Gelombang Kekerasan Terjadi di Tepi Barat, Amnesty Sebut Israel Lakukan Pembunuhan di Luar Hukum
Amnesty International menyatakan pasukan Israel telah melakukan pembunuhan di luar hukum.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi hak asasi manusia, Amnesty International, merilis pernyataan yang menggambarkan “gelombang kekerasan brutal” terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel.
Amnesty International menyatakan, pasukan Israel telah melakukan pembunuhan di luar hukum, termasuk menggunakan kekuatan mematikan dan tanpa kebutuhan atau secara tidak proporsional selama protes dan penggerebekan.
“Pembunuhan di luar hukum ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum hak asasi manusia internasional dan dilakukan dengan impunitas dalam konteks mempertahankan penindasan sistematis dan dominasi sistematis rezim Israel terhadap warga Palestina,” ujar Direktur Penelitian Global, Advokasi, dan Kebijakan Amnesty International, Erika Guevara-Rosas, Senin (5/2/2024), dilansir Al Jazeera.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa pasukan Israel memblokir bantuan medis kepada orang-orang yang mengalami luka yang mengancam jiwa, dan menyerang paramedis yang berupaya membantu warga Palestina yang terluka.
Diberitakan Reliefweb, Amnesty International menyelidiki empat kasus simbolis di mana pasukan Israel menggunakan kekuatan mematikan yang melanggar hukum.
Adapun tiga di antaranya yakni insiden pada bulan Oktober dan satu pada bulan November, yang mengakibatkan pembunuhan di luar hukum terhadap 20 warga Palestina, termasuk tujuh anak-anak.
Peneliti mewawancarai 12 orang dari jarak jauh, 10 di antaranya adalah saksi mata, termasuk responden pertama, dan warga setempat.
Laboratorium Bukti Krisis organisasi tersebut memverifikasi 19 video dan empat foto dalam memeriksa empat insiden ini.
Selama beberapa bulan terakhir, Israel telah meningkatkan serangan mematikan di Tepi Barat dan ketegangan meningkat.
Dalam satu insiden baru-baru ini, pasukan Israel melakukan penggerebekan dengan menyamar sebagai staf medis.
Setidaknya 507 warga Palestina terbunuh di Tepi Barat pada tahun 2023, termasuk 81 anak-anak.
Baca juga: 540 Tentara Israel Terluka Gara-gara Ceroboh, Termasuk 21 Insiden Ditembak Teman Sendiri
Hal itu menjadikan tahun paling mematikan bagi warga Palestina sejak Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mulai mencatat korban jiwa pada tahun 2005.
“Di bawah kedok pemboman tanpa henti dan kejahatan kekejaman di Gaza, pasukan Israel telah melancarkan kekuatan mematikan yang tidak sah terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, melakukan pembunuhan di luar hukum dan menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap kehidupan warga Palestina."
"Pembunuhan di luar hukum ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum hak asasi manusia internasional dan dilakukan dengan impunitas dalam konteks mempertahankan penindasan sistematis dan dominasi sistematis rezim Israel terhadap warga Palestina,” kata Erika Guevara-Rosas.
“Kasus-kasus ini memberikan bukti mengejutkan mengenai konsekuensi mematikan dari penggunaan kekerasan yang tidak sah oleh Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat."
"Pihak berwenang Israel, termasuk sistem peradilan Israel, terbukti tidak mau menjamin keadilan bagi para korban Palestina."
"Dalam iklim yang hampir mencapai impunitas total ini, sistem peradilan internasional harus turun tangan."
"Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional harus menyelidiki pembunuhan dan cedera ini sebagai kemungkinan kejahatan perang berupa pembunuhan yang disengaja dan dengan sengaja menyebabkan penderitaan besar atau cedera serius."
"Situasi di Palestina dan Israel merupakan ujian besar bagi legitimasi dan reputasi pengadilan. Ia tidak boleh gagal," paparnya.
Update Perang Israel-Hamas
Tim penyelamat mencari korban selamat ketika pemerintah setempat mengatakan 30 orang tewas dalam serangan udara Israel terhadap 'rumah aman' dan sebuah masjid di Gaza tengah.
Petugas kesehatan, pasien, dan pengungsi Palestina yang terjebak di dalam Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza benar-benar ketakutan, lapor Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera ketika video menunjukkan penembak jitu Israel membunuh setidaknya tujuh warga Palestina di dekatnya.
Juru bicara Houthi menolak penolakan AS atas hubungan antara perang Gaza dan serangan di Laut Merah, ketika AS melancarkan lebih banyak serangan ke Yaman.
Militer Israel melakukan penggerebekan di Tepi Barat yang diduduki, menangkap 11 warga Palestina di Tulkarem, Ramallah, dan Halhul.
Militer Israel mengatakan mereka membunuh puluhan pejuang Palestina dalam 24 jam.
Sayap bersenjata kelompok Jihad Islam Palestina yang berbasis di Gaza mengatakan mereka melakukan serangan terhadap pasukan Israel di Khan Younis.
Menteri Luar Negeri AS dijadwalkan berada di Arab Saudi, saat ia memulai kunjungan kelimanya ke Timur Tengah sejak 7 Oktober 2023.
Baca juga: Tolak Tawaran Perang, 30.0000 Warga Pilih Kabur Tinggalkan Israel
Komando Pusat Angkatan Darat AS mengatakan pihaknya menghancurkan lima rudal Houthi yang siap diluncurkan dari Yaman.
Ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina berunjuk rasa di luar Grammy Awards ke-66 di Los Angeles.
Seorang pria Palestina ditembak mati di Israel selatan setelah diduga berusaha mengambil senjata seorang petugas polisi Israel.
Setidaknya 27.365 orang telah tewas dan 66.630 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Revisi jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.
(Tribunnews.com/Nuryanti)