun kita berduka atas situasi perempuan dan gadis di Gaza hari ini, kita akan berduka lebih lanjut tanpa bantuan kemanusiaan tanpa batas dan akhir dari penghancuran dan pembunuhan," kata Bahous dalam pernyataannya yang menyertai laporan itu.

"Perempuan dan gadis ini kehilangan rasa aman, obat-obatan, perawatan kesehatan, dan tempat tinggal. Mereka menghadapi bencana kelaparan. Terutama, mereka kehilangan harapan dan keadilan," kata Bahous.

Kelaparan

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan hampir 25.000 warga Palestina tewas dibunuh Israel dalam konflik tersebut 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

PBB mengatakan lebih dari setengah juta orang di Gaza, seperempat dari populasi itu mengalami  kelaparan.

Di Israel, sekitar 1.200 orang tewas selama serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang dan sekitar 250 orang ditahan sebagai tawanan Hamas.

Lebih dari 100 tawanan diyakini masih ditahan di Gaza.

Meskipun eskalasi konflik di Gaza, lembaga tersebut mengatakan organisasi yang dipimpin oleh perempuan dan organisasi hak perempuan terus beroperasi.

Ditemukan bahwa 83% organisasi perempuan yang disurvei di Jalur Gaza setidaknya sebagian beroperasi, terutama fokus pada tanggapan darurat terhadap perang.

Namun UN Women mengatakan analisisnya terhadap pendanaan dari perbandingan selintas tahun lalu untuk Gaza menemukan bahwa hanya 0,09% dari pendanaan langsung diberikan kepada organisasi hak perempuan nasional atau lokal.

Bahous mengatakan, ada kebutuhan untuk lebih banyak bantuan mencapai Gaza, terutama bagi perempuan dan anak-anak, dan untuk mengakhiri perang.

"Ini saatnya untuk perdamaian," katanya.

"Kita berutang ini kepada semua perempuan dan gadis Israel dan Palestina. Ini bukan konflik mereka lagi. Mereka tidak boleh lagi membayar harganya."

Gaza Hancur Total

Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza pada Minggu (21/1/2024) mengungkapkan jumlah warga sipil yang tewas dibantai Israel mencapai 25.105 orang dengan 62.681 lainnya terluka.

Sementara itu, pemerintah Israel tampak jauh dari mencapai tujuannya untuk menghancurkan kelompok Hamas dan membebaskan lebih dari 100 sandera.

Tingkat kematian, kehancuran, dan pengungsian akibat perang ini sudah mencapai titik yang belum pernah terjadi sepanjang konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.

Namun pejabat Israel menyatakan pertempuran kemungkinan akan terus berlanjut selama beberapa bulan ke depan.

Kemajuan yang lambat dan nasib para sandera yang ditahan di Gaza telah memecah belah warga Israel biasa dan pemimpin mereka, bahkan ketika serangan ini mengancam untuk memicu perang yang lebih luas melibatkan kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman yang mendukung Palestina.

Amerika Serikat, yang memberikan dukungan diplomatik dan militer penting untuk serangan ini, hanya mencapai kesuksesan terbatas dalam meyakinkan Israel untuk mengadopsi taktik militer yang lebih mengurangi risiko terhadap warga sipil dan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang lebih banyak.

Sumber: Associated Press / Anadolu

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas