Kunjungan Bintang Film Dewasa Whitney Wright ke Bekas Kedutaan Besar AS di Iran Picu Kontroversi
Bintang film dewasa asal Amerika Serikat (AS), Whitney Wright (32) menuai kontroversi setelah mengunjungi Iran dan berkunjung ke bekas Kedubes AS.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang bintang film dewasa asal Amerika Serikat (AS), Whitney Wright menuai kontroversi setelah mengunjungi Iran.
Whitney Wright (32), berasal dari Oklhahoma, ia tiba di Iran minggu lalu, kemudian melakukan tur dan berkunjung ke bekas kedutaan besar AS di Teheran.
Wanita itu membagikan perjalanannya di media sosialnya pada Senin (6/2/2024) dan mengonfirmasi telah meninggalkan negara itu.
Beberapa foto saat Wright melakukan tur di unggah di Instagram, salah satu fotonya menjadi viral.
Potret dirinya terlihat mengenakan hijab yang diwajibkan di Iran, berdiri di samping bendera AS yang diturunkan di bekas kedutaan AS di Teheran.
Wright menulis di akun Instagram-nya bahwa dia sangat ingin mengunjungi kedutaan dan museum-museum lain di Teheran.
Setelah fotonya viral, Wright menyatakan bahwa reaksi negatif di jejaring online yang dia terima sangatlah ekstrim.
“Saya berbagi pameran dari museum yang belum pernah dilihat,” tulis Wright di Instagram.
“Ini bukan dukungan dari pemerintah," lanjutnya.
Sebagai warga negara AS, Wright memerlukan visa untuk kunjungannya.
Ketika ditanya tentang kunjungan Wright dalam konferensi pers mingguan pada hari Senin (6/2/2024), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang kunjungan tersebut.
Baca juga: Tak Mau Perangi Teheran, AS Ingin Berangus Militan Dukungan Iran di Timur Tengah
“Tentu saja, warga negara AS tidak menghadapi hambatan untuk melakukan perjalanan ke Republik Islam Iran, dan warga negara Iran dapat melakukan perjalanan ke AS," uranya, dikutip dari Iranintl.
"Kesetaraan peluang itu bisa dinilai tersendiri,” ujarnya.
“Saya tidak tahu mengenai masalah yang Anda maksud,” kata Naser Kanaani ketika ditanya oleh seorang reporter pada konferensi pers mingguannya hari Senin tentang “kunjungan seorang warga negara Amerika” ke Iran.
“Warga Amerika tidak dilarang bepergian ke Iran,” katanya.
Situs berita semi-resmi, Tasnim mengutip sumber informasi yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Whitney Wright tidak diundang ke Iran oleh organisasi mana pun.
Wanita itu melakukan perjalanan ke Iran secara pribadi dan setelah mendapatkan visa.
"Sistem penerbitan visa tidak menyadari sifat pekerjaannya yang tidak bermoral dan tidak senonoh,” lapor situs berita semi-resmi Tasnim.
Kunjungannya ke kedutaan dan Istana Golestan di Teheran dilakukan seperti kunjungan biasa dan tanpa undangan apa pun.
Sarang Spionase
Pihak berwenang Iran mengatakan kedutaan tersebut adalah “sarang spionase” sebelum diambil alih setelah Revolusi Iran tahun 1979 dan sejak itu diubah menjadi museum.
Di sinilah staf kedutaan ditahan selama 444 hari, sehingga memperburuk permusuhan yang masih terjadi dalam hubungan Iran-AS hingga saat ini.
Warga AS Diminta Tidak Melakukan Perjalanan ke Iran
Kantor berita Associated Press mengutip Departemen Luar Negeri AS yang mengatakan pihaknya telah memperingatkan warga Amerika untuk menghindari perjalanan ke Iran dan “meningkatkan kewaspadaan karena risiko penahanan yang salah”.
Pada bulan September, Iran dan AS menyelesaikan pertukaran tahanan yang telah direncanakan selama bertahun-tahun.
Washington dan Teheran telah menukar lima tahanan Iran yang ditahan atas tuduhan menghindari sanksi AS terhadap Iran dengan lima warga negara AS yang ditahan atas tuduhan mata-mata yang menurut Washington palsu.
AS dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik, sejak AS memutuskan hubungan mereka pada tahun 1980, tak lama setelah pengambilalihan kedutaan di Teheran.
Kontroversi Serupa
Ini bukan pertama kalinya kunjungan artis bintang film dewasa Barat ke Iran menimbulkan kontroversi.
Pada tahun 2016, artis Inggris Candy Charms melakukan perjalanan ke Iran untuk menjalani operasi plastik di hidungnya, yang memicu kemarahan dan mendapat reaksi keras di dunia maya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)