Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nikaragua Ancam Seret Jerman, Kanada, Belanda, Inggris ke ICJ karena Diduga Bantu Israel Serang Gaza

Nikaragua mengeluarkan memorandum yang mendesak Jerman, Inggris, Belanda, dan Kanada untuk berhenti mendukung dan memasok senjata ke Israel.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Nikaragua Ancam Seret Jerman, Kanada, Belanda, Inggris ke ICJ karena Diduga Bantu Israel Serang Gaza
AFP/REMKO DE WAAL
Tal Becker, Penasihat Hukum Kementerian Luar Negeri Israel, menghadiri Mahkamah Internasional (ICJ) menjelang sidang kasus genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan, di Den Haag pada 11 Januari 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Nikaragua mengancam akan mengajukan kasus ke Mahkamah Internasional atau ICJ terhadap Jerman, Kanada, Belanda, dan Inggris karena membantu Israel melakukan serangan di Gaza.

Dilansir PressTV, dalam sebuah pernyataan, otoritas eksekutif di Nikaragua memperingatkan negara-negara Barat terhadap kemungkinan keterlibatan mereka dalam pelanggaran hukum dan konvensi kemanusiaan internasional.

Nikaragua mendesak keempat negara tersebut untuk segera menghentikan penyediaan senjata, amunisi, dan teknologi karena Israel mungkin menggunakannya untuk melanggar Konvensi Genosida di Gaza.

Dikatakan bahwa negara-negara yang mendukung Israel berkewajiban untuk menghentikan pasokan ke Israel sejak adanya potensi Israel melakukan genosida di Gaza.

Bulan lalu, Afrika Selatan mendapat pujian internasional karena membela warga Palestina dengan mengajukan gugatan kasus tuduhan genosida terhadap Israel.

ICJ diminta untuk memutuskan apakah Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza, yang keputusan finalnya mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun.

Presiden Mahkamah Internasional (ICJ) Pengacara AS Joan Donoghue (2 kanan) berunding dengan rekan-rekannya di pengadilan di Den Haag pada 12 Januari 2024, sebelum sidang kasus genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan.
Presiden Mahkamah Internasional (ICJ) Pengacara AS Joan Donoghue (2 kanan) berunding dengan rekan-rekannya di pengadilan di Den Haag pada 12 Januari 2024, sebelum sidang kasus genosida terhadap Israel yang diajukan oleh Afrika Selatan. (Remko de Waal / ANP / AFP)

Sejak Israel melancarkan agresi militernya terhadap Gaza, lebih dari 27.585 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh di Jalur Gaza, menurut kementerian kesehatan.

Berita Rekomendasi

Pada sidang tanggal 26 Januari 2024, ICJ memutuskan beberapa langkah sementara terhadap Israel.

Permintaan utama Afrika Selatan adalah agar ICJ memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi di Gaza, tetapi pengadilan tidak mengabulkannya.

Namun, ICJ menginstruksikan Israel untuk mencegah militernya melakukan tindakan yang mungkin dianggap genosida, mencegah dan menghukum hasutan untuk melakukan genosida, dan untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.

Organisasi Negara-Negara Islam (OKI), sebuah blok beranggotakan 57 orang, yang mencakup Arab Saudi, Iran, Pakistan, dan Maroko, menyuarakan dukungan mereka terhadap kasus yang diajukan Afrika Selatan tersebut.

Baca juga: Tolak Putusan Mahkamah Internasional Terhadap Israel, Hakim Uganda Tidak Diakui Negaranya Sendiri

Malaysia, Turki, Yordania, Bolivia, Liga Arab, Kolombia dan Brasil, serta banyak kelompok advokasi dan kelompok masyarakat sipil di seluruh dunia juga telah bergabung dalam seruan Afrika Selatan.

Amerika Serikat menyuarakan penolakannya terhadap kasus genosida tersebut.

Sekutu Israel di Barat, termasuk Uni Eropa, sebagian besar berdiam diri terhadap kasus ICJ.

Inggris, yang menolak mendukung kasus ini, dituduh menerapkan standar ganda.

Sekitar sebulan sebelumnya, Inggris menyerahkan dokumen hukum terperinci ke ICJ untuk mendukung klaim bahwa Myanmar melakukan genosida terhadap komunitas Rohingya.

Israel menggempur Rafah saat diplomasi gencatan senjata berlanjut

Sementara itu, dalam perkembangan terbaru perang di Jalur Gaza, serangan Israel menghantam sebuah gudang di Deir el-Balah dan sebuah rumah di Rafah, Aljazeera melaporkan.

Kedua gedung itu menampung warga Palestina yang terlantar, menewaskan dan melukai banyak orang.

PBB mengatakan segala kemungkinan harus dilakukan untuk menghindari serangan besar-besaran Israel terhadap Rafah, sebuah kota di Gaza selatan, yang menurut PBB dapat menyebabkan hilangnya nyawa dalam skala besar.

Soal proposal gencatan senjata, Hamas secara resmi memberikan tanggapan yang positif.

Namun Qatar dan AS mengatakan kesepakatan apa pun akan memakan waktu.

Menteri Luar Negeri AS Blinken tiba di Israel untuk membahas tanggapan Hamas terhadap usulan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan Israel-Hamas setelah kunjungan ke Mesir dan Qatar.

Hingga saat ini, setidaknya 27.585 orang tewas dan 66.978 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas