Galaxy Leader, Kapal Pro-Israel yang Disita Houthi Jadi Objek Wisata Kebanggaan Yaman
Galaxy Leader, kapal Pro-Israel yang disita Houthi menjadi objek wisata warga Yaman. Kapal ini menjadi kebanggaan warga Yaman yang dukung Palestina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Kelompok Ansarallah Houthi di Yaman mengubah kapal sitaan, Galaxy Leader, sebagai objek wisata bagi warga Yaman.
Kapal Galaxy Leader adalah kapal Inggris yang berhubungan dengan Israel, yang disita oleh Houthi pada 19 November 2023 sebagai protes agresi Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza.
Diketahui, Inggris adalah salah satu sekutu Israel, selain Amerika Serikat (AS).
Houthi terus mengincar puluhan kapal di Laut Merah terkait Israel, Inggris, dan AS dengan rudal dan drone.
Kebanggaan Rakyat Yaman
Kapal Galaxy Leader yang disita oleh Houthi menjadi kebanggaan bagi rakyat Yaman, yang menyatakan dukungannya kepada Palestina, karena berhasil menyita kapal terkait Israel.
Bendera Yaman dan Palestina dikibarkan di kapal Galaxy Leader, dan spanduk bertuliskan slogan-slogan menentang AS dan Israel digantung di kapal.
Salah satu warga Yaman, Zubair al-Haidari dari Sanaa, rela melakukan perjalanan selama 5 jam dan menempuh lebih dari 200 kilometer dari Hodeidah untuk mengunjungi kapal Galaxy Leader.
“Merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami sebagai warga Yaman bahwa angkatan bersenjata kami melakukan pekerjaan luar biasa ini untuk mendukung saudara-saudara mereka yang tertindas di Palestina dan Gaza,” kata Zubair al-Haidari kepada AFP, Senin (29/1/2024).
Zubair berlayar bersama sepuluh warga Yaman dari wilayah utara Sanaa, dengan perahu kayu kecil.
Mereka lalu mengambil foto dan video diri mereka sendiri saat mendekati kapal Galaxy Leader.
Baca juga: Catatan Serangan Houthi: 10 Kali Gempur Israel, 20 Kali Bombardir Kapal di Laut Merah
Warga Yaman lainnya, Muhammad Al-Baydani, menempuh perjalanan sekitar 400 kilometer dari Kegubernuran Al-Bayda ke Kegubernuran Al-Hudaydah.
Perjalanannya memakan waktu sekitar delapan jam.
Muhammad Al-Baydani mengatakan kapal Galaxy Leader yang disita oleh Houthi adalah sumber martabat dan kebanggaan bagi rakyat Yaman.
Seorang anggota biro politik Houthi, Hizam al-Assad, mengatakan antusiasme warga Yaman mengunjungi kapal itu adalah bukti keberanian melawan Israel.
“Berkumpulnya masyarakat Yaman ke kapal yang saat ini menjadi tujuan wisata ini adalah bukti masyarakat Yaman, dengan kesadaran dan telah bersemangat untuk melakukan perjalanan menemui musuh," kata Hizam al-Assad.
Wisata ke Kapal Galaxy Leader
Kunjungan ke kapal Galaxy Leader diselenggarakan sepanjang hari dalam seminggu kecuali Sabtu dan Selasa dari jam 08.00-11.00 waktu setempat.
Perjalanan menuju tempat tertahannya kapal di lepas pantai Hodeidah memakan waktu sepuluh menit dengan biaya 500 riyal Yaman (1 dolar) untuk setiap pengunjung.
Pengunjung kemudian tiba di sebelah kapal yang berlabuh di lepas pantai Al-Salif di Kegubernuran Al-Hudaydah (barat), dan menaiki tangga besi putih, dikutip dari Al Arabiya.
Mereka diizinkan mengambil foto kenang-kenangan dan yang lain menampilkan tarian tradisional Bura Yaman yang diiringi lagu Houthi sambil membawa belati tradisional.
Setelah pengunjung menghabiskan waktu satu jam di kapal, mereka berangkat dengan perahu yang sama.
Di tengah jalan, mereka meneriakkan, “Tuhan Maha Besar, matilah Amerika, matilah Israel. Atas perintahmu, wahai Al-Aqsa.”
Hamas Palestina vs Israel
Segera setelah Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.
Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 26.637 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (30/1/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 369 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Senin (22/1/2023).
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel