Warga Ukraina Kirim Bahan Peledak ke Rusia, Diselundupkan Pakai Aki Mobil
Warga Ukraina mendalangi pengiriman bahan peledak ke Voronezh di Rusia, yang diduga untuk merencanakan penyerangan di perbatasan Rusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Dinas Keamanan Negara Georgia menyita pengiriman bahan peledak dengan tujuan kota Voronezh di Rusia dari pelabuhan Odesa di Ukraina.
Dinas Keamanan Negara Georgia mencegat muatan itu setelah tiba dengan minivan di perbatasan Georgia-Turki pada 19 Januari 2024.
Mereka mengatakan bahan peledak itu disembunyikan di dalam muatan aki mobil.
Bahan peledak itu diduga akan diaktifkan dengan bantuan detonator listrik dan pengatur waktu.
"Kargo ilegal tersebut, termasuk enam alat peledak canggih dengan berat total 14 kilogram, telah dikirim dari kota pelabuhan Odessa di Ukraina," kata Dinas Keamanan Negara Georgia dalam sebuah pernyataan, Senin (5/2/2024), dikutip dari The Moscow Times.
Pengiriman bahan peledak itu melalui jalur darat yang cukup panjang di berbagai negara.
Di antaranya, dikirim dari Ukraina melalui Rumania, Bulgaria dan Turki, dan menuju Voronezh, sebuah kota Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.
Dinas Keamanan Negara Georgia tidak mengatakan bahan peledak itu untuk apa.
Pada tahun 2022, penyelidik Rusia mengatakan satu truk berisi bahan peledak, yang digunakan dalam serangan yang merusak Jembatan Krimea pada tahun itu, telah memasuki Rusia dari Ukraina melalui rute yang sama.
Warga Ukraina Dalangi Pengiriman Bahan Peledak ke Rusia
Pengiriman bahan peledak itu diduga diorganisir oleh seorang warga negara Ukraina asal Georgia bernama Andrey Sharashidze, menurut laporan Dinas Keamanan Negara Georgia.
Baca juga: Zelensky akan Rombak Kabinet Ukraina, Bukan Hanya Jenderal Valery Zaluzhny
Andrey Sharashidze, yang lahir di kota pesisir Batumi, Georgia, mencalonkan diri dalam pemilihan lokal di Odessa pada tahun 2020 untuk partai Hamba Rakyat pimpinan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Menurut Dinas Keamanan Negara Georgia, tujuh warga negara Georgia, tiga warga Ukraina, dan dua warga Armenia terlibat dalam pengiriman bahan peledak tersebut.
Namun, badan tersebut mengatakan mereka yang ditangkap mungkin tidak tahu benda apa yang sedang mereka angkut.
"Orang-orang yang dimaksud mungkin tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang mengangkut bom," tegas Dinas Keamanan Negara Georgia.
Bahan Peledak Tingkat Militer
Dinas Keamanan Negara Georgia menegaskan dalam hasil penyelidikannya bahwa bahan peledak itu akan dikirim ke Voronezh.
"Sebagai hasil dari tindakan komprehensif yang dilakukan oleh Pusat Anti-Terorisme, berdasarkan kesaksian para saksi yang diwawancarai dan file audio yang ditemukan, ditetapkan bahan peledak tersebut dimaksudkan untuk dikirim ke Rusia, khususnya ke kota Voronezh," tegas Dinas Keamanan Negara Georgia.
Bom-bom tersebut berisi bahan peledak plastik C-4 tingkat militer dan tampaknya dibuat oleh spesialis tingkat tinggi, menurut pernyataan badan itu.
“Menyebarkan alat semacam itu di daerah ramai mungkin akan menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa dalam skala besar,” kata badan itu memperingatkan.
Badan tersebut juga tidak mengesampingkan kemungkinan para tersangka berencana menggunakan beberapa bahan peledak untuk melancarkan serangan di Georgia, dikutip dari Barrons.
Dinas Keamanan Negara Georgia melanjutkan investigasinya untuk mengetahui identitas semua orang yang terlibat dalam kegiatan kriminal, produsen bahan peledak dan rute mana yang diselundupkan ke Georgia.
Sementara itu, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kabar tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)