AS Klaim Iran Arahkan Houthi Pilih Kapal yang Lebih Menguntungkan untuk Diserang di Laut Merah
Seorang diplomat senior AS, mengklaim bahwa Iran membantu kelompok militan Houthi Yaman memilih kapal yang lebih menguntungkan untuk diserang.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Seorang diplomat senior Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa Iran membantu kelompok militan Houthi di Yaman untuk memilih kapal yang lebih menguntungkan untuk diserang di Laut Merah.
Sejak perang Israel-Hamas meletus, Houthi melancarkan serangan terhadap kapal-kapal komersial dan militer yang melintasi Laut Merah sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina.
Kementerian Luar Negeri AS mengumumkan bahwa Utusan Khusus AS untuk Yaman, Tim Lenderking, melakukan perjalanan ke kawasan Teluk untuk mencari cara menghentikan serangan Houthi yang didukung Iran di Laut Merah.
Dia akan bertemu dengan rekan-rekan regionalnya untuk membahas deeskalasi, menghentikan serangan Houthi yang sedang berlangsung di Laut Merah, dan memperbarui fokus pada upaya menjamin perdamaian jangka panjang bagi rakyat Yaman.
Menjelang perjalanannya, diplomat AS tersebut berbicara dengan Middle East Institute yang berbasis di Washington tentang situasi di Yaman dan Houthi.
"Kami menduga Iran membantu, bersekongkol, berbagi intelijen, memilih target kapal, dan menentukan yang mana yang lebih menguntungkan," katanya dalam sebuah wawancara yang direkam, dikutip dari Al Arabiya.
“Sekali lagi, kami melihat peran yang sangat negatif yang dimainkan Iran di kawasan dengan mengipasi konflik ini,” kata Lenderking.
Dia menambahkan bahwa Houthi tidak hanya berdampak pada rata-rata warga Yaman, tetapi mereka juga “merusak perdamaian di Yaman.”
“Kegiatan seperti ini membuat para donor menjauh,” katanya.
Lenderking mengungkapkan bahwa upaya diplomatik dilakukan untuk mencoba dan menemukan kemunduran bagi Houthi yang akan memungkinkan situasi membaik dan menjauh dari aspek kinetik.
“Kita perlu melihat deeskalasi yang serius di Gaza dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang melakukan hubungan diplomatik di wilayah tersebut, sedang bekerja sangat keras untuk mencapai hal tersebut," urainya.
Baca juga: AS-Inggris vs Militan Yaman di Laut Merah, Siapa Target Houthi dan Senjata Apa yang Digunakan?
Menurut Pentagon, Houthi telah menyerang atau mengancam pelayaran internasional dan komersial lebih dari 40 kali sejak 19 November 2023.
Mereka mengatakan menargetkan kapal-kapal yang berangkat dan pulang dari Israel.
Namun, belakangan AS menyebut Houthi menargetkan kapal-kapal komersial yang tidak ada hubungannya dengan Israel serta kapal perang AS dan Inggris di wilayah tersebut.
Dilansir The Guardian, Houthi mengatakan mereka telah berhasil menargetkan kapal Inggris dan AS di Laut Merah.
Klaim Houthi inimenimbulkan keraguan atas efektivitas gelombang serangan AS-Inggris terhadap lokasi rudal milik kelompok tersebut di Yaman.
Tak satu pun dari kedua kapal tersebut mengalami kerusakan parah.
Tapi insiden tersebut akan menggarisbawahi perlunya kapal komersial membayar premi asuransi yang lebih tinggi atau menempuh rute yang lebih lama dan lebih mahal untuk menghindari ancaman serangan Houthi.
Kapal ketiga menjadi sasaran pada Selasa (6/2/2024) sore, namun tidak terkena serangan, setidaknya meyakinkan Inggris bahwa kemampuan Houthi mungkin telah terdegradasi oleh serangan udara AS-Inggris.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)