Kebanjiran Pesanan Rudal Imbas Perang, Amerika Bakal Lipatgandakan Produksi Senjata
Sejak tahun 2022 Lockheed Martin setidaknya memproduksi lebih dari 5.000 unit GMLRS, meningkat dari tahun sebelumnya hanya memproduksi sekitar 4.600.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Memanasnya perang Rusia-Ukraina serta konflik bersenjata di Timur Tengah, membuat pesanan senjata perang khususnya rudal dan mesin roket buatan Amerika mengalami lonjakan permintaan yang tajam.
Menurut laporan Reuters, dalam setahun terakhir Roket Peluncuran Berganda Terpadu (GMLRS) buatan pabrik Lockheed Martin menjadi senjata tempur yang paling banyak dipesan oleh sejumlah negara sekutu salah satunya Ukraina.
Berkat lonjakan tersebut sejak tahun 2022 Lockheed Martin setidaknya memproduksi lebih dari 5.000 unit GMLRS, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya memproduksi sekitar 4.600 unit.
Baca juga: SBU Menahan 2 Eksekutif Ukraina yang Dicurigai Bantu Elite Oligarki Rusia Gelapkan Produksi Senjata
Bahkan kabarnya di tahun 2024, Lockheed Martin akan kembali melipatgandakan produksi GMLRS menjadi 10.000 pengiriman dan bertambah 14.000 unit pengiriman pada tahun 2025.
Tak tanggung – tanggung untuk mensukseskan rencana ini Presiden Amerika Joe Biden menambah anggaran tahunan sebesar 11 miliar, demi bisa menggenjot produksi senjata presisi yang sangat mematikan.
Di antaranya pembuatan prototipe hipersonik dan pengadaan Joint Air-to-Surface Standoff Missile (JASM), dan Long-Range Standoff Missile (JASM), Rudal Anti Kapal (LRASM), dan Rudal Standar 6 (SM-6).
Tak hanya rudal, Lockheed kabarnya akan melipatgandakan produksi Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) dari 48 per tahun menjadi 60 per tahun dan diprediksi mampu memenuhi kapasitas 96 per tahun pada akhir tahun 2024.
Rencananya untuk mempercepat produksi di tengah tingginya permintaan, produsen rudal Lockheed Martin akan menggandeng perusahaan rintisan swasta Ursa Major untuk memasok mesin roket Northrop Grumman dan L3 Harris Technologies serta X-Bow Systems.
“Segera setelah saya mendapatkan anggaran TA (tahun fiskal) ’24, pemerintah akan memberikan kesempatan pada perusahaan kecil yang akan melakukan manufaktur aditif pada motor roket padat,” Heidi Shyu, wakil menteri pertahanan Amerika.
Amerika Kuasai Ekspor Senjata Dunia
Apabila produksi rudal dan roket peledak terus digenjot Amerika, maka hal tersebut akan membuat negara Paman Sam itu menjadi penguasa ekspor dunia di tahun 2024.
Berdasarkan data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), pada 2022 kemarin Amerika Serikat tercatat sebagai eksportir senjata dunia terbesar dengan proporsi pangsa pasar 40 persen secara global.
Adapun negara yang paling banyak menerima pasokan senjata dari Amerika Serikat adalah Arab Saudi dengan proporsi 19 persen dari total ekspor senjata Amerika Serikat. Disusul Jepang sebanyak 8,6 persen dan Australia 8,4 persen.
Disusul dengan Qatar yang mengimpor senjata dari AS sebanyak 6,7 persen, Kuwait dengan total 4,8 persen dan Uni Emirat Arab 4,4 persen.