Kota di Rusia Ini Haruskan Tiap Pria Sering Hamili Istrinya, Berikut Alasannya
Wali Kota Mikhail Minenkov dalam sebuah video di saluran Telegramnya meminta agar pria-pria di kotanya segera menghamili istri mereka.
Editor: Hendra Gunawan
“Seseorang tidak boleh tidur, makan, atau minum; sebaliknya, seseorang harus jatuh cinta,” tambah Minenkov.
TRIBUNNEWS.COM -- Bila di sejumlah daerah sebuah keluarga dianjurkan melakukan keluarga berencana (KB) untuk mengendalikan populasi, sebuah kota di Rusia ini justru menginginkan kaluarga memiliki anak sebanyaknya.
Bahkan sang wali kota menginginkan agar suami “menyelinap” ke arah istri mereka dan menghamili mereka malam ini juga.
Hal ini terjadi di Kota Nevinnomyssk di Wilayah Stavropol di Rusia selatan.
Baca juga: Rusia Unggah Video yang Diklaim Tunjukkan Tawanan Perang Naik ke Pesawat yang Jatuh, Ukraina Ragu
Dikutip dari Russia Today, Wali Kota Mikhail Minenkov dalam sebuah video di saluran Telegramnya meminta agar pria-pria di kotanya segera menghamili istri mereka sesering mungkin.
Kota Nevinnomyssk saat ini mengalami krisis dengan masalah kependudukan. Penduduk mereka dianggap sedikit yaitu sekitar 117.000 jiwa.
Sementara tingkat kelahirannya pun sangat rendah, yaitu 700 bayi setiap tahunnya.
Minenkov menjelaskan, ada berbagai alasan mengapa orang enggan memiliki anak, termasuk “keyakinan bahwa mereka belum mendapatkan cukup uang atau keinginan untuk hidup sendiri,” tulis wali kota tersebut.
Namun, dia bersikeras bahwa angka kelahiran yang rendah adalah jalan menuju “degradasi” masyarakat.
“Jika jumlah kita sedikit, kita akan kalah di mana pun dan dalam segala hal,” Minenkov memperingatkan.
Jelas bahwa ada lebih dari 700 “perempuan sehat dan kuat yang mampu menjadi ibu” di Nevinnomyssk, menurut kepala kota.
Baca juga: Rusia Unggah Video yang Diklaim Tunjukkan Tawanan Perang Naik ke Pesawat yang Jatuh, Ukraina Ragu
“Saya ingin berbicara kepada para pria. Malam ini, sembunyi-sembunyilah ke orang-orang tercinta agar tepat dalam sembilan bulan, bukan 700, tapi 10.000 anak yang lahir,” tulisnya.
Agar angka kelahiran meningkat, “seseorang tidak boleh tidur, makan, atau minum; sebaliknya, seseorang harus jatuh cinta,” tambah Minenkov.
Walikota, yang memiliki tiga orang anak, mengakui bahwa komentarnya “mungkin terdengar naif dan lucu.”
Namun dia menegaskan bahwa mengembangkan masyarakat dengan melahirkan lebih banyak anak ke dunia ini adalah “program utama pembangunan kota kami, wilayah kami, dan Rusia secara keseluruhan.”
Badan statistik negara Rosstat melaporkan awal bulan ini bahwa 1,16 juta orang lahir di Rusia antara Januari dan November tahun lalu.
Dikatakan penurunan populasi secara alami telah menurun sebesar 19,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Rosstat juga mempresentasikan perkiraan demografisnya untuk tahun 2046 pada bulan Januari.
Menurut skenario paling optimis, populasi Rusia akan bertambah 4,59 juta orang dan mencapai 150,87 juta orang pada saat itu.
Skenario pesimistis menyebutkan jumlah penduduk yang tinggal di Tanah Air bisa berkurang 15,4 juta menjadi 130,6 juta pada tahun 2046.
Usul Larangan Sterilisasi
Sementara itu anggota majelis rendah Rusia atau Duma, Vitaly Milonov mengatakan warga pria harus dilarang melakukan sterilisasi.
Dalam permohonan tertulis yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko, Milonov berpendapat bahwa selain larangan menyeluruh bagi laki-laki, kontrasepsi permanen bagi perempuan hanya boleh diperbolehkan jika nyawa perempuan tersebut dalam bahaya.
Di Rusia, pria dan wanita berusia 35 tahun ke atas, atau mereka yang memiliki setidaknya dua anak, berhak menjalani operasi sterilisasi, meskipun ada pengecualian untuk penyakit mental serius dan penyakit parah.
Milonov mengatakan bahwa meskipun akses terhadap operasi sterilisasi di Rusia “agak terbatas,” namun dalam beberapa kasus, operasi sterilisasi tetap tersedia “bagi mereka yang tidak memiliki alasan medis yang kuat untuk melakukan hal tersebut.”
Jumlah operasi sterilisasi wanita di Rusia mencapai angka tertinggi dalam 16 tahun pada tahun 2022, menurut data dari badan statistik Rosstat.
Jumlah total operasi dari tahun 2010 hingga 2022 meningkat sebesar 20% menjadi 15.000. Sebaliknya, jumlah aborsi terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Sterilisasi sukarela masih relatif jarang di Rusia dibandingkan dengan negara-negara seperti AS, di mana sekitar 600.000 oklusi tuba dan 200.000 vasektomi dilakukan setiap tahunnya.
Secara total, 10% wanita kemudian menyesali keputusan untuk menjalani sterilisasi, menurut analisis Survei Pertumbuhan Keluarga Nasional AS. Wanita yang menjalani sterilisasi sebelum usia 30 tahun lebih mungkin mengalami penyesalan dibandingkan mereka yang menjalani prosedur tersebut.