Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Analis Perkirakan Langkah Houthi Selanjutnya di Laut Merah: Potong Kabel Internet

Analis memperkirakan langkah Houthi selanjutnya di Laut Merah, yakni potong kabel internet bawah laut. Houthi membantah tuduhan tersebut.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Analis Perkirakan Langkah Houthi Selanjutnya di Laut Merah: Potong Kabel Internet
Khaled Ziad / AFP
Anggota penjaga pantai Yaman ketika orang lain menaiki kapal patroli di Laut Merah di lepas pantai kota Mokha yang dikuasai pemerintah di provinsi Taiz barat, dekat Selat Bab al-Mandab yang strategis, pada 12 Desember 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Yaman yang diakui PBB memperingatkan adanya kemungkinan bahwa kelompok militan Houthi akan memutus kabel internet bawah laut di lepas pantai Laut Merah, Insider melaporkan.

Moammar Al-Eryani, menteri informasi, kebudayaan dan pariwisata pemerintahan Aden, memposting pernyataan tersebut lewat X dengan mengutip analisis yang dipublikasikan di Gulf International Forum.

Analisis tersebut memperingatkan potensi perubahan strategi Houthi di Laut Merah.

Langkah seperti ini akan mengubah strategi Houthi dari menargetkan pengiriman barang menjadi menargetkan arus informasi global.

Kelompok Houthi sebelumnya telah menyangkal tuduhan tersebut.

Dalam analisis yang dipublikasikan pekan lalu, analis Emily Milliken di DC-brd Askari Defense & Intelligence menyebut kabel bawah laut sebagai target Houthi berikutnya.

Mengomentari serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel, Milliken menambahkan bahwa kelompok tersebut dapat menyesuaikan strateginya untuk mengatasi target baru dan mungkin lebih penting, yakni kabel telekomunikasi bawah laut di selat Bab el-Mandeb.

BERITA REKOMENDASI

Milliken menyinggung sebuah postingan di saluran Telegram yang dilaporkan berafiliasi dengan Houthi yang membagikan peta kabel bawah laut.

Ia menyebut bahwa jaringan kabel tersebut tidak hanya menghubungkan Yaman tetapi juga seluruh benua.

“Bahkan kerusakan sebagian pada kabel bawah laut dapat menghilangkan akses internet di wilayah yang luas, sehingga menyebabkan gangguan ekonomi besar,” tulisnya.

Saat ini, Houthi memang tidak memiliki teknologi kapal selam untuk mencapai perairan dalam yang biasa dilalui kabel, tulis Milliken.

Baca juga: Houthi: AS dan Inggris Sudah Lancarkan 300 Serangan ke Yaman Sejak Bulan Lalu

Namun, tambahnya, perairan yang relatif dangkal di wilayah tersebut membuat hal ini lebih mungkin dilakukan, terutama dengan bantuan pelatihan penyelam tempur dan kepemilikan ranjau laut.

Perusahaan Telekomunikasi Umum Yaman mengutuk ancaman tersebut dalam sebuah pernyataan kepada The Guardian.

Menurut outlet tersebut, Yemen Telecom juga mendesak kelompok telekomunikasi untuk tidak bekerja sama dengan Houthi untuk mencegah kabel tersebut jatuh ke tangan mereka.

Pada bulan Desember, Kementerian Telekomunikasi dan Teknologi Informasi yang dikuasai Houthi di Yaman mengatakan pihaknya menyangkal segala bentuk ancaman yang diberitakan di media.

Dikatakan bahwa larangan terhadap kapal-kapal Israel – yang mereka anggap sebagai musuh – tidak berlaku bagi mereka yang melakukan pekerjaan pada kabel tersebut.

Pernyataan terbaru ini muncul di tengah serangan AS di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

Pada hari Minggu (4/2/2024), Komando Pusat AS mengumumkan bahwa mereka telah menyerang empat rudal jelajah anti-kapal yang diklaim sedang disiapkan untuk digunakan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Serangan Houthi terhadap pelayaran, yang berlangsung sejak November lalu, adalah sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza.

Houthi sebelumnya telah menyatakan perang terhadap Israel pada 31 Oktober 2023, dengan menembakkan drone dan rudal dari ibu kota Sanaa.

Mengutip Reuters dan wilsoncenter.org, Houthi adalah sebuah gerakan Syiah Zaidi yang memerangi pemerintah Yaman, yang mayoritas Sunni, sejak tahun 2004.

Houthi mengambil alih Ibu Kota Yaman, Sanaa, pada September 2014 dan menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman pada 2016.

Para pejabat Yaman dan negara-negara Sunni telah berulang kali menuduh bahwa Iran dan kaki tangannya, Hizbullah, telah memberikan senjata, pelatihan, dan dukungan keuangan kepada Houthi.

Namun para pejabat Iran dan Hizbullah membantah atau meremehkan klaim tersebut.

Sebagai bagian dari “Poros Perlawanan” yang didukung oleh Iran, Houthi telah mendukung Palestina sejak Hamas menyerang Israel.

Baca juga: Beri Peringatan, Pemimpin Houthi Sebut Italia akan Jadi Sasaran jika Gabung dalam Serangan di Yaman

Juru bicara militer Houthi Yahya Saree menyalahkan Israel atas ketidakstabilan di Timur Tengah, dan mengatakan bahwa lingkaran konflik di wilayah tersebut meluas karena kejahatan yang terus berlanjut.

Kelompok Houthi akan terus melancarkan serangan sampai agresi Israel di Gaza berhenti, ujarnya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas