Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Marah, Panggil Dubes Israel Gara-gara Tak Hargai Moskow yang Bantu Melobi Hamas

Rusia memanggil Dubes Israel Simona Halperin karena ia tidak menghargai Moskow yang bantu negosiasi dengan Hamas untuk bebaskan sandera.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Rusia Marah, Panggil Dubes Israel Gara-gara Tak Hargai Moskow yang Bantu Melobi Hamas
X
Simona Halperin, Duta besar Israel untuk Rusia yang dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Rusia karena pernyataannya yang tidak menghargai Rusia. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Rusia memanggil duta besar baru Israel untuk Moskow, Simona Halperin, setelah pernyataannya yang tidak menghormati Rusia atas upayanya membebaskan sandera Israel yang ditahan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.

“Kami memanggil duta besar Israel dengan latar belakang pernyataan tidak dapat diterima yang dia keluarkan yang mendistorsi pendekatan kebijakan luar negeri Rusia dan fakta sejarah yang dibela oleh Rusia," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya, Senin (5/2/2024).

Bagi Rusia, pernyataan Simona Halperin adalah awal yang mengecewakan sejak ia memulai misinya sebagai duta besar Israel untuk Rusia pada Desember 2023.

"Apa yang membuat Rusia tidak senang adalah bahwa duta besar Israel berbicara dengan tidak hormat mengenai upaya yang dilakukan Rusia dalam kontaknya yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah penyanderaan," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Rusia selama ini menjalin hubungan baik dengan anggota Hamas dan berupaya untuk mendorong negosiasi terkait pembebasan sandera, termasuk warga Israel, di Jalur Gaza.

Kementerian Luar Negeri Rusia tersinggung dengan pernyataan Simona Halperin yang mengatakan Holocaust hanya terjadi pada orang Yahudi.

Padahal, menurut Rusia, Holocaust juga terjadi pada orang non-Yahudi selama Perang Dunia II termasuk warga Uni Soviet.

Berita Rekomendasi

"Usulan bahwa Holocaust adalah pemusnahan orang-orang Yahudi saja bertentangan dengan resolusi Majelis Umum PBB, dan refleksi Simona Halperin tentang perlunya mengubah kalender negara Rusia, yang mendekati campur tangan dalam urusan dalam negeri Rusia," lanjutnya.

Dubes Israel Sindir Posisi Rusia dalam Konflik Gaza

Sebelumnya, Duta besar Israel untuk Moskow, Simona Halperin, melakukan wawancara dengan surat kabar Rusia "Kommersant" baru-baru ini.

Simona Halperin mengatakan Rusia meremehkan pentingnya Holocaust.

Baca juga: IDF Lanjutkan Genosida di Gaza, Rusia: Holocaust Harusnya Tak Buat Israel Kebal Hukum

“Saya tidak mengerti mengapa Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov meremehkan pentingnya peristiwa brutal ini," kata Simon Halperin kepada Kommersant.

"Belum pernah dalam sejarah dunia mengenal genosida seperti itu, yang sistematis atas dasar nasionalis. dan orang-orang Yahudi adalah satu-satunya yang terkena hal ini," lanjutnya.

Ia menyinggung lambannya respon Rusia untuk mengutuk serangan Hamas.

Duta besar Israel itu tidak terima karena Rusia masih berhubungan baik dengan anggota Hamas.

"Rusia belum mengklasifikasikan Hamas sebagai kelompok teroris, dan masih berhubungan dengan para anggotanya," lanjutnya, mengulangi propaganda Israel.

Simona Halperin percaya Rusia berada di sisi Afrika Selatan yang mengajukan gugatan terhadap Israel atas tuduhan genosida warga Palestina di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda pada 29 Desember 2023.

Sidang ICJ yang berlangsung pada 11-12 Januari 2024, menghasilkan perintah sementara pada 26 Januari 2024 agar Israel mengambil enam tindakan sementara untuk mencegah genosida dan memastikan bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza.

ICJ juga memerintahkan Israel untuk menyimpan bukti pencegahan genosida dan menyerahkan laporan ke ICJ dalam waktu satu bulan mengenai kepatuhannya terhadap perintah itu.

Hamas Palestina vs Israel

Segera setelah kelompok perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.

Kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 27.365 jiwa sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (4/2/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Anadolu.

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas