Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Hampir 1.000 Serdadu Ukraina Hilang Dalam Tugas Saat Kekalahan di Avdiivka

Kota yang dianggap strategis, karena jadi salah satu benteng pertahanan terkuat di wilayah Donbass, Ukraina timur, akhirnya dicaplok juga oleh Rusia.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Hampir 1.000 Serdadu Ukraina Hilang Dalam Tugas Saat Kekalahan di Avdiivka
RNZ News
Tentara Ukraina yang ditarik mundur dari medan perang Avdiivka. Kota itu jatuh ke tangan Rusia setelah pertempuran selama empat bulan 

TRIBUNNEWS.COM -- Jatuhnya Kota Avdiivka menjadi kekalahan besar bagi Ukraina.

Kota yang dianggap strategis, karena jadi salah satu benteng pertahanan terkuat di wilayah Donbass, Ukraina timur, akhirnya dicaplok juga oleh Rusia.

Selain itu, para pejabat Barat memperkirakan hampir 1.000 tentara Ukraina dinyatakan hilang dalam tugas.

Baca juga: Janda Pembangkang Kremlin Alexei Navalny Akhirnya Muncul, Siap Pimpin Gerakan Pro Demokrasi Rusia

The New York Times memberitakan bahwa pejabat Barat memperkirakan jumlah tentara Ukraina yang telah hilang antara 850 hingga 1.000 personel.

"Mereka itu hilang atau tertangkap oleh pasukan Rusia," demikian pernyataan tentara yang dikutip media asal AS tersebut.

Jumlah itu dianggap akurat mengingat penarikan mundur tentara Ukraina dari peperangan dianggap sangat terlambat.

Avdiivka meski adalah sebuah kota kecil, akan tetapi dianggap strategis secara militer dan menjadi salah satu pusat penyerangan ke sejumlah perbatasan di Rusia.

Berita Rekomendasi

Dengan mundurnya Ukraina dari kota itu, oleh Rusia dianggap sebagai kerugian simbolis dan pukulan telak bagi Ukraina yang terus melemah.

Avdiivka telah menjadi pusat pertarungan yang emosional. Namun menurut New York Times, AS mengatakan bahwa hal itu bukanlah kemunduran strategis yang signifikan.

Baca juga: Pilot Pengkhianat yang Bajak Helikopter Rusia Tewas Ditembak di Spanyol

Video yang belum diverifikasi dan diunggah ke media sosial juga menunjukkan pasukan Rusia mengeksekusi pasukan Ukraina di dalam dan sekitar kota.

Hal ini semakin menjatuhkan mental para pejuang Ukraina. Padahal negara itu sedang membutuhkan lebih banyak pasukan dan tidak bisa kehilangan pejuang berpengalaman.

Ukraina berencana memobilisasi 500.000 warganya jadi tentara, namun upaya initelah menemui hambatan politik dan terhenti di Parlemen.

Penangkapan ratusan tentara dapat mempersulit upaya perekrutan, dan para pejabat militer berusaha meremehkan jumlah dan signifikansi tentara yang hilang tersebut.

Ditinggal dalam Keadaan Terluka

Sementara itu diberitakan sebelumnya, Ukraina banyak meninggalkan para tentaranya yang terluka saat peperangan.

Militer Presiden Volodymyr Zelensky tak kuasa membawa mereka mundur, mereka membiarkan pasukan terluka dan meninggalkan mereka.

Media Ukraina, Strana.ua memberitakan, Rusia mengambil penuh Avdiivka setelah benteng terakhir Avdiivka yaitu sebuah pabrik telah dikuasai.

Panglima Angkatan Bersenjata Jendral Oleksandr Syrsky dan komandan kelompok Tavria Tarnavsky mengumumkan bahwa keputusan telah dibuat untuk mundur dari kota demi menyelamatkan nyawa para prajurit.

Namun akibat terlalu lambannya penarikan tentara Ukraina, masih banyak dari mereka yang tercecer.

Strana mengungkapkan bahwa Ukraina meninggalkan begitu saja tentaranya yang terluka.

Hal ini terungkap dalam sebuah rekaman video percakapan seorang perwira di kota tersebut.

Perwira muda berjulukan Django mengatakan bahwa dia dan pasukan yang terluka lainnya ditinggalkan di posisinya dan anggota unit lainnya pergi.

Di area benteng Zenit Angkatan Bersenjata Ukraina, menurut kesaksian para pejuang Ukraina, mereka diperintahkan untuk meninggalkan yang terluka dan mundur.

Media Ukraina mempublikasikan cerita saudarinya "Django".

Ekaterina kakak perempuan Django sempat berkomunikasi dan mengatakan kalau adiknya terjebak dalam sebuah benteng pabrik bersama sejumlah tentara lain. Mereka telah menunggu satu setengah hari untuk dievakuasi.

Kebanyakan dari mereka terbaring karena luka, termasuk Django.

“Django, ketika dia menelepon saya, dia sangat kesakitan, mereka menyuntiknya dengan semua yang tersisa, namun obatnya habis dan begitu pula makanannya,” kata Ekaterina.

Beberapa jam kemudian dia memberi tahu Ekaterina bahwa tidak akan ada evakuasi dan mereka dibiarkan mati.

Pada panggilan berikutnya, “Django” melaporkan bahwa komando telah setuju bahwa Rusia akan menjemput mereka dan mengibarkan bendera putih.

Tepat saat panggilan berlangsung, kerabat melihat orang Rusia memasuki ruangan dan menangkap mereka.

“Adikku sudah dua tahun berada di Avdiivka, tanpa izin, tanpa rotasi. Saya harap mereka (tentara Rusia) akan mengobatinya di sana, di Donetsk, kakinya bengkak. Setidaknya mereka tidak menembaknya,” kata saudari itu.

Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa sebanyak 1.500 tentara Ukraina telah gugur dalam peperangan memperebutkan kota tersebut dalam sehari.

"Sekitar 1.500 tentara Ukraina tewas saat mereka mundur, meninggalkan senjata dan peralatan mereka." Demikian pegumuman Rusia pada hari Minggu (18/2/2024) diberitakan oleh Russia Today.

“Di bawah tembakan terus menerus dari pasukan Rusia, hanya formasi militan Ukraina yang tersebar” yang berhasil melarikan diri dari kota tersebut. (New York Time/Strana/Russia Today)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas