Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terungkap, Hamas Intai Pasukan Israel di Al-Maghazi, Sengaja Buat IDF Merasa Aman Lalu Menyerang

Terungkap, Hamas sudah lama mengintai pasukan Israel di Al-Maghazi dan membuat mereka merasa aman sebelum tiba-tiba menyerang, 24 tentara tewas.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Terungkap, Hamas Intai Pasukan Israel di Al-Maghazi, Sengaja Buat IDF Merasa Aman Lalu Menyerang
Oren ZIV / AFP
Rekan tentara berduka saat pemakaman tentara Israel Ilay Levy di pemakaman militer di Tel Aviv, pada 23 Januari 2024, setelah dia terbunuh dalam pertempuran di Jalur Gaza di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) merilis rincian operasi gabungan antara Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) dan Brigade Al-Quds (sayap militer Jihad Islam Palestina/PIJ) pada Senin (22/1/2024).

Operasi itu merupakan salah satu pertempuran besar melawan pasukan Israel di wilayah Al-Maghazi, Jalur Gaza tengah.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mencatat, 21 tentara dan 3 perwiranya tewas dalam pertempuran besar selama 24 jam dan mengakui hari itu adalah pukulan terberat.

Ternyata, Hamas telah lama menempatkan pejuangnya di Al-Maghazi dan membiarkan pasukan Israel memasuki wilayah itu, seolah mereka sudah pergi dari wilayah itu.

“Mujahidin kami telah ditempatkan selama berminggu-minggu di wilayah operasi timur Al-Maghazi, meskipun terjadi pemboman yang intens dan terus menerus, yang menunjukkan bahwa instruksinya adalah untuk tidak menghadapi pasukan yang menembus Al-Maghazi. Mereka berkemah sambil menunggu target yang berharga,” tulis Brigade Al-Qassam dalam pernyataannya di Telegram, Rabu (24/1/2024) malam.

Brigade Al-Qassam mengatakan pejuangnya sengaja membiarkan Israel menembaki dan menyisir wilayah Al-Maghazi, untuk memberikan rasa aman kepada IDF sebelum para pejuang Brigade Al-Qassam menyergap mereka pada waktu yang tepat.

“Musuh mengintensifkan tembakannya di daerah tersebut dan menyisirnya sampai dia merasa aman, jadi dia memasukkan pasukan teknik, menunjukkan bahwa Mujahidin melihat pasukan musuh maju dan mengidentifikasinya sebagai kekuatan teknik melalui identitasnya dan peralatan," lanjutnya.

Berita Rekomendasi

Para pejuang juga tidak menyerang pasukan Israel yang berada di atas jebakan ladang ranjau yang ditanam oleh Brigade Al-Qassam.

"Mujahidin memilih untuk tidak menghadapi pasukan lain yang berdiri di atas ladang ranjau yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh Qassam," tegasnya, dikutip dari Al Jazeera.

Bahkan, para pejuang Brigade Al-Qassam menunggu pasukan Israel untuk memasang jebakan di rumah-rumah warga Palestina, yang beberapa sudah rusak akibat serangan Israel sebelumnya.

“Mujahidin menunggu pasukan menyelesaikan tugasnya dan memasang bahan peledak, kemudian mereka (pejuang Brigade Al-Qassam) menargetkannya dengan peluru anti-personil, yang menunjukkan bahwa peluru tersebut adalah pemicu bahan peledak yang menyebabkan ledakan yang menghancurkan bangunan dan menewaskan pasukan musuh (Israel)," kata Brigade Al-Qassam.

Baca juga: 24 Tentara Israel Tewas dalam 24 Jam, Hamas: Kami akan Tingkatkan Serangan ke IDF

Sementara itu, Brigade Al-Qassam juga menargetkan kendaraan militer pasukan Israel beserta tentara yang ada di dalamnya.

“Sejalan dengan itu, sebuah tank yang bekerja untuk mengamankan pasukan dihancurkan, dan orang-orang di dalamnya tewas dan terluka," lanjutnya.

Mereka juga menargetkan unit penyelamat pasukan Israel yang datang untuk memberikan bantuan militer.

"Setelah pasukan penyelamat tiba di tempat itu dan melewati ladang ranjau, tank tersebut diledakkan, dan kemudian Mujahidin mundur dengan selamat,” tambahnya.

Salah satu komandan Brigade Al-Qassam membenarkan bahwa pasukan Israel mengebom daerah sekitar operasi dan mengisolasinya, serta mengerahkan alat berat yang bekerja sekitar 12 jam untuk mengambil jenazah tentara Israel dari reruntuhan bangunan.

Hamas Palestina vs Israel

Segera setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel meluncurkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza.

Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 25.700 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (24/1/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 369 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Senin (22/1/2023).

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas