Di Balik Sulitnya Zelensky Dongkel Panglima Zaluzhny, Antara Perang dan Persaingan Politik
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ternyata sudah lama menginginkan panglima perangnya Valeri Zaluzhny didepak dari jabatannya.
Editor: Hendra Gunawan
Ketiga, popularitas Valeri Zaluzhny, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina justru melonjak dikalangan militer dan masyarakat.
Hal ini bakalan menjadi masalah, manakala Ukraina yang rencananya tahun ini menggelar pemilihan presiden, kalau tidak terjadi perang.
Zaluzhny yang dianggap lebih polpuler dan menjadi kepercayaan militer dan warga Ukraina mengancam karir politik Zelensky.
Kantor tersebut mempertanyakan keandalan hasil survei, melarang keras tim peneliti mempublikasikannya, dan tidak menunjukkannya kepada tim Presiden atau siapa pun di luar lingkaran kecil.
Presentasi diadakan pada tanggal 24 Januari. Dan pada tanggal 29, Zelensky mengundang Zaluzhny ke Jalan Bankova, tempat Kantor Presiden berada, dan menawarinya kesempatan untuk memilih posisi baru di tim.
Ternyata Presiden sudah berulang kali menawarkan ke sejumlah pejabatnya yang akhirnya lengser, diantaranya adalah Perdana Menteri Oleksii Honcharuk yang lengser pada tahun 2020 lalu Jaksa Agung Iryna Venediktova pada Juli 2022.
Dan terakhir adalah Yulia Laputina, Menteri Urusan Veteran Ukraina yang mengundurkan diri pada pekan ini.
Namun hal itu tidak terjadi pada Zaluzhny. Panglima tentara Ukraina ini adalah orang pertama menolak mengundurkan diri.
Presiden menyarankan agar Zaluzhny mencari posisi baru, seperti menjadi penasihat modernisasi angkatan darat.
Sebagai tanggapan, Zaluzhny berterima kasih kepada Zelenskyy atas "keterusterangannya" tetapi menolak usul tersebut.
Ia pun menolak saran agar ia menulis surat pengunduran diri. Zaluzhny menilai, jika Panglima Tertinggi memutuskan untuk mengganti Panglima TNI, hal itu merupakan kewenangannya dan sudah menjadi keputusannya.
Zaluzhnyi dan timnya menghabiskan seminggu setelah pertemuan terkenal itu menunggu pemecatan. Selama ini, Kantor Kepresidenan dan Menteri Pertahanan Umierov masih berusaha meyakinkan Zaluzhnyi untuk "memilih posisi" di timnya.
Ia bahkan ditawari posisi Duta Besar untuk negara anggota NATO.
Seorang duta besar harus warga sipil, dan Zaluzhnyi adalah jenderal militer. Jadi dia harus mengundurkan diri terlebih dahulu, dan itu tidak mungkin dilakukan selama darurat militer,” ungkap sumber yang dekat dengan Zaluzhnyi.